Mekanisme Nyeri Uji analgesik dekokta daun Macaranga tanarius L. dengan metode geliat pada mencit betina galur swiss.

B. Mekanisme Nyeri

Menurut Timby 2009, mekanisme terjadinya nyeri terdiri dari empat tahap : transduksi, transmisi, persepsi nyeri, dan modulasi. a. Transduksi, adalah perubahan rangsangan nyeri noxious stimuli menjadi aktivitas listrik pada ujung-ujung saraf sensoris. Sensasi nyeri dimulai dengan pembebasan reseptor nyeri akibat rangsangan mekanis, panas dan kimia. Adanya rangsangan tersebut menyebabkan lepasnya prostaglandin, serotonin, bradikinin, leukotrien, substansi P, histamin, potassium yang akan mengaktifkan reseptor-reseptor nyeri. Reseptor nyeri merupakan anyaman ujung-ujung bebas serat-serta afferent A-delta dan C, yaitu serat-serat saraf sensorik yang mempunyai fungsi meneruskan sensorik nyeri dari perifer ke sentral di sistem saraf pusat. Interaksi antara zat analgesik dengan reseptor nyeri menyebabkan terbentuknya impuls nyeri. Transduksi adalah proses dari stimulasi dikonversi menjadi bentuk yang dapat diakses oleh otak. Proses transduksi dimulai ketika nosiseptor teraktivasi. Aktivasi nosiseptor merupakan bentuk respon terhadap stimulus yang datang seperti kerusakan jaringan. b. Transmisi, adalah serangkaian kejadian-kejadian neural yang membawa impuls listrik melalui sistem saraf ke area otak. Proses transmisi melibatkan saraf aferen yang terbentuk dari serat saraf berdiameter kecil ke diameter sedang, serta yang berdiameter besar. Saraf aferan akan berakson pada dorsal horn di spinalis. Selanjutnya transmisi ini dilanjutkan melalui sistem contralateral spinothalamic melalui ventral lateral dari thalamus menuju cortex serebral. c. Modulasi, proses modulasi melibatkan sistem neural yang komplek. Impuls nyeri ini akan dikontrol oleh sistem saraf pusat dan mentransmisikan impuls nyeri ke bagian lain dari sistem saraf, seperti bagian cortex. Selanjutnya impuls nyeri akan ditransmisikan melalui saraf-saraf descenden ke tulang belakang untuk memodulasi efektor. Tempat kontak lain yang penting dari serabut nyeri adalah thalamus opticus, dimana impuls akan diteruskan ke sistem limbik, yang terutama terlibat pada penilaian emosional nyeri. Oleh otak besar dan otak kecil bersama-sama dilakukan reaksi perlindungan dan reaksi menghindar yang terkoordinasi. Apabila sistem neospinotalamikus pada tingkat thalamus gagal menghambat atau menekan aferen paleospinotalamikus, maka dapat terjadi menghantarkan transmisi rangsang nyeri DiPiro et al., 2008. d. Persepsi, adalah proses yang subyektif. Persepsi nyeri sebagai titik utama transmisi impuls nyeri. Proses persepsi ini tidak hanya berkaitan dengan proses fisiologis atau proses anatomis saja, akan tetapi juga meliputi pengenalan dan mengingat. Oleh karena itu, faktor psikologis, emosional, dan perilaku juga muncul sebagai respon dalam mempersepsikan pengalaman nyeri tersebut. Prostaglandin merupakan suatu senyawa dalam tubuh yang berperan sebagai mediator nyeri dan radang atau inflamasi. Proses biosintesis prostaglandin sampai menimbulkan nyeri dapat dilihat dalam gambar 2. Prostaglandin dilepaskan ke peredaran darah dengan cepat saat terjadi kerusakan jaringan. Adanya gangguan pada membran sel ini akan menghasilkan fosfolipid, dengan bantuan enzim fosfolipase akan disintesis menjadi asam arakhidonat. Asam arakhidonat akan menghasilkan leukotrien, prostasiklin, tromboksan dan prostaglandin sebagai mediator nyeri yang difasilitasi oleh enzim lipooksigenase dan siklooksigenase Wilmana dan Gan, 2007. Prostaglandin terlibat pada terjadinya nyeri yang berlangsung lama, proses peradangan dan timbulnya demam Tjay dan Rahardja, 2007. Traumaluka pada sel Gangguan pada membran sel Fosfolipid Asam Arakhidonat Hidroperoksid Endoperoksid PGG 2 PGH Leukotrien PGE 2 , PGF 2 , PGD 2, Prostasiklin Tromboksan A 2 Gambar 2. Proses biosintesis prostaglandin Wilmana dan Gan, 2007. Enzim Fosfolipase Enzim Lipooksigenase Enzim Siklooksigenase Rangsang yang cukup untuk menimbulkan rasa nyeri ialah kerusakan jaringan atau gangguan metabolisme jaringan. Di sini senyawa tubuh sendiri dibebaskan dari sel-sel yang rusak yang disebut zat nyeri mediator nyeri, yang menimbulkan reaksi inflamasi yang diteruskan sebagai sinyal ke otak. Sinyal nyeri dalam bentuk impuls listrik akan dihantarkan oleh serabut saraf nosiseptor tidak bermielin serabut C dan δ yang bersinaps dengan neuron di kornu dorsalis medulla spinalis. Sinyal kemudian diteruskan melalui traktus spinotalamikus di otak, dimana nyeri dipersepsi, dilokalisir, dan diintepretasikan Brookoff, 2005.

C. Asam Asetat