Therapeutic Guidelines sebagai antibiotika profilaksis pada pasien apendisitis
akut karena memiliki presentase SSI 5 ASHP, 2013.
2. Waktu pemberian
Pemberian antibiotika profilaksis pada pasien apendisitis akut di RS Baptis Batu Jawa Timur hanya dilakukan sebelum operasi. Hasil penelitian menunjukkan
antibiotika profilaksis yang diberikan kurang atau sama dengan 1 jam sebelum operasi dilakukan dan paling sering diberikan 30 menit sebelum operasi.
Jika antibiotika profilaksis diberikan terlalu awal lebih dari 1 jam sebelum operasi dapat mengakibatkan konsentrasi antibiotika profikasis dalam darah dan
jaringan tidak memadai Kanji,et al., 2008 dan ASHP, 2013, sehingga efektifitas antibiotika dalam melindungi pasien dari bakteri penyebab infeksi menjadi
berkurang sehingga risiko terjadinya infeksi setelah operasi pun dapat meningkat Steinberg, et al., 2009.
Tabel VII
.
Distribusi waktu pemberian antibiotika sebelum operasi operasi di RS Baptis Batu Jawa Timur tahun 2011
No Antibiotika Profilaksis
Jumlah Kasus Berdasarkan Waktu Pemberian Antibiotika Sebelum Operasi
30’ 35’
40’ 45’
50’ 55’
60’
1
Seftriakson 10
4 2
1 1
4 2
2
Sefotaksim 6
1 3
2 2
TOTAL 16
5 5
3 1
4 4
n=38
42,1 13,2
13,2 7,9 2,6 10,5 10,5
3. Cara pemberian
Pada penelitian ini semua antibiotika diberikan secara intravena IV. Pemberian secara intavena IV bertujuan untuk mencapainya konsentrasi
antibiotika yang tinggi dalam darah dan lokasi penyayatan. Hal ini dikarenakan antibiotika tidak mengalami proses absorpsi terlebih dahulu di saluran
gastrointestinal, tetapi langsung mengalami distribusi lalu masuk ke sirkulasi sistemik setelah diadministrasikan. Akibatnya konsentrasi antibiotika dalam darah
dan jaringan pun dapat diperoleh dalam waktu yang lebih singkat Bryant, et al., 2010.
4. Dosis pemberian
Dosis pemberian antibiotika seftriakson dan sefotaksim sebagai profilaksis pada pasien operasi apendisitis akut di RS Baptis Batu Jawa Timur adalah 1 gram
hingga 2 gram untuk pasien dewasa dan anak – anak. dengan usia lebih dari 12 tahun sedangkan pada pasien anak-anak yang berusia kurang dari 12 tahun,
seftriakson diberikan pada dosis 1 gram. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel VIII yang menunjukkan bahwa
antibiotika paling banyak diberikan pada dosis 2 gram, yaitu pada seftriakson sebesar 15 kasus atau 40 n=38 sedangkan pada sefotaksim pemberian dosis 2
gram sebanyak 7 kasus atau 18 n=38. Pemberian dosis 1 gram menempati urutan kedua yaitu seftriakson dengan 9 kasus atau 24 dan sefotaksim sebesar 7
kasus atau 18 n=38. Antibiotika sefalosporin, khususnya seftriakson, memiliki konsentrasi yang memadai dalam darah dan jaringan untuk melawan bakteri
penyebab infeksi setelah pemberian dalam dosis 1 gram maupun 2 gram Martin et al., 1996 dan Pollock, et al., 1982.
Hal ini menunjukkan bahwa pemberian antibiotika sefalosporin dalam dosis 1 gram atau 2 gram dapat digunakan untuk