mendapat antibiotika profilaksis jenis seftriakson dan pasien dengan no RM 51128 berat badan 50 kg mendapat antibiotika profilaksis jenis sefotaksim. Hal ini
didasarkan pada pengalaman dari dokter bedah yang menangani pasien tersebut karena menurut dokter bedah selama ini belum pernah terjadi silang alergi dan
infeksi setelah operasi.
Tabel X
. Distribusi jumlah kasus menurut jenis antibiotika profilaksis yang sesuai dan tidak sesuai pedoman umum WHO, 2009; Kanji, et al., 2008; dan ASHP,
2013 di RS Baptis Batu Jawa Timur tahun 2011
No Jenis
Antibiotika Pedoman Umum WHO, 2009;
Kanji, et al., 2008; dan ASHP, 2013
Jumlah n=38
1
Seftriakson Tidak Sesuai
24 63
2 Sefotaksim
Sesuai 14
37
2. Waktu pemberian
Pada penelitian ini antibiotika profilaksis diberikan kurang dari atau sama dengan 1 jam sebelum operasi. Waktu pemberian tersebut sesuai dengan pedoman
umum WHO Guidelinesfor Safe Surgery WHO, 2009, dan Antimicrobial Prophylaxis in Surgery Kanji, et al., 2008
yang merekomendasikan antibiotika profilakis diberikan kurang dari 1 jam sebelum operasi dimulai. Kurangnya
efektivitas antibiotika salah satunya disebabkan oleh waktu pemberian yang tidak optimal James, et al., 2008. Antibiotika profilaksis yang diberikan terlalu awal
lebih dari 1 jam sebelum operasi dimulai tidak cukup memadai untuk melindungi pasien dari bakteri-bakteri penyebab infeksi hingga prosedur operasi
selesai dilakukan WHO, 2009 dan Kanji, et al., 2008.
Tabel XI
. Distribusi jumlah kasus menurut waktu pemberian antibiotika profilaksis yang sesuai dan tidak sesuai pedoman umum WHO, 2009; Kanji, et al.,
2008; dan ASHP, 2013 di RS Baptis Batu Jawa Timur tahun 2011
No Waktu
Pemberian Antibiotika
Pedoman Umum WHO, 2009;
Kanji, et al., 2008; dan ASHP, 2013
Jumlah n= 38
1 ≤ 1 jam sebelum
operasi Sesuai
38 100
2 1 jam sebelum
operasi tidak sesuai
3. Cara pemberian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh antibiotika profilaksis diberikan secara intravena IV. Pemberian antibiotika profilaksis secara intravena
IV ini sesuai dengan pedoman umum WHO Guidelines for Safe Surgery WHO, 2009, Antimicrobial Prophylaxis in Surgery Kanji, et al., 2008, dan ASHP
Therapeutic Guidelines ASHP, 2013.
Hal ini dikarenakan antibiotika profilaksis yang diberikan secara intravena IV tidak mengalami proses absorpsi tetapi langsung masuk ke dalam sirkulasi
sistemik, sehingga konsentrasi antibiotika dapat diperoleh dengan cepat dan tepat Bryant, et al., 2010 dan Hessen, et al., 2004.
Pasien operasi apendisitis akut harus mendapat antibiotika profilaksis secara intravena IV agar konsentrasi antibiotika tinggi dalam waktu singkat
sehingga dapat mencegah terjadinya infeksi setelah operasi.