Gambar 20. Nilai rata-rata persen debu pada masing-masing stasiun dan posisi penelitian.
Nilai rata-rata persen debu tertinggi terdapat pada stasiun II posisi A sebesar 49.87
dan terendah pada stasiun I posisi C sebesar 22,58 . Hasil uji
lanjut hubungan stasiun penelitian dan posisi mangrove terhadap persen debu disajikan pada Tabel 24.
Tabel 24. Uji beda rata-rata persen debu
Stasiun Posisi
A Depan
B Tengah
C Belakang
D Transisi
I Nurussalam 22.76 e
23.57 e 22.58 e
35.15 c II Darul Aman
49.87 a 34.90 c
40.62 b 47.43 a
III Idi Rayeuk 43.10 b
49.79 a 36.07 c
30.35 d BNJ 5
3.79 Keterangan : angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak
berbeda nyata pada taraf uji BNJ 5. Tabel 24 menunjukkan bahwa stasiun II posisi A mempunyai rata-rata
debu paling tinggi namun tidak berbeda nyata dengan stasiun II posisi D dan stasiun III posisi B. namun berbeda nyata dengan stasiun I posisi A, B, C dan D,
stasiun II B dan C, stasiun III posisi A, C dan D.
5.7.3. Persen Liat
Gambar 21 menunjukkan grafik nilai rata-rata persen liat pada masing- masing stasiun dan posisi penelitian. Hasil analisis sidik ragam Lampiran 14
menunjukkan bahwa stasiun penelitian dan interaksi antara stasiun penelitian dan posisi berbeda sangat nyata dalam hal nilai persen liat. Sedangkan posisi
tidak berbeda nyata dalam hal nilai persen liat.
10 20
30 40
50 60
IA IB
IC ID
IIA IIB
IIC IID IIIA IIIB IIIC IIID
Stasiun dan Posisi D
e bu
Gambar 21. Nilai rata-rata persen liat pada masing-masing Stasiun dan posisi penelitian.
Nilai rata-rata persen liat tertinggi terdapat pada stasiun III posisi A sebesar 30,79 dan terendah pada stasiun I posisi C sebesar 4,36 . Hasil uji
lanjut hubungan stasiun penelitian dan posisi mangrove terhadap persen liat
disajikan Tabel 25. Tabel 25. Uji beda rata-rata persen liat
Stasiun Posisi
A Depan
B Tengah
C Belakang
D Transisi
I Nurussalam 15.14 d
13.70 d 4.36 e
21.21 bc II Darul Aman
24.68 b 18.27 c
26.79 ab 28.38 a
III Idi Rayeuk 30.79 a
24.18 b 23.58 b
20.36 c BNJ 5
2.83 Keterangan : angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak
berbeda nyata pada taraf uji BNJ 5. Tabel 25 menunjukkan bahwa stasiun III posisi A mempunyai rata-rata liat
paling tinggi namun tidak berbeda nyata dengan stasiun II posisi C dan D. sedangkan stasiun III posisi A berbeda nyata dengan stasiun I posisi A, B, C dan
D, stasiun II posisi A dan B, stasiun III posisi B, C dan D. Menurut Tee dalam Mansur 1997, tekstur tanah sangat mempengaruhi jenis tumbuhan yang hidup
diatasnya. Rhizophora, Avicennia dan Bruguiera umumnya tumbuh pada tanah dengan kadar fraksi liat di atas 65. Substrat yang menghampari lahan
mangrove bekas tambak di lokasi penelitian memiliki kadar fraksi liat kurang dari 65 yang ternyata berbeda dengan kisaran tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, kadar fraksi liat pada lahan mangrove di ketiga stasiun penelitian tidak memenuhi kadar yang umumnya ditumbuhi oleh
5 10
15 20
25 30
35
IA IB
IC ID
IIA IIB
IIC IID IIIA IIIB IIIC IIID
Stasiun dan Posisi Lia
t
vegetasi mangrove tersebut di atas. Hal ini dapat mengindikasikan adanya degradasi kemampuan substrat atau habitat mangrove untuk menopang
terjadinya proses regenerasi alami vegetasi mangrove secara berkelanjutan atau bahkan proses regenerasi alami vegetasi mangrove berlangsung dalam waktu
yang lama melewati kisaran waktu 15 - 20 tahun yang lazim dibutuhkan pada umumnya oleh semua habitat mangrove dapat memulihkan kondisinya secara
alami.
5.8. Sintesis Hubungan Sifat-sifat Físika dengan Ekosistem Mangrove