Frekuensi Relatif Spesies Mangrove

mucronata dengan kerapatan relatif 30,83 , sedangkan untuk nilai rendah adalah jenis Sonneratia ovata dengan nilai kerapatan relatif 0,01 . Pada stasiun II Darul Aman, jenis dengan kerapatan relatif tinggi adalah Sonneratia alba dengan kerapatan relatif 40,27 , sedangkan untuk nilai rendah adalah jenis Sonneratia ovata dengan kerapatan relatif 4,16 . Pada stasiun III Idi Rayeuk, jenis dengan kerapatan relatif tinggi adalah Rhizophora mucronata dengan kerapatan relatif 31,06 , sedangkan untuk nilai rendah adalah jenis Excoecaria agallocha dan Sonneratia alba dengan kerapatan relatif 16,50 . Kerapatan pada suatu ekosistem mangrove berpengaruh pada biota yang berasosiasi didalamnya. Dalam Skilleter and Warren 1999, ekosistem mangrove digunakan sebagai tempat perlindungan biota yang hidup didalamnya seperti ikan dan moluska. Kerapatan vegetasi mangrove dalam suatu ekosistem memberikan perlindungan terhadap biota yang menempati tempat ini dari faktor alam dan hewan predator. Hal ini membuat ekosistem mangrove sering digunakan sebagai tempat memijah dan mengasuh bagi berbagai organisme yang berasosiasi didalamnya. Hal ini dibuktikan oleh Crowder and Cooper 1979, 1982 dalam Spitzer, et al 1999 yang menyatakan bahwa kepadatan makropita memengaruhi pertumbuhan ikan. Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh hewan predator dan pemanfaatan yang berlebihan. Melihat akan kedua studi diatas maka dapat disimpulkan bahwa kerapatan mempunyai manfaat tak langsung yang berarti bagi organisme yang ada didalamnya.

5.2.2. Frekuensi Relatif Spesies Mangrove

Frekuensi relatif spesies mangrove srata pohon, nilai dari frekuensi relatif dapat menggambarkan penyebaran suatu spesies yang ada pada satu ekosistem. Frekuensi relatif spesies yang ditemukan pada stasiun I Nurussalam berkisar antara 3,57 hingga 21,42 . Pada stasiun II Darul Aman nilai frekuensi relatif spesies berkisar antara 10,71 hingga 25,00 . Sedangkan pada stasiun III Idi Rayeuk frekuensi relatif spesies berkisar antara 10,00 hingga 40,00 . Nilai frekuensi relatif tertinggi ditemukan pada stasiun III yaitu pada spesies Excoecaria agallocha dan Sonneratia alba dengan nilai 40,00 dan terendah ditemukan di stasiun I Nurussalam yaitu pada spesies Rhizophora stylosa dengan nilai 3,57 . Pada stasiun I Nurussalam, jenis dengan nilai frekuensi spesies tinggi adalah Rhizophora apiculata dan Rhizophora mucronata dengan nilai 21,42 , sedangkan untuk nilai frekuensi spesies rendah adalah jenis Rhizophora stylosa 3,57 . Nilai frekuensi spesies tinggi pada stasiun II Darul Aman adalah jenis Rhizophora apiculata dengan nilai 25,00 , sedangkan untuk nilai frekuensi spesies rendah adalah jenis Rhizophora mucronata dan Sonneratia alba 10,71 . Pada stasiun III Idi Rayeuk, jenis dengan nilai frekuensi spesies tinggi adalah Excoecaria agallocha dan Sonneratia alba dengan nilai 40,00 , sedangkan untuk nilai frekuensi spesies rendah adalah jenis Rhizophora apiculata dan Sonneratia alba 10,00 . Nilai frekuensi dipengaruhi oleh jumlah petak dimana ditemukannya jenis mangrove. Frekuensi spesies tinggi di stasiun I Nurussalam yaitu jenis Rhizophora apiculata dan Rhizophora mucronata serta terendah jenis Rhizophora stylosa. Hal ini dimungkinkan karena Rhizophora apiculata dan Rhizophora mucronata memiliki jumlah yang banyak dibandingkan dengan jenis lain meskipun diameter pohonnya kecil. Sedangkan frekuensi spesies rendah pada jenis Rhizophora stylosa yang jumlahnya sedikit. Frekuensi spesies tinggi di stasiun II Darul Aman yaitu jenis Rhizophora apiculata dan rendah adalah jenis Rhizophora mucronata dan Sonneratia alba. Frekuensi spesies tinggi di stasiun III Idi Rayeuk yaitu jenis Excoecaria agallocha dan Sonneratia alba dan rendah adalah jenis Rhizophora apiculata dan Sonneratia alba. Dari perbandingan frekuensi spesies di ketiga stasiun penelitian, terlihat bahwa frekuensi spesies lebih dipengaruhi oleh jumlah jenis daripada ukuran diameter pohon. Jumlah jenis yang banyak dapat terjadi karena jenis tersebut dapat tumbuh dan berkembang pada kondisi lingkungan yang baik, ataupun kurangnya aktivitas pemanfaatan oleh manusia. Frekuensi relatif spesies mangrove srata belta pada stasiun I Nurussalam, jenis dengan nilai frekuensi spesies tinggi adalah Rhizophora mucronata dengan nilai 27,77 , sedangkan untuk nilai frekuensi spesies rendah adalah jenis Sonneratia ovata 0,01 . Nilai frekuensi spesies tinggi pada stasiun II Darul Aman adalah jenis Sonneratia alba dengan nilai 39,28 , sedangkan untuk nilai frekuensi spesies rendah adalah jenis Rhizophora mucronata dan Sonneratia ovata 3,57 . Pada stasiun III Idi Rayeuk, jenis dengan nilai frekuensi spesies tinggi adalah Rhizophora mucronata dengan nilai 27,77 , sedangkan untuk nilai frekuensi spesies rendah adalah jenis Rhizophora apiculata, Bruguiera gimnorrhiza dan Sonneratia alba 16,66 . Tabel 11. Analisis mangrove srata belta berdasarkan stasiun penelitian

5.2.3. Dominansi Relatif Spesies Mangrove