Na-dd KTK Hubungan antara Sifat Kimia Tanah dengan Ekosistem Mangrove.

5.5.6. Na-dd

Gambar 16 menunjukkan grafik nilai rata-rata Na-dd pada masing-masing stasiun dan posisi penelitian. Hasil analisis sidik ragam Lampiran 8 menunjukkan bahwa interaksi antara stasiun penelitian dan posisi berbeda sangat nyata dalam hal nilai Na-dd. Sedangkan stasiun penelitian dan posisi terhadap laut tidak berbeda nyata dalam hal nilai Na-dd. Gambar 16. Nilai rata-rata Na-dd pada masing-masing stasiun dan posisi penelitian Nilai rata-rata Na-dd tertinggi terdapat pada Stasiun II posisi C sebesar 20,04 me100 g dan terendah pada stasiun I posisi B sebesar 10,36 me100 g. Tergolong sangat tinggi. Hasil uji lanjut hubungan stasiun penelitian dan posisi mangrove terhadap nilai Na-dd disajikan pada Tabel 20. Tabel 20. Uji beda rata-rata Na-dd Stasiun Posisi A Depan B Tengah C Belakang D Transisi I Nurussalam 14.78 a 10.36 b 15.56 a 19.69 a II Darul Aman 16.87 a 16.26 a 20.04 a 19.43 a III Idi Rayeuk 13.22 a 12.57 b 10.52 b 15.41 a BNJ 5 7.83 Keterangan : angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pada taraf uji BNJ 5. Tabel 20 menunjukkan bahwa stasiun II posisi C mempunyai rata-rata Na tanah lebih tinggi namun tidak berbeda nyata dengan stasiun I posisi A, C, D, stasiun II posisi A, B, D dan stasiun III posisi A dan D. Sedangkan stasiun II posisi C berbeda nyata dengan stasiun I posisi B dan stasiun III posisi B dan C. Air laut merupakan sumber Na, tingginya kandungan Na-dd pada semua posisi didaerah penelitian disebabkan adanya pengaruh pasang surut air laut. 5 10 15 20 25 IA IB IC ID IIA IIB IIC IID IIIA IIIB IIIC IIID Stasiun dan Posisi Na -d d m e 1 g Janes 2005 menyatakan bahwa timbunan dari air asin dan endapan yang asin pada daerah yang dekat pantai telah meninggalkan tanah dengan garam yang larut dalam jumlah yang banyak dan ion Na + yang tertukarkan dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.

5.5.7. KTK

Gambar 17 menunjukkan grafik nilai rata-rata KTK pada masing-masing stasiun dan posisi penelitian. Hasil analisis sidik ragam Lampiran 9 menunjukkan bahwa stasiun penelitian, posisi dan interaksi antara stasiun penelitian dan posisi terhadap laut berbeda sangat nyata dalam hal nilai KTK. Gambar 17. Nilai rata-rata KTK pada masing-masing stasiun dan posisi penelitian. Nilai rata-rata KTK tertinggi terdapat pada Stasiun I posisi B sebesar 26.79 me100 g dan terendah pada stasiun III posisi D sebesar 10.52 me100 g. Tergolong sangat rendah sampai sedang. Hasil uji lanjut hubungan stasiun penelitian dan posisi mangrove terhadap nilai KTK disajikan pada Tabel 21. Tabel 21. Uji beda rata-rata KTK Stasiun Posisi A Depan B Tengah C Belakang D Transisi I Nurussalam 25.48 a 26.79 a 12.64d 11.69de II Darul Aman 17.84c 16.87c 16.26c 20.04 b III Idi Rayeuk 19.43 bc 13.22d 12.57d 10.52e BNJ 5 1.94 Keterangan : angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pada taraf uji BNJ 5. 5 10 15 20 25 30 IA IB IC ID IIA IIB IIC IID IIIA IIIB IIIC IIID Stasiun dan Posisi K T K m e 1 00 g Tabel 21 menunjukkan bahwa stasiun I posisi B mempunyai rata-rata KTK paling tinggi namun tidak berbeda nyata dengan stasiun I posisi A. Sedangkan stasiun I posisi B berbeda nyata dengan Stasiun I posisi C dan D, stasiun II dan III Posisi A, B, C dan D. KTK tergolong rendah, hal ini disebabkan tekstur tanah pada semua posisi di ketiga stasiun penelitian didominasi fraksi pasir. Frasksi pasir umumnya mempunyai KTK rendah karena muatan negatif pada fraksi ini lebih kecil sehingga kemampuannya untuk mempertukarkan kation juga lebih rendah. Rendahnya KTK menunjukkan bahwa tanah mangrove di lokasi penelitian mempunyai kemampuan memegang hara rendah.

5.5.8. Salinitas