Wellington 1984, kandungan amonia dalam suatu perairan sebaiknya tidak melampaui 1,5 mgL. Melihat hasil rata-rata nilai NH
4 +
yang diperoleh, maka nilai tersebut masih berada dibawah ambang batas.
5.9.2. Fosfat
Gambar 23 menunjukkan grafik nilai rata-rata fosfat pada masing-masing stasiun dan posisi penelitian. Hasil analisis sidik ragam Lampiran 17
menunjukkan bahwa posisi dan interaksi antara stasiun penelitian dan posisi berbeda sangat nyata dalam hal nilai fosfat. Sedangkan stasiun penelitian
berbeda nyata dalam hal nilai fosfat.
Gambar 23. Nilai rata-rata fosfat pada masing-masing stasiun dan posisi penelitian.
Nilai rata-rata fosfat tertinggi terdapat pada stasiun II posisi C sebesar
0,56 mgl dan terendah pada stasiun I, II dan III posisi A sebesar 0,24 mgl . Hasil uji lanjut hubungan stasiun penelitian dan posisi mangrove terhadap nilai fosfat
disajikan pada Tabel 27. Tabel 27. Uji beda rata-rata fosfat
Stasiun Posisi
A Depan
B Tengah
C Belakang
D Transisi
I Nurussalam 0.24 d
0.40 b 0.31 c
0.31 c II Darul Aman
0.24 d 0.40 b
0.56 a 0.31 c
III Idi Rayeuk 0.24 d
0.32 c 0.32 c
0.33 c BNJ 5
0.03 Keterangan : angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak
berbeda nyata pada taraf uji BNJ 5.
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5 0.6
IA IB
IC ID
IIA IIB
IIC IID IIIA IIIB IIIC IIID
Stasiun dan Posisi Fo
sf a
t m
g l
Tabel 27 menunjukkan bahwa stasiun II posisi C mempunyai rata-rata fosfat paling tinggi dan berbeda nyata dengan stasiun I dan III posisi A, B, C dan
D, stasiun II posisi A, B dan D. Secara umum kandungan unsur hara fosfat daerah penelitian yang berada pada kisaran 0,24 mgl – 0,56 mgl termasuk yang
mempunyai tingkat kesuburan yang tinggi. Tingginya kandungan fosfat pada stasiun II posisi C diduga dipengaruhi oleh hasil eksresi zooplanton dan hewan
akuatik serta masukan bahan organik dari serasah tumbuhan mangrove. Fosfat merupakan unsur yang penting terutama bagi pertumbuhan fitoplankton dan
ortofosfat merupakan bentuk fosfat terlarut yang dapat digunakan oleh fitoplankton. Menurut Yoshimura dalam Susana, 2005, ketiga stasiun tersebut
termasuk kedalam perairan dengan tingkat kesuburan tinggi.
5.9.3. DHL
Gambar 24 menunjukkan grafik nilai rata-rata DHL pada masing-masing stasiun dan posisi penelitian. Hasil analisis sidik ragam Lampiran 18
menunjukkan bahwa stasiun penelitian dan interaksi antara stasiun penelitian dan posisi berbeda sangat nyata dalam hal nilai DHL. Sedangkan posisi berbeda
nyata dalam hal nilai DHL.
Gambar 24. Nilai rata-rata DHL pada masing-masing Stasiun dan posisi penelitian.
Nilai rata-rata DHL tertinggi terdapat pada stasiun II posisi D sebesar
50,28
o
dan terendah pada stasiun I dan III posisi C sebesar 28,14
o
. Hasil uji lanjut hubungan stasiun penelitian dan posisi mangrove terhadap nilai DHL
disajikan pada Tabel 28.
10 20
30 40
50 60
IA IB
IC ID
IIA IIB
IIC IID IIIA IIIB IIIC IIID
Stasiun dan Posisi DH
L m
g l
Tabel 28. Uji beda rata-rata DHL
Stasiun Posisi
A Depan
B Tengah
C Belakang
D Transisi
I Nurussalam 42.29 bc
34.36 c 28.14 d
34.47 c II Darul Aman
50.24 a 47.85 ab
45.48 b 50.28 a
III Idi Rayeuk 42.29 bc
34.36 c 28.14 d
34.47 c BNJ 5
3.69 Keterangan : angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak
berbeda nyata pada taraf uji BNJ 5. Tabel 28 menunjukkan bahwa stasiun II posisi D mempunyai rata-rata
DHL paling tinggi namun tidak berbeda nyata dengan stasiun II posisi A dan D. Sedangkan stasiun II posisi D berbeda nyata dengan stasiun I posisi A, B, C dan
D, stasiun II posisi C dan stasiun III posisi A, B, C dan D.
5.9.4. BOD