Dekokta Macaranga tanarius L. 1. Klasifikasi

Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit Mus Musculus karena mudah diperoleh, relatif murah, mempunyai sistem syaraf yang mirip dengan syaraf manusia dan sering digunakan untuk uji analgesik suatu senyawa Thompson, 1990.

G. Dekokta

Dekokta adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstrak sediaan herbal dengan air pada suhu 90˚C selama 30 menit. Dekokta dapat dibuat dengan mencampur simplisia dengan derajat halus yang sesuai dalam panci dengan air secukupnya, panaskan di atas tangas air selama 30 menit terhitung mulai suhu 90˚C sambil sekali-kali diaduk. Serkai selagi panas melalui kain flanel, dan tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume dekokta yang dikehendaki Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, 2010.

H. Macaranga tanarius L. 1. Klasifikasi

Kingdom : Plantae Divisi : Maginoliophyta Kelas : Maginoliospida Ordo : Malpighiales Famili : Euphorbiaceae Sub Famili : Acalyphoides Bangsa : Acalypheae Sub Bangsa : Macaranginae Genus : Macaranga Spesies : Macaranga tanarius L. M.A. Magadula, 2014.

2. Nama lain

Tanaman Macaranga tanarius L. mempunyai nama lain, seperti mahang putih, incong, kundoh, sekubin air, tampu, tampu hutan, tampu putih Ong, 2008.

3. Morfologi

Macaranga tanarius L. merupakan pokok kecil atau sederhana besar dengan ketinggian pohon hingga 24 m. Daun dengan tangkai ranting, dan bagian permukaan bawah daun berkeadaan licin tetapi permukaan atas daun mempunyai bulu halus, lamina daun pada pokok kecil hingga 35 cm panjang, tangkai dan urat daun biasanya berwarna merah jambu, lamina daun pada pokok matang 7,5-23 cm panjang, ukuran lebarnya hampir sama, daun berwarna hijau muda dan berkeadaan lembut apabila disentuh, tangkai daun 5-20 panjang. Bunga dengan karangan bunga sepanjang 10-20 cm, warna hjau pucat, dihasilkan pada ketiak daun. Karangan bunga jantan banyak bercabang, karangan bunga betina tidak ada atau sedikit cabang. Buah mempunyai bulu kasar yang lembut dan serbuk yang mekit berwarna kuning, dengan panjang 0,6-1,2 cm dan lebar 1,2 cm Ong, 2008.

4. Manfaat tanaman

Daun Macaranga tanarius L. kaya akan tannin yang digunakan sebagai obat di masyarakat seperti diare, luka dan juga antiseptik Lin, Nonaka, dan Nishioka, 1990. Dekokta akar Macaranga tanarius L. digunakan sebagai antipiretik dan antitusif. Akar keringnya digunakan sebagai agen emetik, sementara pada daunnya digunakan sebagai agen anti-inflamasi untuk penutup luka yang mencegah terjadinya inflamasi. Negara Cina menggunakan Macaranga tanarius L. sebagai produk minuman kesehatan Lin, Lim, dan Yule, 2009. Secara tradisional Macaranga tanarius L. digunakan untuk fermentasi pada tempe dan pakan hewan Putri dan Kawabata, 2010.

5. Kandungan kimia

Menurut Phommart et al. 2005 kandungan Macaranga tanarius L. antara lain tanarifuranonol, tanariflavanon C, dan tanariflavanon D bersama dengan 7 kandungan yang telah diketahui yaitu nymphaeol A, nymphaeol B, nymphaeol C, tanariflavanon B, blumenol A vomifoliol, blumenol B 7,8 dihydrovomifoliol dan annuionon. Isolat tersebut telah dievaluasi untuk diketahui kegiatan biologisnya dan dihasilkan aktivitas penghambatan terhadap sistem siklooksigenase COX-2. Kandungan kimia daun Macaranga tanarius L. yang lain macarangioside A-D, mallophenol B, lauroside D, methyl brevifolin carboxylate, hyperin dan isoquercitrin Matsunami et al., 2006. Penelitian terbaru Matsunami et al., 2009 melaporkan keberadaan lignan glukosida, pinoresinol, dan megastigman glukosida, dinamai macarangiosida E dan F, bersama dengan 15 komponen lain yang telah diketahui dilaporkan terdapat pada daun Macaranga tanarius L. Gambar 5. Uji kimia tannin dalam daun Macaranga tanarius L. dilaporkan mengandung 7 hydrolyzable tannin Lin, Nonaka dan Nishioka, 1990. Nymphaeol-A Nymphaeol-B Macarangioside A Macarangioside B Macarangioside C Macarangioside D Macarangioside E Macarangioside F Tanariflavanon C Tanariflavanon D Nymphaeol-C Gambar 5. Struktur senyawa dalam tanaman Macaranga tanarius L. Phommart et al., 2005 dan Matsunamai et al., 2006.

I. Radikal Bebas

Radikal bebas adalah atom atau molekul yang mempunyai satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada lintasan paling luar. Radikal bebas memiliki sifat yang reaktif sehingga dapat bereaksi dengan berbagai molekul lain seperti protein, lipid dan DNA Harjanto, 2004. Dalam keadaan normal radikal bebas yang diproduksi di dalam tubuh tidak berbahaya dan penting untuk fungsi biologis seperti pengaturan pertumbuhan sel. Namun ketika diproduksi dalam jumlah yang berlebihan oleh sel, radikal bebas dapat menjadi berbahaya karena saat masuk ke dalam tubuh radikal bebas ini akan mencari pasangan elektron lain dengan mengambil elektron dari sel tubuh sehingga membentuk reaksi berantai dan menghasilkan radikal bebas baru Zainal, 2002. Radikal bebas yang terbentuk dari dalam tubuh endogen terbentuk dari sisa proses metabolisme proses pembakaran protein, karbohodrat, dan lemak pada mitokondria, proses inflamasi atau peradangan, reaksi antara logam transisi dalam tubuh. Sumber dari luar tubuh eksogen dapat berasal dari asap rokok, populasi lingkungan, radiasi, obat-obatan, pestisida, anestetik, limbah industri, ozon, serta sinar ultraviolet Langseth, 2000. Reaksi pembentukan radikal bebas dapat terjadi melalui tiga tahapan reaksi Winarsi, 2007. 1. Tahap inisiasi, merupakan tahapan awal yang menyebabkan terbentuknya radikal bebas. 2. Tahapan propagasi, merupakan tahapan pemanjangan rantai radikal bebas yang membuat radikal bebas cenderung bertambah banyak melalui reaksi rantai dengan molekul lain. 3. Tahapan terminasi, merupakan proses terjadinya reaksi radikal bebas dengan radikal bebas lain atau antara radikal bebas dengan penangkap radikal. Reaksi ini mengubah radikal bebas menjadi radikal bebas stabil dan tidak reaktif yang menyebabkan propagasinya rendah sehingga tidak ada radikal bebas baru yang terbentuk dalam tahapan ini dan rantai menjadi putus. Radikal bebas diduga merupakan penyebab kerusakan sel yang mendasari timbulnya berbagai macam penyakit, seperti kanker, jantung koroner, rematik artritis, penyakit respiratorik, katarak, penyakit hati, serta berperan utama pada proses penuaan dini. Radikal bebas terbentuk dalam tubuh sebagai produk samping proses metabolisme, selain itu juga dapat berasal dari luar tubuh yang terserap melalui pernafasan atau kulit Bast, Haenen, and Doelman, 1991. Proses penangkapan radikal bebas ini melalui mekanisme pengambilan atom hidrogen dari senyawa antioksidan oleh radikal bebas sehingga radikal bebas menangkap satu elektron dari antioksidan. Radikal bebas sintetik yang digunakan adalah DPPH. Senyawa DPPH bereaksi dengan senyawa antioksidan melalui pengambilan atom hidrogen dari senyawa antioksidan untuk mendapatkan pasangan elektron Pokorny, Yanishlieva, Gordon, 2001.

J. Skrining Fitokimia