5.10. Sintesis Hubungan Sifat-sifat Kimia Air dengan Ekosistem
Mangrove
Pengujian statistik selanjutnya yang dilakukan dengan stepwise regression Lampiran 23, dimaksudkan untuk menetapkan sifat-sifat kimia air
yang mempengaruhi pertumbuhan mangrove pada masing-masing posisi. Jumlah pohon merupakan parameter vegetasi yang digunakan untuk pengujian
pertumbuhan. Hasil pengujian disajikan pada uraian berikut. Sifat-sifat kimia air yang mempengaruhi pembentukan posisi di daerah
penelitian adalah NH
4 +
dan BOD. Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa tidak ada sifat kimia air yang secara nyata mempengaruhi terbentuknya posisi A
dan B. Sifat kimia air yang mempengaruhi terbentuknya posisi C ádalah NH
4 +
dan BOD dalam persamaan regresi posisi C = -2,540 + 11,3 NH
4 +
+ 2,3 BOD dengan R
2
= 0,538. Dengan demikian maka peningkatan NH
4 +
dan BOD pada posisi ini berpengaruh positif terhadap terbentuknya posisi C.
Sifat kimia air yang mempengaruhi terbentuknya posisi D ádalah NH
4 +
dalam persamaan regresi posisi D = 6,200 + 6,0 NH
4 +
dengan R
2
= 0,238. Dengan demikian maka peningkatan NH
4 +
pada posisi ini berpengaruh positif terhadap terbentuknya posisi D.
5.11. Pembahasan Umum Hubungan Sifat Biofisik Terhadap Ekosistem Mangrove
Secara umum sifat-sifat kimia dan fisika tanah dan air yang paling berpengaruh terhadap ekosistem mangrove dilokasi penelitian adalah N-total, P-
tersedia, Mg-dd, persen debu, persen liat, NH
4 +
dan BOD. Posisi A dipengaruhi oleh Mg-dd, persen debu dan liat. Rendahnya Mg-dd
dan persen debu serta tingginya persen liat pada posisi ini sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetasi mangrove. Peningkatan Mg-dd dan persen debu
serta penurunan persen liat akan berpengaruh positif terhadap pembentukan zonasi pada posisi ini. Zonasi ini disusun oleh Rhizophoraceae yang berasosiasi
dengan Sonneratiaceae, Sonneratiaceae merupakan mangrove yang kaya bahan organik.
Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa tidak ada sifat kimia dan físika tanah dan air yang secara nyata mempengaruhi terbentuknya posisi B.
Posisi B berbatasan langsung dengan posisi A yang terletak pada pinggir pantai. Posisi B merupakan posisi transisi dari posisi A. Zonasi ini disusun oleh
Sonneratiaceae. Posisi C dipengaruhi oleh NH
4 +
dan BOD. Posisi ini disusun oleh Rhizophoraceae. Peningkatan NH4+ dan BOD berpengaruh positif terhadap
terbentuknya zonasi Rhizophoraceae. Posisi D dipengaruhi oleh P-tersedia, N-total dan NH
4 +
. Rendahnya N- total dan NH
4 +
pada posisi ini disebabkan posisi ini merupakan posisi yang disusun oleh mangrove campuran, yang merupakan asosiasi antara
Rhizophoraceae dan Euphorbiaceae, dimana sumbangan bahan organik dari serasah jumlahnya sedikit. Sedangkan rendahnya kandungan P-tersedia
disebabkan oleh tidak seringnya posisi ini terjangkau oleh pasang surut air laut. Dengan demikian maka peningkatan P-tersedia, N-total dan NH
4 +
berpengaruh positif terhadap terbentuknya posisi Rhizophoraceae dan Euphorbiaceae.
5.12. Analisa Citra