Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang utama bagi kemajuan suatu bangsa. Sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945 bahwa tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, maka perlu diadakan perbaikan dan peningkatan kualitas pendidikan secara bertahap dan terus menerus. Pembaharuan di bidang pendidikan dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan pergantian kurikulum, ada yang berbasis materi content-based curriculum, berbasis pencapaian tujuan objective-based, berbasis kompetensi competency-based curriculum dan akhir-akhir ini mulai dikembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan perlu adanya pengembangan, pembaharuan, pemakaian dan relevansi metode mengajar. Perubahan kurikulum yang terjadi itu dilakukan bukan karena materi pendidikannya ganti atau karena masalah insidental lainnya. Jika hasil pendidikan ingin ditingkatkan, maka guru harus terus melakukan perubahan-perubahan dan penyempurnaan-penyempurnaan dalam dunia pendidikan untuk mengimbangi yang terjadi di negara lain, temasuk penyempurnaan kurikulum. Pergantian kurikulum pada dasarnya untuk membantu guru dalam proses pembelajaran, bukan untuk membebani guru karena kebingungan menggunakan kurikulum yang mana. Kurikulum yang berganti setiap saat memang diharapkan untuk membuat pendidikan di Indonesia semakin baik dan maju. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal harus dapat berperan memberikan pelayanan pendidikan dan pengajaran kepada masyarakat secara optimal. Untuk mengemban misi tersebut maka pendidikan di sekolah harus perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 direncanakan dan dilaksanakan secara sistemik dengan manageman berbasis kompetensi yang tertuang dalam program pengajaran atau silabus. Penyusunan silabus hendaknya mengacu pada standar isi sebagaimana tertuang dalam Permendiknas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional yang dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum ini disusun oleh satuan Pendidikan sekolah masing-masing untuk memungkinkan terjadinya penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang dimiliki oleh suatu daerah. Penjabaran program pendidikan tersebut bertujuan untuk mewujudkan kurikulum yang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat, guna mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta untuk memberikan acuan bagi penyelengaraan kegiatan pembelajaran di tingkat satuan pendidikan sekolah. Ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai hubungan yang tidak terpisahkan. Ilmu pengetahuan merupakan dasar dalam mencari pemahaman dan pengetahuan. Sedangkan teknologi merupakan penerapan ilmu pengetahuan dan dikembangkan untuk menghasilkan suatu piranti, teknik, mesin dan peralatan. Teknologi ditemukan ketika masyarakat menemukan alat dan memproses suatu pekerjaan menjadi lebih mudah dan lebih baik. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin lama akan semakin maju untuk dapat mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil- hasil teknologi dalam proses belajar. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan atau inovasi proses pembelajaran dalam memasuki dunia teknologi. Untuk memasuki dunia teknologi yang semakin berkembang, maka dalam pembelajaran di sekolah siswa perlu dibekali perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 3 dengan kompetensi yang cukup agar nantinya mampu berperan aktif dalam masyarakat. Ilmu Pengetahuan Alam IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis. IPA bukan sekedar penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip semata, melainkan juga merupakan suatu proses penemuan discovery, inquiry. Proses pembelajaran menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa agar peserta didik dapat menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sesuatu sehingga dapat membantu subyek didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Salah satu cabang IPA yang mendasari perkembangan teknologi maju adalah kimia. Berdasarkan Permendiknas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no 22 Tahun 2006, menyebutkan bahwa: Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun IPA, oleh karenanya kimia mempunyai karakteristik sama dengan IPA. Karakteristik tersebut adalah objek ilmu kimia, cara memperoleh, serta kegunaannya. Kimia merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan induktif namun pada perkembangan selanjutnya kimia juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori deduktif. Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat. Oleh sebab itu, mata pelajaran kimia di SMAMA mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Ada dua hal yang berkaitan dengan kimia yang tidak terpisahkan, yaitu kimia sebagai produk pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori temuan ilmuwan dan kimia sebagai proses kerja ilmiah. Oleh sebab itu, pembelajaran kimia dan penilaian hasil belajar kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan produk. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 4 Berdasarkan uraian tersebut memberikan arah bahwa mata pelajaran kimia di sekolah harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan produk. Pelajaran kimia di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari hal-hal yang ada disekitar mereka. Kimia diharapkan dapat menjadi prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu dalam proses transfer ilmu dan pengetahuan kimia di sekolah perlu ditingkatkan efektivitasnya agar kualitas pembelajaran selalu terjaga dan hasil yang diharapkan dapat memenuhi tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Agar proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik, sebaiknya guru bisa memberikan suatu rangsangan agar siswa dapat aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar karena aktivitas yang dilakukan setiap siswa dalam mengikuti pelajaran akan mempengaruhi prestasi belajar, selain itu semestinya siswa diajak untuk memanfaatkan semua alat indera yang dimilikinya secara optimal. Untuk kepentingan tersebut maka para guru kimia hendaknya berupaya semaksimal mungkin untuk menampilkan rangsangan stimulus yang dapat diproses dengan berbagai alat indera. Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan. Dengan demikian, siswa diharapkan akan dapat menerima dan menyerap dengan mudah pesan-pesan dalam materi pelajaran yang disajikan. Selain aktivitas belajar, kemampuan siswa untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah bisa dipastikan berbeda-beda pula tingkatannya. Ada yang cepat, sedang dan ada pula yang lambat. Oleh karena itu mereka seringkali harus menempuh cara yang berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 Sebagian siswa lebih suka guru mereka mengajar dengan cara menuliskan di papan tulis. Dengan begitu mereka bisa membaca untuk kemudian mencoba memahaminya. Akan tetapi, sebagian siswa lain lebih suka guru mereka mengajar dengan cara menyampaikannya secara lisan dan mereka mendengarkan untuk bisa memahaminya. Sementara itu ada pula siswa lain yang lebih suka membentuk kelompok kecil untuk mendiskusikan pertanyaan yang menyangkut pelajaran tersebut. Setiap siswa akan memiliki kebiasaan atau gaya belajar tertentu dalam menerima dan menyerap informasi pelajaran, hingga menghasilkan suatu bentuk pengetahuan yang efektif untuk diproses menjadi suatu perilaku seimbang untuk mengembangkan dan menghadapi permasalahan berikutnya. Cara-cara yang dipilih oleh siswa dalam belajar akan menyesuaikan dengan kebiasaan mereka dalam gaya belajar. Jika guru bisa memahami perbedaan gaya belajar setiap siswa, maka akan lebih mudah bagi guru untuk memandu dan memilih cara yang tepat untuk memberikan informasi pengajaran hingga diharapkan dapat mencapai hasil belajar yang lebih optimal. Salah satu cara yang dapat digunakan oleh guru untuk menyampaikan pelajaran dan dapat menimbulkan rangsangan kepada siswa yang memiliki gaya belajar dan kemampuan berfikir berbeda diantaranya bisa berupa media audiovisual film, filmstrip, televisi dan kaset video maupun media komputer. Meskipun banyak teknologi lain yang dapat digunakan dalam pengajaran, namun kedua jenis teknologi tersebut paling banyak digunakan sebagai penunjang fasilitas pengajaran dalam kelas dan memiliki dampak terhadap pembuatan keputusan instruksional. Azhar Arsyad 2006: 15 mengatakan bahwa “pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat, motivasi dan rangsangan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 6 kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa”. Jadi media pembelajaran dapat membantu membangkitkan motivasi dalam pembelajaran. Di samping itu media pembelajaran dalam pembelajaran IPA memiliki kekurangannya yaitu siswa tidak banyak memperoleh olah tangan untuk mendapatkan ketrampilan teknis seperti di laboratorium nyata, melainkan hanya mendapatkan olah tangan untuk mengoperasikan komputer. Komputer menjadi suatu teknologi informasi yang banyak digunakan dalam masyarakat karena sering digunakan dalam kegiatan sekolah, hiburan, bisnis, maupun untuk penggunaan pribadi di rumah. Beberapa tahun terakhir komputer mendapakan perhatian besar karena kemampuannya yang dapat digunakan dalan kegiatan pembelajaran di sekolah. Tidak sedikit materi-meteri pelajaran yang dapat disampaikan menggunakan komputer. Pemanfaatan media pembelajaran berbasis komputer dijelaskan Azhar Arsyad 2002: 32 ”dapat meningkatkan pembelajaran karena berorientasi pada siswa dan melibatkan interaktivitas siswa yang tinggi”. Jadi penggunaan media komputer dapat meningkatkan interaktivitas siswa. Penggunaan komputer dalam proses pembelajaran bermacam-macam bentuknya tergantung pada kecakapan dari pendesain dan pengembang pembelajarannya. Desain yang dimaksud bisa berbentuk permainan games yang mengajarkan konsep-konsep abstrak hingga kemudian dikonkretkan dalam bentuk visual dan audio yang distimulasikan dengan gerakan dianimasikan. Animasi merupakan suatu teknik gerakan gambarpaparan yang dihasilkan oleh gabungan dari media komputer. Secara sederhana animasi komputer bisa dijadikan sebagai model pembelajaran menggunakan program komputer software untuk menstimulasi beberapa percobaan kimia tanpa melalui percobaan di perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 7 laboratorium cukup melalui monitor komputer sehingga siswa dapat mempelajarinya dari simulasi. Salah satu contoh animasi tersebut adalah media simulasi komputer virtual lab tentang koloid. Media ini mempunyai tampilan yang menarik, dalam bentuk gambar, warna dan sedikit efek suara. Dengan media ini siswa menjadi termotivasi untuk lebih menekuni materi yang disajikan serta dengan adanya warna komponen yang dianimasikan dapat menarik perhatian siswa. Jadi animasi menggunakan komputer, merupakan suatu alternatif yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran di kelas. Dengan animasi dapat menggantikan pembelajaran yang memerlukan peralatan laboratorium banyak dan waktu persiapan yang relatif lama. Sekolah SMA Batik 2 Surakarta merupakan salah satu sekolah swasta di Surakarta. Berdasarkan pengamatan secara umum keadaan sekolah SMA Batik 2 Surakarta dan wawancara dengan guru kimia kelas XI di sekolah tersebut, keadaan yang dapat dikemukakan adalah guru dalam menyampaikan materi pelajaran kimia khususnya pada materi koloid masih menggunakan metode ceramahjarang menggunakan laboratorium. Walaupun di sekolah sudah memiliki fasilitas laboratorium IPA beserta alat-alat dan bahan yang biasa digunakan untuk pembelajaran praktikum namun sebagian bahan-bahan untuk praktikum sudah tidak bisa digunakan. Hal itu menyebabkan prestasi belajar materi kimia koloid banyak yang tidak tuntas. Batas KKM Kriteria Ketuntasan Minimal Rata-Rata untuk mata pelajaran kimia koloid adalah 65. Saat ini di SMA Batik 2 Surakarta sudah memiliki ruang laboratorium komputer dengan jumlah komputer kurang lebih 40 unit, dan hanya digunakan untuk mata pelajaran TIK. Hal ini antara lain disebabkan karena masih terbatasnya jumlah perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 8 guru yang sudah menguasai dan mampu menggunakan media pembelajaran berbasis komputer. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan kemampuan guru dalam penguasaan ilmu komputer guna memanfaatkan fasilitas komputer yang telah dimiliki sekolah dengan mengoptimalkan penggunaanya dalam rangka pembelajaran untuk bidang studi yang lain, salah satunya adalah mata pelajaran kimia misalnya. Berdasarkan uraian diatas maka diperoleh pemikiran bahwa dalam pembelajaran kimia, prestasi belajar siswa di SMA Batik 2 Surakarta dapat ditingkatkan melalui penggunaan pendekatan, metode dan media pembelajaran yang tepat. Hal ini tentu saja tetap memperhatikan pengaruh faktor intrinsik dan ekstrinsik siswa sebagai subyek didik. Faktor intrinsik siswa dalam hal ini berkaitan dengan ragam gaya belajar dan aktivitas yang dimiliki masing-masing siswa. Oleh karena itu penelitian ini berkaitan tentang pembelajaran menggunakan media laboratorium real dan virtual yang berupa animasi komputer interaktif pengaruhnya terhadap prestasi belajar kimia yang meliputi aspek kognitif dan afektif bagi siswa yang mempunyai gaya belajar learning style dan aktivitas belajar yang berbeda. Gaya belajar adalah cara seorang siswa dalam menyerap informasi dan kemudian mengatur serta mengolah informasi tersebut. Gaya belajar itu dibedakan menjadi tiga yaitu gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar kinestetik. Sedangkan aktivitas belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa yang berupa suatu proses mempelajari sesuatu. Macam aktivitas belajar meliputi visual activities, oral activites, listening activities, writing activities, drawing activities, motor activities dan mental activities. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 9 Gaya belajar yang dimaksud pada penelitian ini adalah gaya belajar visual visual learners dan gaya belajar kinestetik kinestethic learners. Sedangkan aktivitas belajar yang disini dikategorikan menjadi aktivitas belajar tinggi dan rendah. Penggunaan media komputer dalam hal ini untuk mendukung penggunaan media virtual laboratory virtual laboratorium. Pembelajaran yang dimaksud adalah pada materi koloid kelas sebelas XI semester genap SMA 2 Batik 2 Surakarta tahun pelajaran 20092010. Pemilihan materi koloid ini karena materi koloid merupakan salah satu materi yang penting dan sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN BERBASIS MASALAH DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA

0 11 135

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI TRAINING DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN AKTIVITAS SISWA

2 10 141

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) MENGGUNAKAN LAB RIIL DAN LAB VIRTUIL DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN GAYA BELAJAR SISWA

0 4 144

PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI METODE EKSPERIMEN SERTA DEMONSTRASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

0 3 10

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DISKUSI DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA.

0 0 17

PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN LABORATORIUM RIIL DAN VIRTUIL DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI DAN GAYA BELAJAR SISWA.

0 0 10

PEMBELAJARAN IPA DENGAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI MENGGUNAKAN LAB RIILDAN LAB VIRTUIL DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR DAN GAYA BELAJAR SISWA.

0 0 7

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN HYPERMEDIA DAN MEDIA RIIL DITINJAU GAYA BELAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL.

1 2 7

Pembelajaran fisika dengan media satket dan media interaktif ditinjau dari motivasi belajar dan gaya belajar siswa saiful

0 9 137

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DISKUSI DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR DAN GAYA BELAJAR SISWA | Mujazin | Inkuiri 9674 20552 1 SM

0 0 14