Tujuan Khusus Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

klindamisin. 4 Antibiotika yang dapat menghambat metabolisme sel bakteri. Contoh : sulfonamide. 5 Antibiotika yang dapat menghambat sintesis asam nukleat. Contoh : rifampisin dan golongan kuinolon. c. Berdasarkan struktur kimia antibiotika Berdasarkan struktur kimianya, suatu antibiotika dapat dikelompokkan ke dalam 10 kelompok, yaitu sebagai berikut ini. 1 Golongan penisilin : Amoksisilin, penisilin, metampisilin, bacampisilin. 2 Golongan aminoglikosida : Streptomisin, tobramisin, gentamisin, kanamisin, neomisin. 3 Golongan tetrasiklin : Doksisiklin, tetrasiklin, minosiklin, oksitetrasiklin. 4 Golongan makrolida : Entromisin, spiramisin, klaritromisin 5 Golongan kuinolon : Ofloksasin, suprofloksasin, levofloksasin, trovafloksasin. 6 Golongan sulfonamid : Kotrimoksazol, trimetoprim, sulfametoksaxol. 7 Golongan amfenikol : Kloramfenikol, tiamfenikol. 8 Antibiotik lain : Metronidazol, tinidazol, ornidazol. WHO, 2013 d. Berdasarkan sifat toksisitas selektif Berdasarkan sifat toksisitas selektif, ada antibiotika yang bersifat menghambat pertumbuhan mikroba, dikenal sebagai aktivitas bakteriostatik, dan ada yang bersifat membunuh mikroba, dikenal sebagai aktivitas bakterisid. Kadar minimal yang diperlukan untuk menghambat pertumbuhan mikroba atau membunuhnya, masing – masing dikenal sebagai Kadar Hambat Minimal KHM dan Kadar Bunuh Minimal KBM Setiabudy, 2007.

3. Prinsip dasar penggunaan antibiotika

Penggunaan terapeutik antibiotika di klinik bertujuan untuk membasmi bakteri penyebab infeksi. Penggunaan antibiotika ditentukan berdasarkan indikasi dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut Setiabudy, 2007: a. Gambaran klinik penyakit infeksi, yakni efek yang ditimbulkan adanya bakteri dalam tubuh hospes, b. Efek terapi antibiotika pada penyakit infeksi diperoleh hanya sebagai akibat kerja antibiotika itu sendiri terhadap biomekanisme bakteri, dan tidak terhadap biomekanisme tubuh hospes. c. Antibiotika dapat dikatakan bukan obat penyembuh penyakit infeksi karena antibiotika dalam pengertian sebenarnya merupakan senyawa obat yang menyingkatkan waktu yang diperlukan tubuh hospes untuk sembuh dari suatu penyakit infeksi dengan cara menghambat bakteri penyebab penyakit infeksi. Menurut World Health Organization WHO Global Strategy, penggunaan antibiotika yang tepat adalah penggunaan antibiotika yang efektif dari segi biaya dengan peningkatan efek terapeutik klinis, meminimalkan toksisitas obat dan meminimalkan terjadinya resistensi WHO, 2001. Indikasi penggunaan antibiotika dapat digolongkan menjadi antibiotika untuk terapi definitif, terapi empiris dan terapi profilaksis. Penggunaan antibiotika berdasarkan mikroorganisme penyebab yang telah teridentifikasi disebut pengobatan definitif. Pada terapi secara empiris, pemberian antibiotik diberikan pada kasus infeksi yang belum diketahui jenis bakteri penyebabnya, sedangkan terapi profilaksis adalah terapi yang diberikan untuk pencegahan pada pasien yang rentan terkena infeksi. Antibiotika yang diberikan adalah antibiotika yang berspektrum sempit dan spesifik Kakkilaya, 2008.

B. Antibiotika Profilaksis

Antibiotika profilaksis yaitu antibiotika yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi baik sebelum maupun sesaat setelah terpapar mikroorganisme patogen tetapi belum menunjukan manifestasi infeksi Anonim, 2000. Waktu pemberian antibiotik profilaksis merupakan hal yang paling penting. Antibiotik harus diberikan ½ - 1 jam sebelum operasi untuk memastikan kadar obat yang cukup pada waktu operasi Dipiro, 2005. Penggunaan antibiotika profilaksis dalam operasi melibatkan pertimbangan risiko dan keuntungan. Maka dari itu harus dihentikan setelah 24 jam setelah prosedur operasi Anonim, 2000. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan tahun 2011 dasar pemberian antibiotika profilaksis yaitu : 1 Sesuai dengan sensitivitas dan pola bakteri patogen terbanyak pada kasus yang bersangkutan. 2 Spektrum sempit untuk mengurangi risiko resistensi bakteri. 3 Toksisitas rendah.

Dokumen yang terkait

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH APENDISITIS DI RUMAH SAKIT “X” TAHUN 2014 Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis Pada Pasien Bedah Apendisitis Di Rsud Dr Moewardi Tahun 2014.

3 18 14

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN OPERASI APENDIKTOMI DI RUMAH SAKIT Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis Pada Pasien Operasi Apendiktomi Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Tahun 2013.

0 2 12

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN OPERASI APENDEKTOMI DI RUMAH SAKIT Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis Pada Pasien Operasi Apendiktomi Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Tahun 2013.

0 3 13

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Infeksi Saluran Pernafasan Akut Di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi Tahun 2011-2012.

0 6 17

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA DAERAH Dr. RM SOEDJARWADI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009.

0 1 16

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Infeksi Saluran Kemih Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo Tahun 2011.

0 1 14

Evaluasi penggunaan antibiotika profilaksis pada pasien operasi apendisitis akut di Instalasi Rawat Inap RSUD Badung Provinsi Bali tahun 2011.

0 4 101

Evaluasi penggunaan antibiotika pada Pasien Febris Rawat Inap di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.

0 1 174

RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN GASTROENTERITIS AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT “X” DI SURABAYA TIMUR

0 2 15

Evaluasi penggunaan antibiotika profilaksis pada pasien yang menjalani operasi apendisitis akut di RS Panti Rapih tahun 2009 - USD Repository

0 0 108