commit to user
121
Apapun metode pembelajaran yang diterapkan, baik inkuiri terbimbing menggunakan virtual lab maupun real lab, siswa yang memiliki gaya belajar
kinestetik tinggi akan memiliki prestasi yang lebih baik daripada siswa yang memiliki gaya belajar visual. Sebaliknya apapun gaya belajar yang dimiliki siswa, baik visual
maupun kinestetik, siswa yang menerima pembelajaran dengan inkuiri terbimbing menggunakan virtual lab akan memperoleh prestasi yang lebih baik dibandingkan
dengan real lab. Begitu pula dengan aktivitas belajar, siswa yang memiliki aktivitas tinggi akan memproleh prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang
memiliki aktivitas belajar rendah. Sebaliknya berapapun tingkat aktivitasnya baik tinggi maupun rendah, siswa yang menerima pelajaran dengan inkuiri terbimbing
menggunakan virtual lab akan memiliki prestasi yang lebih baik daripada metode inkuiri terbimbing dengan menggunakan real lab. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak ada interaksi antara metode pembelajaran, gaya belajar dan aktivitas belajar siswa. Hal ini dimungkinkan karena banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses
pencapaian prestasi belajar baik dalam maupun luar diri siswa diluar faktor metode pembelajaran, gaya belajar dan aktivitas belajar yang digunakan dalam penelitian ini,
serta tidak dapat mengontrol faktor-faktor tersebut diluar kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian tidak ada interaksi antara metode pembelajaran, gaya belajar dan
aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa baik kognitif maupun afektif.
E. Keterbatasan Penelitian
Pada pelaksanaan penelitian ini sudah diupayakan semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil penelitian yang optimal sebagaimana dituangkan pada
commit to user
122
pembahasan diatas dengan meminimalisir kekurangan dan atau kesalahan yang mungkin terjadi. Namun demikian penulis menyadari akan beberapa keterbatasan
yang menyebabkan hasil penelitian ini menjadi kurang sempurna. Keterbatasan yang dimaksud antara lain:
1. Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengambilan data berupa angket gaya belajar kimia, tes prestasi belajar kognitif, angket penilaian afektif semuanya
belum merupakan instrument standar. Karena instrument tersebut diatas disusun dan dikembangkan oleh penulis sendiri dan baru diujicobakan satu kali sehingga masih
memerlukan uji coba dan analisa yang lebih banyak agar benar-benar standar. 2. Penggunaan metode pembelajaran inkuiri menggunakan virtual lab maupun real
lab masih dianggap baru belum terbiasa baik guru maupun siswa sehingga belum dapat mengungkap kemampuan siswa secara maksimal.
3. Variabel gaya belajar dalam penelitian ini diambil hanya dua kategori yaitu visual dan kinestetik, sedangkan auditorial tidak dilibatkan sehingga belum
mendapatkan kesimpulan pengaruhnya terhadap prestasi belajar kimia. 4. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Batik 2 Surakarta tahun
Pelajaran 20092010. Apabila eksperimen ini dilakukan pada subyek lain dapat menghasilkan keputusan yang berbeda. Hal ini wajar terjadi karena karakteristik yang
dimiliki masing-masing sampel berbeda sehingga hasil penelitian ini belum dapat digeneralisasikan secara universal untuk semua sampel.
commit to user
123
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang telah diperoleh setelah melaksanakan penelitian di SMA Batik 2 Surakarta, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada materi kimia koloid sebaiknya guru menggunakan metode inkuiri terbimbing menggunakan virtual lab. Prestasi belajar siswa yang diajar menggunakan
metode inkuiri terbimbing menggunakan virtual lab memiliki prestasi yang lebih baik daripada prestasi belajar siswa yang diajar dengan metode inkuiri terbimbing
menggunakan real lab dengan rataan prestasi berturut-turut 73 dan 70. 2. Siswa yang memiliki gaya belajar visual dan kinestetik tidak memiliki perbedaan
prestasi belajar baik menggunakan media virtual lab maupun real lab. Tetapi siswa dengan gaya belajar kinestetik cenderung mendapatkan prestasi yang lebih baik
daripada siswa yang memiliki gaya belajar visual. 3. Siswa yang memiliki aktivitas belajar tinggi memperoleh prestasi yang lebih baik
daripada siswa yang memiliki aktivitas belajar rendah. Nilai rataan prestasi kognitif berturut-turut 72,6 dan 70,0. Selain itu aktivitas tinggi dan rendah memberikan
perbedaan pada prestasi belajar afektif dengan nilai rataan prestasi masing-masing adalah 65,3 dan 64,2
4. Siswa yang memiliki gaya belajar visual akan memberikan prestasi yang sama bila diajar dengan media baik virtual lab maupun real lab. Siswa yang memiliki gaya