Skrining Fitokimia Uji analgesik dekokta daun Macaranga tanarius L. dengan metode geliat pada mencit betina galur swiss.

Menurut penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Handara 2006; Riadiani 2006; dan Tusthi 2007 adalah 91 mgkgBB. Asetosal diujikan pada variansi dosis 68,25; 91 dan 113,75 mgkgBB. Hasil orientasi menyatakan bahwa dosis yang digunakan adalah 91 mgkgBB, di mana pada dosis tersebut berbeda bermakna dengan dosis 68,25 dan mempunyai perbedaan tidak bermakna dengan dosis 113,75 mgkgBB. Oleh karena itu penetapan dosis asetosal yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu asetosal dosis 91 mgkgBB.

D. Skrining Fitokimia

Skrining fitokimia merupakan tahap pendahuluan dalam suatu penelitian fitokimia yang bertujuan untuk memberikan gambaran senyawa yang terkandung dalam tanaman yang sedang diteliti. Metode skrining fitokimia dilakukan dengan melihat reaksi pengujian warna dengan menggunakan suatu pereaksi warna Kristanti, Aminah, Tanjung, dan Kurniadi, 2008. Metode yang digunakan untuk melakukan skrining fitokimia yaitu dengan uji tabung. Uji tabung dilakukan dengan menambahkan pereaksi ke dalam senyawa uji yang kemudian diamati ada tidaknya perubahan warna atau endapan. Skrining fitokimia dilakukan terhadap senyawa metabolit sekunder diantaranya alkaloid, flavonoid, kuinon, saponin, dan tanin. Berikut ini hasil analisis kualitatif kandungan kimia dekokta daun Macaranga tanarius L. C. Tabel IV. Hasil analisis kandungan kimia secara kualitatif pada dekokta daun Macaranga tanarius L. No Kandungan Kualitatif Hasil Uji Tanda positif Hasil Keterangan 1 Alkaloid Endapan merah Endapan merah +++ 2 Flavonoid Kuning-Jingga Kuning +++ 3 Glikosida Cincin berwarna biru- ungu pada batas cairan Cincin ungu pada batas cairan ++ 4 Saponin Buih 1 cm dan bertahan selama 30 menit Buih 1 cm selama 30 menit +++ 5 Tannin Biru kehitaman Biru kehitaman +++ 6 Terpenoid Merah Coklat - 7 Fenolik Hijau-biru Biru Kehitaman + Azizah et al., 2014. Keterangan : - = hasil pengujian negatif pada kandungan yang diujikan + = hasil pengujian positif pada kandungan yang diujikan terlihat kurang jelas ++ = hasil pengujian positif pada kandungan yang diujikan terlihat jelas +++ = hasil pengujian positif pada kandungan yang diujikan terlihat sangat jelas Berdasarkan hasil skrining fitokimia yang terdapat pada tabel IV, menunjukan bahwa dekokta daun Macaranga tanarius L. mengandung alkaloid, flavonoid, glikosida, saponin, tannin dan fenolik. Ini membuktikan dekokta Macaranga tanarius L. mengandung senyawa aktif metabolit sekunder. Pada pengujian alkaloid menunjukan hasil positif dengan adanya endapan merah. Senyawa alkaloid dapat terbentuk pada daun, dimana proses fotosintesis terjadi. Senyawa alkaloid sendiri digunakan pada tanaman untuk mempertahankan diri dari serangan luar. Beberapa senyawa alkaloid yang terisolasi dapat memberikan efek farmakologis sebagai analgesik, mempengaruhi peredaran darah dan pernapasan, anastesi lokal, dan antiparasit Sirait et al., 2007. Pada pengujian flavonoid menunjukan hasil positif dengan perubahan kuning. Untuk uji tannin hasil menunjukkan positif karena ada perubahan warna biru kehitaman. Sifat antioksidan dari flavonoid dan tanin berasal dari kemampuan untuk mentransfer sebuah elektron ke senyawa radikal bebas, dengan mekanisme tersebut flavonoid dan tanin memiliki efek yaitu menghambat peroksidasi lipid dan menekan kerusakan jaringan oleh radikal bebas Yuhernita, 2011. Pada pengujian glikosida membentuk adanya cincin ungu pada batas cairan. Senyawa glikosida yang terkandung dalam daun Macaranga tanarius L. adalah mallophenol B, +-pinoresinol 4-O-[6”-O-galloyl]-β-D-glucopyranoside, dan macarangioside A, B, C, dan E Matsunami et al., 2009. Adanya senyawa glikosida yang terkandung dalam dekokta daun Macaranga tanarius L. dapat memberikan aktivitas penangkapan oksidan reaktif seperti radikal bebas. Uji fenolik menunjukkan hasil positif karena adanya perubahan warna menjadi warna biru kehitaman. Hal ini membuktikan bahwa dekokta daun Macaranga tanarius L. mengandung senyawa fenolik. Senyawa fenolik yang dapat terkandung antara lain : tanarifuranonol, tanariflavanon C, dan tanariflavanon D, nymphaeol A, nymphaeol B, nymphaeol C, tanariflavanon B, blumenol A vomifoliol, blumenol B, Tanariflavanone A-D, nymphaeol A-C, dan macarangaflavanone A-G Phommart et al., 2005. Senyawa fenolik yang terkandung dalam dekokta daun Macaranga tanarius L. dapat berperan sebagai antioksidan. Uji saponin menunjukkan adanya buih yang terbentuk setinggi 1 cm. Saponin merupakan senyawa yang mempunyai gugus hidrofilik dan hidrofob. Pada saat digojok gugus hidrofil akan berikatan dengan air sedangkan gugus hidrofob akan berikatan dengan udara sehingga membentuk buih. Uji tannin menunjukkan hasil positif dengan menunjukkan warna biru kehitaman. Hal ini didukung oleh penelitian Puteri dan Kawabata 2010 yang membuktikan bahwa daun Macaranga tanarius L. memiliki kandungan ellagitannin yaitu mallotinic acid, corilagn, macatannin A, dan macatannin B. Untuk uji terpenoid memberikan hasil negatif karena tidak adanya perubahan warna merah pada tabung reaksi. Hasil negatif ini dikarenakan senyawa terpenoid tidak tersari dengan pelarut yang digunakan dalam proses penyarian. Pelarut yang digunakan pada pembuatan dekokta Macaranga tanarius L. bersifat polar, sedangkan terpenoid umumnya merupakan senyawa yang larut dalam lipid Sirait et al., 2007,

E. Uji Analgesik Dekokta Daun Macaranga tanarius L.