35
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah.
Eksperimental murni merupakan penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan cara member perlakuan
pada satu atau lebih kelompok eksperimen dan membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan Wasis, 2008.
Rancangan acak lengkap merupakan teknik random sampling. Teknik ini merupakan cara yang terbaik dalam menetapkan sampel yang representatif. Dalam
teknik ini semua individu dalam populasi diberi kesempatan yang sama untuk menjadi untuk menjadi sampel Wasis, 2008. Yang dimaksud pola searah yaitu
variabel bebas yang diberikan hanya satu, melihat pengaruh pemberian dosis dekokta daun Macaranga tanarius L. terhadap aktivitas analgesik.
B. Variabel dan Definisi Operasional
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel utama
a. Variabel bebas. Variabel bebas penelitian ini adalah dosis dekokta daun Macaranga tanarius L.
b. Variabel tergantung. Jumlah geliat pada mencit betina galur Swiss terinduksi asam asetat 1 yang dihitung sebagai persen proteksi
2. Variabel pengacau
a. Variabel pengacau terkendali. Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah :
1. Galur, berat badan, dan umur dari hewan uji. Hewan uji yang digunakan adalah mencit betina galur Swiss dengan berat badan 20-30
gram, dan berumur 2-3 bulan. 2. Bahan uji yang digunakan berupa daun Macaranga tanrius L., yang
berasal dari lingkungan Paingan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta. 3. Waktu pemanenan daun Macaranga tanrius L. dilakukan pada jam 7-
10 pagi hari. b. Variabel pengacau tak terkendali. Variabel pengacau tak terkendali dalam
penelitian ini adalah keadaan patofisiologis dari hewan uji yang digunakan, kemampuan tubuh hewan uji untuk mengabsorpsi sediaan dekokta daun
Macaranga tanarius L.
3. Definisi operasional
a. Daun Macaranga tanarius L. Merupakan daun yang diperoleh dari tumbuhan Macaranga tanarius L. Daun yang digunakan untuk penelitian
yaitu daun yang segar, berwarna hijau serta tidak berlubang. Daun diperoleh dari dari Paingan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta.
b. Sediaan Dekokta. Dekokta yang dibuat dari serbuk kering daun Macaranga tanarius L. didapatkan dengan cara menginfudasi sebanyak 10 gram serbuk
kering daun Macaranga tanarius L. dan dimasukkan 20 mL aquadest ke dalam panci dekokta sebagai pembasah, kemudian ditambahkan aquadest
sampai 100 mL. Dipanaskan pada suhu 90
o
C selama 30 menit sambil diaduk setiap 5 menit sekali dan diserkai selagi panas, tambahkan air panas
secukupnya melalui ampas sehingga diperoleh sediaan dekokta daun Macaranga tanarius L. yang dikehendaki yaitu 100,0 mL.
c. Efek Analgesik. Didefinisikan sebagai kemampuan sediaan dekokta daun Macaranga tanarius L., pada dosis tertentu terhadap penurunan geliat pada
mencit betina galur Swiss yang terinduksi asam asetat sebagai penginduksi nyeri.
d. Dosis Dekokta. Dosis dekokta daun Macaranga tanarius L. diperoleh dari perhitungan dengan menggunakan konsentrasi yang dapat dibuat yaitu 10
dengan berat badan mencit tertinggi 30 gram dan volume maksimal pemberian yaitu 1 mL.
e. Persen Proteksi. Persen proteksi geliat adalah seratus dikurangi jumlah kumulatif geliat kelompok perlakuan dibagi rata-rata jumlah kumulatif
geliat kelompok kontrol dikali 100 persen. f. Kriteria Geliat Mencit. Kriteria geliat mencit yang dihitung adalah mencit
melakukan gerakan menggeliat dengan menarik satu atau kedua kaki ke belakang serta perutnya menempel ke alas pengamatan sehingga tubuh
mencit terlihat memanjang. Geliat diamati setiap 5 menit selama 1 jam. g. Rangsang Kimia. Metode induksi secara rangsang kimia adalah metode
yang digunakan untuk mengukur efek analgesik zat uji terhadap subyek uji dengan cara memberi rangsang nyeri dengan pemberian asam asetat 1
yang diberikan secara intraperitoneal pada selang waktu tertentu.
C. Bahan Penelitian 1. Bahan utama