Tabel 17. Uji beda rata-rata P-tersedia
Stasiun Posisi
A Depan
B Tengah
C Belakang
D Transisi
I Nurussalam 4.63 e
4.28 e 5.18 d
5.15 d II Darul Aman
7.28 b 6.25 c
6.50 c 6.14 c
III Idi Rayeuk 8.95 a
8.33 a 6.58 c
8.53 a BNJ 5
0.68 Keterangan : angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak
berbeda nyata pada taraf uji BNJ 5. Tabel 17 menunjukkan bahwa stasiun III posisi A mempunyai rata-rata P-
tersedia paling tinggi namun tidak berbeda nyata dibandingkan dengan stasiun III posisi B dan D. Sedangkan stasiun III posisi A berbeda nyata dengan stasiun I
dan II posisi A, B, C, D dan Stasiun III posisi C. Menurut Moormann dan Pons 1974, kadar fosfat tersedia biasanya
rendah sampai sangat rendah pada tanah-tanah mangrove. Hal ini berhubungan dengan kadar bahan organik yang rendah, sehingga cadangan P tersedia juga
rendah. Sanchez 1976 menyatakan tinggi rendahnya tingkat ketersediaan P dalam tanah mineral dikendalikan oleh komposisi mineral dan sifat-sifat kimia
tanah seperti : pH tanah, kadar Fe dan Al-terlarut, Ca-tersedia, bahan organik, aktivitas mikroorganisme tanah dan status lengas tanah.
Menurut Kim 1982 jerapan P tidak terbatas hanya pada kondisi masam, tetapi terjadi juga dengan mudah pada tanah yang bereaksi alkalin. Banyak
tanah alkalin mengandung Ca
2+
dalam jumlah yang tinggi dan dapat dipertukarkan dan sering mengendap sebagai Ca
3
PO
4 2
.
5.5.4. K-tersedia
Gambar 14 menunjukkan grafik nilai rata-rata K-tersedia pada masing- masing stasiun dan posisi penelitian. Hasil analisis sidik ragam Lampiran 6
menunjukkan bahwa stasiun penelitian dan interaksi antara stasiun penelitian dan posisi berbeda sangat nyata dalam hal nilai K-tersedia. Sedangkan posisi
terhadap laut berbeda nyata dalam hal nilai K-tersedia.
Gambar 14. Nilai rata-rata K-tersedia pada masing-masing stasiun dan posisi penelitian
Nilai rata-rata K-tersedia tertinggi terdapat pada stasiun I posisi B sebesar 1.34 me100g dan terendah pada stasiun I dan II posisi C sebesar 0,77 me100g.
Hasil uji lanjut hubungan stasiun penelitian dan posisi mangrove terhadap nilai K- tersedia disajikan pada Tabel 18.
Tabel 18. Uji beda rata-rata K-tersedia
Stasiun Posisi
A Depan
B Tengah
C Belakang
D Transisi
I Nurussalam 0.92 d
0.90 d 0.77 e
1.03 c II Darul Aman
0.92 d 0.90 d
0.77 e 1.03 c
III Idi Rayeuk 1.34 a
0.98 c 1.18 b
1.21 b BNJ 5
0.07 Keterangan : angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak
berbeda nyata pada taraf uji BNJ 5. Tabel 18 menunjukkan bahwa stasiun III posisi A mempunyai rata-rata
K-tersedia paling tinggi. Stasiun II posisi C tidak berbeda nyata dengan Stasiun II posisi D. Sedangkan stasiun I posisi D tidak berbeda nyata dengan stasiun II
dan III posisi D dan B. Air laut yang selalu mengenanggi posisi mangrove pada saat pasang surut terjadi akan mempengaruhi kation tertukar dalam tanah.
Karena kation bawaan air laut didominasi oleh Na dan K, maka tanah mangrove kaya kedua unsur hara tersebut.
5.5.5. Mg-dd
Gambar 15 menunjukkan grafik nilai rata-rata Mg-dd pada masing-masing stasiun dan posisi penelitian. Hasil analisis sidik ragam Lampiran 7
0.5 1
1.5
IA IB
IC ID
IIA IIB
IIC IID IIIA IIIB IIIC IIID
Stasiun dan Posisi K
-te r
se d
ia m
e 1
g
menunjukkan bahwa stasiun penelitian dan interaksi antara stasiun penelitian dan posisi berbeda sangat nyata dalam hal nilai Mg-dd. Sedangkan posisi
terhadap laut berbeda nyata dalam hal nilai Mg-dd.
Gambar 15. Nilai rata-rata Mg-dd pada masing-masing stasiun dan posisi penelitian
Nilai rata-rata Mg-dd tertinggi terdapat pada stasiun II posisi A paling dekat dengan laut sebesar 10,39 me100 g dan terendah pada stasiun III posisi
D paling dekat dengan darat sebesar 5,68 me100 g. Hasil uji lanjut hubungan stasiun penelitian dan posisi mangrove terhadap nilai Mg-dd disajikan
pada Tabel 19. Tabel 19. Uji beda rata-rata Mg-dd
Stasiun Posisi
A Depan
B Tengah
C Belakang
D Transisi
I Nurussalam 7.96 c
7.55 c 6.16 de
7.79 c II Darul Aman
10.39 a 9.07 b
9.12 b 10.24 a
III Idi Rayeuk 9.08 b
6.93 d 6.71 d
5.68 e BNJ 5
0.66 Keterangan : angka rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak
berbeda nyata pada taraf uji BNJ 5. Tabel 19 menunjukkan bahwa stasiun II posisi A mempunyai rata-rata Mg
tanah paling tinggi namun tidak berbeda nyata dibandingkan dengan stasiun II posisi D. Sedangkan stasiun II posisi A berbeda nyata dengan stasiun I dan III
posisi A, B, C, D dan Stasiun II posisi B dan C. Tingginya Mg-dd pada stasiun ini disebabkan oleh letak posisi A yang lebih dekat dari arah datangnya arus pasang
air laut yang menjadi sumber Mg.
2 4
6 8
10 12
IA IB
IC ID
IIA IIB
IIC IID IIIA IIIB IIIC IIID
Stasiun dan Posisi M
g -d
d m
e 100
g
5.5.6. Na-dd