Waktu pemberian Cara pemberian

apendisitis akut. Seftriakson adalah jenis antibiotika profilaksis yang paling banyak digunakan, yaitu 24 kasus atau 63 dan sefotaksim 14 kasus atau 37. Penggunaan tunggal antibiotika profilaksis jenis seftriakson dan sefotaksim yang termasuk dalam antibiotika sefalosporin generasi ketiga ini sesuai dengan pedoman umum, karena 2 jenis antibiotika profilaksis tersebut seftriakson dan sefotaksim mempunyai aktifitas lemah dalam melawan bakteri anaerob Gnann, et al ., 1982 dan Rolfe, et al., 1982. Sefalosporin generasi ketiga seftriakson, sefotaksim, dan seftazidim dapat melawan bakteri gram negatif Escherichia coli, shigella, salmonella, klebsiella, proteus, enterobacter, serratia dan beberapa bakteri gram positif S. pneumonia , S. aureus Javelosa, et al., 1989, Farber, et al., 1982, dan Hartley, et al ., 1977. . Padahal bakteri anaerob dan bakteri gram negatif merupakan mikroorganisme yang paling banyak menyebabkan infeksi setelah operasi pada pasien operasi apendisitis akut, terutama Bacteroides fragilis dan Escherichia coli Elhag, et al., 1986 dan Lau, et al., 1984. Hal ini menunjukkan aktivitas antibakteri sefalosporin generasi ketiga sesuai dengan mikroorganisme patogen penyebab infeksi. Maka sebaiknya, pemilihan dan penggunaan antibiotika sefalosporin generasi ketiga dikombinasi dengan metronidazole yang bisa membunuh bakteri anaerob sehingga dapat melindungi pasien dalam mencegah terjadinya infeksi setelah operasi apendisitis akut. Pada penelitian ini ditemukan ada 2 pasien yang memiliki usia, berat badan yang hampir sama tetapi mendapatkan jenis antibiotika profilaksis yang berbeda yaitu pada pasien dengan no RM 50955 usia 34 tahun berat badan 51 kg mendapat antibiotika profilaksis jenis seftriakson dan pasien dengan no RM 51128 berat badan 50 kg mendapat antibiotika profilaksis jenis sefotaksim. Hal ini didasarkan pada pengalaman dari dokter bedah yang menangani pasien tersebut karena menurut dokter bedah selama ini belum pernah terjadi silang alergi dan infeksi setelah operasi. Tabel X . Distribusi jumlah kasus menurut jenis antibiotika profilaksis yang sesuai dan tidak sesuai pedoman umum WHO, 2009; Kanji, et al., 2008; dan ASHP, 2013 di RS Baptis Batu Jawa Timur tahun 2011 No Jenis Antibiotika Pedoman Umum WHO, 2009; Kanji, et al., 2008; dan ASHP, 2013 Jumlah n=38 1 Seftriakson Tidak Sesuai 24 63 2 Sefotaksim Sesuai 14 37

2. Waktu pemberian

Pada penelitian ini antibiotika profilaksis diberikan kurang dari atau sama dengan 1 jam sebelum operasi. Waktu pemberian tersebut sesuai dengan pedoman umum WHO Guidelinesfor Safe Surgery WHO, 2009, dan Antimicrobial Prophylaxis in Surgery Kanji, et al., 2008 yang merekomendasikan antibiotika profilakis diberikan kurang dari 1 jam sebelum operasi dimulai. Kurangnya efektivitas antibiotika salah satunya disebabkan oleh waktu pemberian yang tidak optimal James, et al., 2008. Antibiotika profilaksis yang diberikan terlalu awal lebih dari 1 jam sebelum operasi dimulai tidak cukup memadai untuk melindungi pasien dari bakteri-bakteri penyebab infeksi hingga prosedur operasi selesai dilakukan WHO, 2009 dan Kanji, et al., 2008.

Dokumen yang terkait

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH APENDISITIS DI RUMAH SAKIT “X” TAHUN 2014 Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis Pada Pasien Bedah Apendisitis Di Rsud Dr Moewardi Tahun 2014.

3 18 14

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN OPERASI APENDIKTOMI DI RUMAH SAKIT Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis Pada Pasien Operasi Apendiktomi Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Tahun 2013.

0 2 12

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN OPERASI APENDEKTOMI DI RUMAH SAKIT Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis Pada Pasien Operasi Apendiktomi Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Tahun 2013.

0 3 13

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Infeksi Saluran Pernafasan Akut Di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi Tahun 2011-2012.

0 6 17

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA DAERAH Dr. RM SOEDJARWADI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009.

0 1 16

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Infeksi Saluran Kemih Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo Tahun 2011.

0 1 14

Evaluasi penggunaan antibiotika profilaksis pada pasien operasi apendisitis akut di Instalasi Rawat Inap RSUD Badung Provinsi Bali tahun 2011.

0 4 101

Evaluasi penggunaan antibiotika pada Pasien Febris Rawat Inap di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.

0 1 174

RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN GASTROENTERITIS AKUT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT “X” DI SURABAYA TIMUR

0 2 15

Evaluasi penggunaan antibiotika profilaksis pada pasien yang menjalani operasi apendisitis akut di RS Panti Rapih tahun 2009 - USD Repository

0 0 108