1
BAB I PENGANTAR
A. Latar Belakang Penelitian
Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak nyaman, berkaitan dengan kerusakan jaringan. Rasa nyeri dalam kebanyakan hal
merupakan suatu gejala yang berfungsi sebagai isyarat bahaya tentang adanya gangguan di jaringan, seperti peradangan atau infeksi jasad renik Tjay dan
Rahardja, 2007. Saat ini nyeri menjadi gangguan universal yang menyedot perhatian dan biaya yang besar, serta menjadi tantangan tenaga kesehatan untuk
memberi dukungan terhadap mereka yang menderita nyeri Muchlisin, Purwanto, dan Astuti, 2013. Penanganan nyeri dapat diatasi dengan obat analgesik.
Analgesik merupakan zat-zat yang dapat menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran Siswandono dan Soekarjdo, 2000.
Sejak zaman dahulu masyarakat Indonesia mengenal dan memanfaatkan tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam penanggulangan masalah
kesehatan yang dihadapinya. Pengetahuan tentang pemanfaatan tanaman ini merupakan warisan budaya bangsa berdasarkan pengalaman, dan ketrampilan
yang secara turun-temurun telah diwariskan oleh generasi berikutnya, termasuk generasi saat ini Wijayakusuma, 2000.
Analgesik dapat berasal dari tanaman obat yang telah terbukti dan dipercaya memiliki efek anti nyeri. Pemakaian tanaman sebagai obat bila
digunakan secara benar dan tepat akan memberikan manfaat bagi pemakainya. Selain itu biaya yang diperlukan bila memanfaatkan tanaman sebagai
obat pencegah penyakit maupun penjaga kesehatan relatif lebih murah, mudah untuk diaplikasikan oleh setiap kalangan serta efek sampingnya yang relatif lebih
rendah Katno dan Pramono, 2005. Akhir-akhir ini, semakin marak adanya trend hidup sehat pada masyarakat
dengan menggunakan produk yang berasal dari alam. Oleh karena itu, obat-obatan tradisional perlu didorong untuk menjadi salah satu pilihan pengobatan. Salah satu
khasiat yang semakin ditingkatkan pengembangannya yaitu untuk mengatasi nyeri. Macaranga tanarius L. merupakan tanaman yang diduga berpotensi sebagai
alternatif yang digunakan untuk analgesik anti nyeri dengan cara menghambat pelepasan mediator-mediator nyeri.
Rasa nyeri dapat timbul karena adanya kehadiran radikal bebas yang jumlahnya berlebih di dalam tubuh. Ketika radikal bebas menyerang dapat
menyebabkan kerusakan pada membran sel yang kemudian dapat melepaskan mediator-mediator nyeri seperti prostaglandin, bradikinin, serotonin Tjay dan
Rahadja, 2007. Proses ini dapat menyebabkan kerusakan terus-menerus sehingga dibutuhkan senyawa yang berpotensi sebagai analgesik untuk mengatasi nyeri.
Telah dilaporkan oleh Phommart, Sutthivaiyakit, Ruchirawat, dan Sutthivaiyakit 2005 bahwa Macaranga tanarius L. mengandung senyawa
flavonoid, antara lain tanarifuranonol, tanariflavanon C, dan tanariflavanon D. Penelitian oleh Matsunami et al., 2006 menemukan bahwa daun Macaranga
tanarius L. memiliki kandungan senyawa glikosida yaitu macarangioside A-C dan mallophenol B. Kedua hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa senyawa
yang ditemukan memiliki aktivitas antioksidan, yaitu mampu melakukan
penangkapan radikal bebas terhadap DPPH. Aktivitas antioksidan senyawa glikosida dan flavonoid dalam daun Macaranga tanarius L. ini diharapkan dapat
menghentikan inisiasi pembentukan serta menangkap radikal bebas dalam tubuh sehingga pelepasan mediator nyeri dapat dihambat. Apabila mediator nyeri tidak
terbentuk maka rasa nyeri dapat diatasi. Senyawa glikosida merupakan senyawa yang kurang larut dalam pelarut
organik tetapi lebih mudah larut dalam air Supriyatna, Moelyono, Iskandar, dan Febriyanti, 2014. Flavonoid merupakan senyawa yang sifatnya larut air Astuti,
2001. Pada penelitian ini digunakan bentuk sediaan dekokta yaitu metode sederhana yang menggunakan penyari berupa air, sehingga diharapkan lebih
banyak menangkap senyawa-senyawa glikosida yang mempunyai aktivitas penangkapan radikal bebas. Semakin banyak adanya aktivitas penangkapan
radikal bebas diharapkan dapat menghambat dan mencegah terjadinya nyeri. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Wulandari 2010 di mana infusa daun
Macaranga tanarius L. terbukti memiliki efek analgesik pada mencit betina galur Swiss. Adanya efek analgesik yang dihasilkan oleh infusa daun Macaranga
tanarius L. dalam menghambat nyeri yang diperantarai oleh prostaglandin memunculkan dugaan apakah dengan menggunakan metode yang berbeda yaitu
dekokta daun Macaranga tanarius L. pada mencit betina galur Swiss mampu berperan sebagai analgesik dengan cara menghambat mediator-mediator nyeri.
Dekokta didefinisikan sebagai sediaan cair yang dibuat dengan mengekstrak sediaan herbal dengan air pada suhu 90˚C selama 30 menit Astuti, 2001. Infusa
didefinisikan sebagai sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia
nabati dengan air pada suhu 90˚C selama 15 menit Depkes RI, 1995. Sediaan dekokta dipilih pada penelitian karena diharapkan senyawa glikosida dan
flavonoid yang memiliki aktivitas penangkapan radikal bebas dapat tertarik lebih banyak dan akhirnya dapat menghambat proses terjadinya nyeri, karena semakin
lama sebuah langkah diharapkan senyawa fitokimia yang dapat terambil semakin banyak Chichoke, 2001.
1. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah disampaikan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
a. Apakah pemberian dekokta daun Macaranga tanarius L. memiliki efek analgesik pada mencit betina galur Swiss ?
b. Berapakah besar persen proteksi dekokta daun Macaranga tanarius L. pada mencit betina galur Swiss ?
c. Berapakah besar perubahan persen proteksi analgesik dekokta daun Macaranga tanarius L. pada mencit betina galur Swiss ?
d. Apakah ada kekerabatan antara dosis pemberian dekokta daun Macaranga tanarius L. dengan penurunan geliat pada mencit betina galur Swiss terinduksi
asam asetat ?
2. Keaslian penelitian Beberapa penelitian terkait Macaranga tanarius L. dan aktivitasnya sebagai
analgesik dipaparkan pada tabel I di bawah berikut ini.
Tabel I. Penelitian terkait daun Macaranga tanarius L.
Judul Penelitian dan Peneliti Metode
Hasil Radical Scavanging
Activities of New Megastigme Glucosides from
Macaranga tanarius L. Mull-Arg oleh Matsunami et
al. 2006 Proses isolasi
dengan metode penyarian ekstrak
metanol Macaranga
tanarius L. Daun Macaranga tanarius L.
memiliki senyawa glikosida macarangioside A-C dan
mallophenol B yang diisolasi dari fraksi butanol daun
Macaranga tanarius L. menunjukkan adanya
aktivitas penangkapan radikal bebas terhadap DPPH
Constituents of the Leaves of Macaranga tanarius L. oleh
Phommart, Sutthivaiyakit, Ruchirawat, dan
Sutthivaiyakit 2005 Penyarian dengan
menggunakan n- heksan dan
ekstrak kloroform Macaranga
tanarius L. Kandungan nymphaeol dan
tanariflavon dari ekstrak n- heksan daun Macaranga
tanarius L. sebagai antioksidan terhadap uji
DPPH serta nympaheol B sebagai agen antiinflamasi
pada uji COX-2 Efek Analgesik Infusa Daun
Macaranga tanarius L., pada mencit galur Swiss oleh
Wulandari 2010 Infusa daun
Macaranga tanarius L.
Infusa daun Macaranga tanarius L. memiliki efek
anelgesik pada mencit betina galur Swiss
Efek Analgesik Ekstrak Metanol-Air Daun
Macaranga tanarius L. pada Mencit Betina Galur Swiss
oleh Andini 2010 Ekstraksi
metanol-air daun Macaranga
tanarius L. Ekstrak metanol-air daun
Macaranga tanarius L. mempunyai efek analgesik
terhadap mencit betina galur Swiss.
Efek Antiinflamasi Topikal Ekstrak Metanol-Air Daun
Senu Macaranga tanarius L. Mull. Arg pada Mencit
Betina Terinduksi Karagenin oleh Todingbua 2014
Topikal ekstrak metanol-air daun
Senu Topikal ekstrak metanol-air
daun Senu M. tanarius L. Mull. Arg pada mencit
betina terinduksi karagenin mempunyai efek
antiinflamasi. Sejauh penelusuran penulis penelitian mengenai uji efek analgesik dekokta
daun Macaranga tanarius L. dengan melihat persen proteksi geliat pada mencit betina galur Swiss terinduksi asam asetat 1 belum pernah dilakukan
sebelumnya.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi, khususnya
dalam bidang kefarmasian terkait pengaruh pemberian dekokta menggunakan tumbuhan alternatif Macaranga tanarius L. sebagai
analgesik, persen proteksi dan perubahan persen proteksi geliat dekokta daun Macaranga tanarius L., serta hubungan kekerabatan dekokta daun
Macaranga tanarius L. terhadap penurunan geliat mencit yang terinduksi asam asetat.
b. Manfaat praktis Hasil penelitian ini mampu memberikan informasi kepada masyarakat
mengenai pengaruh pemberian dekokta dengan menggunakan tumbuhan alternatif Macaranga tanarius L. yang dapat digunakan sebagai analgesik.
B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum