Tabel 21 menunjukkan bahwa stasiun I posisi B mempunyai rata-rata KTK paling tinggi namun tidak berbeda nyata dengan stasiun I posisi A.
Sedangkan stasiun I posisi B berbeda nyata dengan Stasiun I posisi C dan D, stasiun II dan III Posisi A, B, C dan D.
KTK tergolong rendah, hal ini disebabkan tekstur tanah pada semua posisi di ketiga stasiun penelitian didominasi fraksi pasir. Frasksi pasir umumnya
mempunyai KTK rendah karena muatan negatif pada fraksi ini lebih kecil sehingga kemampuannya untuk mempertukarkan kation juga lebih rendah.
Rendahnya KTK menunjukkan bahwa tanah mangrove di lokasi penelitian mempunyai kemampuan memegang hara rendah.
5.5.8. Salinitas
Gambar 18 menunjukkan grafik nilai rata-rata salinitas pada masing- masing stasiun dan posisi penelitian. Hasil analisis sidik ragam Lampiran 10
menunjukkan bahwa stasiun penelitian, posisi dan interaksi antara stasiun penelitian dan posisi terhadap laut berbeda sangat nyata dalam hal nilai
salinitas.
Gambar 18. Nilai rata-rata salinitas pada masing-masing stasiun dan posisi penelitian.
Nilai rata-rata salinitas tertinggi terdapat pada stasiun I dan II posisi A sebesar 11.78
o
dan terendah pada stasiun III posisi D sebesar 5.88
o
. Hasil uji lanjut hubungan stasiun penelitian dan posisi mangrove terhadap nilai salinitas
disajikan pada Tabel 22.
2 4
6 8
10 12
14
IA IB
IC ID
IIA IIB
IIC IID IIIA IIIB IIIC IIID
Stasiun dan Posisi S
a lin
it a
s
Tabel 22. Uji beda rata-rata salinitas
Stasiun Posisi
A Depan
B Tengah
C Belakang
D Transisi
I Nurussalam 11.78 a
10.29 bc 8.14d
10.48 b II Darul Aman
11.78 a 10.29 bc
8.14d 10.48 b
III Idi Rayeuk 10.15bc
8.96c 7.68d
5.88e BNJ 5
0.75 Keterangan : angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak
berbeda nyata pada taraf uji BNJ 5. Tabel 22 menunjukkan bahwa stasiun I dan II posisi A mempunyai rata-
rata salinitas paling tinggi dan berbeda nyata dengan stasiun I dan II posisi B, C dan D dan stasiun III posisi A, B, C dan D.
Tingginya salinitas pada stasiun I dan II posisi A disebabkan letak stasiun ini paling dekat dengan datangnya air laut pada waktu pasang surut terjadi.
Sebaliknya posisi D pada semua stasiun penelitian merupakan posisi paling belakang dan terjauh dari laut. Meskipun begitu pengaruh pasang surut air laut
masih ada. Mangrove hidup pada kisaran salinitas 5 – 30
0.
Salinitas berperan penting dalam distribusi dari jenis, pertumbuhan dan produktivitas dari hutan
mangrove Twiley and Cha, 1958. Mangrove secara umum dapat hidup pada daerah yang mempunyai kadar salinitas yang tinggi dibandingkan tanaman non
mangrove, tetapi toleransi juga berbeda diantara jenis mangrove. Sebagai contoh R. Mucronata semaian bibit melakukan secara lebih baik pada kadar salinitas
30
0,
tetapi R. apiculata melakukan secara lebih baik pada salinitas 15 Kathiresan and Thangam, 1990. Sonneratia alba berkembang dalam perairan
antara 2 - 18
tetapi Sonneratia lanceolata hanya berkembang pada kisaran salinitas sampai 2
Pidsley and Ball, 1995.
5.6. Sintesis Hubungan Sifat-sifat Kimia Tanah dengan Ekosistem Mangrove