Tabel 28. Uji beda rata-rata DHL
Stasiun Posisi
A Depan
B Tengah
C Belakang
D Transisi
I Nurussalam 42.29 bc
34.36 c 28.14 d
34.47 c II Darul Aman
50.24 a 47.85 ab
45.48 b 50.28 a
III Idi Rayeuk 42.29 bc
34.36 c 28.14 d
34.47 c BNJ 5
3.69 Keterangan : angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak
berbeda nyata pada taraf uji BNJ 5. Tabel 28 menunjukkan bahwa stasiun II posisi D mempunyai rata-rata
DHL paling tinggi namun tidak berbeda nyata dengan stasiun II posisi A dan D. Sedangkan stasiun II posisi D berbeda nyata dengan stasiun I posisi A, B, C dan
D, stasiun II posisi C dan stasiun III posisi A, B, C dan D.
5.9.4. BOD
Gambar 25 menunjukkan grafik nilai rata-rata BOD pada masing-masing stasiun dan posisi penelitian. Hasil analisis sidik ragam Lampiran 19
menunjukkan bahwa stasiun penelitian, posisi dan interaksi antara stasiun penelitian dan posisi berbeda sangat nyata dalam hal nilai BOD.
Gambar 25. Nilai rata-rata BOD pada masing-masing stasiun dan posisi penelitian.
Nilai rata-rata BOD tertinggi terdapat pada stasiun I posisi D sebesar 1,84
mgl dan terendah pada stasiun III posisi A sebesar 0,04 mgl tergolong sangat rendah sampai dengan rendah. Hasil uji lanjut hubungan stasiun penelitian dan
posisi mangrove terhadap nilai BOD dapat dilihat pada Tabel 29.
0.5 1
1.5 2
IA IB
IC ID
IIA IIB
IIC IID IIIA IIIB IIIC IIID
Stasiun dan Posisi BO
D m
g l
Tabel 29. Uji beda rata-rata BOD
Stasiun Posisi
A Depan
B Tengah
C Belakang
D Transisi
I Nurussalam 0.66 ef
0.46 f 0.93 d
1.84 a II Darul Aman
0.72 e 1.21 c
1.47 b 0.77 e
III Idi Rayeuk 0.04 g
0.52 f 0.81 d
0.51 f BNJ 5
0.17 Keterangan : angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak
berbeda nyata pada taraf uji BNJ 5. Tabel 29 menunjukkan bahwa stasiun I posisi D mempunyai rata-rata
BOD paling tinggi dan berbeda nyata dengan stasiun I posisi A, B dan C, stasiun II dan III posisi A, B, C dan D. Tingginya nilai BOD pada stasiun I posisi D diduga
akibat masukan bahan organik dari luar maupun dari dalam perairan mangrove. Misalnya pengaruh pencemaran dari buangan air tambak, karena letak stasiun
ini yang paling dekat dengan daratan. Nilai BOD dapat dijadikan sebagai petunjuk tingkat pencemaran suatu perairan. Menurut Lee Wang and Kuo 1978,
dalam Hidayat 1999, kandungan BOD 3 mgl tergolong perairan tidak tercemar. Seluruh posisi pada ketiga stasiun penelitian tergolong kedalam
perairan yang tidak tercemar.
5.9.5. COD
Gambar 26 menunjukkan grafik nilai rata-rata COD pada masing-masing stasiun dan posisi penelitian. Hasil analisis sidik ragam Lampiran 20
menunjukkan bahwa stasiun penelitian dan interaksi antara stasiun penelitian dan posisi berbeda sangat nyata dalam hal nilai COD. Sedangkan posisi tidak
berbeda nyata dalam hal nilai COD.
Gambar 26. Nilai rata-rata COD pada masing-masing stasiun dan posisi penelitian.
1 2
3 4
5 6
7
IA IB
IC ID
IIA IIB
IIC IID
IIIA IIIB IIIC IIID
Stasiun dan Posisi CO
D m
g l
Nilai rata-rata COD tertinggi terdapat pada stasiun II posisi B sebesar 6,27
mgl dan terendah pada stasiun III posisi D sebesar 2,92 mgl tergolong rendah. Hasil uji lanjut hubungan stasiun penelitian dan posisi mangrove terhadap nilai
COD dapat dilihat pada Tabel 30. Tabel 30. Uji beda rata-rata COD
Stasiun Posisi
A Depan
B Tengah
C Belakang
D Transisi
I Nurussalam 4.64 cd
4.05 d 5.13 b
4.84 c II Darul Aman
4.41d 6.27 a
4.39 d 4.31 d
III Idi Rayeuk 4.64 cd
3.71 e 3.36 e
2.92 f BNJ 5
0.28 Keterangan : angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak
berbeda nyata pada taraf uji BNJ 5. Tabel 30 menunjukkan bahwa stasiun II posisi B mempunyai rata-rata
COD paling tinggi dan berbeda nyata dengan stasiun I dan III posisi A, B, C dan D, stasiun II posisi A, C dan D. Tingginya nilai COD pada stasiun II posisi B
mengindikasikan bahwa kandungan oksigen terlarut dalam air di posisi ini tinggi. Secara umum rendahnya COD pada daerah penelitian dipengaruhi oleh salinitas
yang tinggi. Simpson dan Guntur 1956 dalam Goldman and Horne 1983, mengatakan bahwa kenaikan salinitas yang tinggi berpengaruh terhadap oksigen
terlarut, dimana kadar garam yang tinggi akan mengurangi ruang bagi oksigen untuk larut dalam air.
COD merupakan faktor penting bagi keberadaan tumbuhan dari hewan mangrove, khususnya dalam respirasi dan fotosintesis. Disamping itu COD juga
penting dalam proses dekomposisi sampah pada ekosistem mangrove. Rendahnya kandungan COD disebabkan karena oksigen digunakan dalam
proses dekomposisi sampah oleh mikroorganisme yang ada disekitar ekosistem mangrove sehingga COD perairan rendah. COD merupakan salah satu faktor
yang mengontrol komposisi spesies, distribusi dan pertumbuhan Aksornkoae, 1993.
5.10. Sintesis Hubungan Sifat-sifat Kimia Air dengan Ekosistem