Hipotesis kedua Hipotesis ketiga

commit to user 114 beberapa kelompok kerja tertentu belum berhasil menjawab beberapa pertanyaan dalam pedoman praktikum yang disediakan karena kelompok mereka belum selesai melakukan praktikum. Beberapa kelemahan itulah yang menghambat proses penemuan konsep atau prinsip atau fakta yang sedang dipelajari sehingga melahirkan prestasi hasil belajar yang lebih rendah dibandingkan dengan kelas virtual lab. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari Basir 2009 bahwa siswa yang diajar dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan virtual lab memperoleh prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan metode inkuiri terbimbing menggunakan real lab.

2. Hipotesis kedua

Berdasarkan hasil pengujian anvava tiga jalan menunjukkan bahwa p-value kognitif untuk gaya belajar = 0,945 0,05 dan p-value untuk afektif = 0,002 0,05. Hal ini berarti bahwa gaya belajar tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar kognitif tetapi berpengaruh terhadap prestasi belajar afektif. Pada kelas virtual lab baik visualisasi maupun gerakan anggota tubuh sangat dibutuhkan, sedangkan pada kelas real lab lebih mementingkan gerakan dan tindakan kinestetik daripada visualisasi. Tidak adanya pengaruh gaya belajar dengan prestasi belajar kognitif siswa disebabkan faktor internal yang dimiliki siswa dalam mencapai prestasi belajar yang memuaskan bukan hanya gaya belajar. Hal ini menunjukkan bahwa gaya belajar baik visual maupun kinestetik bukan faktor penentu keberhasilan siswa dalam meningkatkan prestasi belajarnya. commit to user 115 Hal ini sejalan dengan Riyanti 2008: 37 Institute for Learning Styles Journal Volume 1, Fall 2008 diungkapkan “findings indicated that the learning styles of students may fluctuate within the context of a course from concept to concept, or lesson to lesson”. Dalam jurnal tersebut diungkapkan bahwa gaya belajar siswa berfluktuasi tergantung kepada konteks pembelajaran dari konsep ke konsep dan dari satu pelajaran ke pelajaran lainnya. Dalam jurnal ini juga diungkapkan bahwa setiap orang memiliki kecenderungan gaya belajar yang berbeda-beda bergantung pada materi yang diajarkan, tidak semua materi pelajaran akan memberikan hasil yang sama jika diajarkan dengan cara yang sama. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan Basir 2009 yang menunjukkan bahwa gaya belajar tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Siswa dapat menyesuaikan gaya belajarnya dengan metode pembelajaran yang sedang diberlakukan sehingga tidak ada pengaruh gaya belajar dengan prestasi belajar kognitif siswa.

3. Hipotesis ketiga

Berdasarkan hasil analisis variansi tiga jalan diperoleh harga p-value kognitif sebesar 0,039 0,05, dan p-value untuk prestasi afektif sebesar 0,004 0,05. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh aktivitas tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar baik afektif maupun kognitif. Aktivitas belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa yang berupa suatu proses mempelajari sesuatu. Macam aktivitas belajar meliputi visual activities, oral activites, listening activities, writing activities, drawing activities, motor activities dan mental activities. Aktivitas belajar siswa dipengaruhi oleh adanya commit to user 116 metode pembelajaran. Adanya metode pembelajaran yang tepat diharapkan aktivitas belajar siswa dapat meningkat. Siswa yang memiliki aktivitas tinggi akan memperoleh prestasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki aktivitas belajar rendah. Hal ini dikarenakan siswa yang mempunyai aktivitas belajar tinggi memiliki dorongan ingin tahu yang besar, sehingga dalam pembelajaran siswa tersebut aktif dalam bertanya maupun mencari sumber sendiri. Keberanian yang besar dalam mengajukan sebuah suatu gagasan, ide atau pendapat kepada teman-teman sekelompoknya, dan ini lebih memudahkan siswa dalam merekam hasil pembelajaran ke dalam memori mereka. Sehingga dalam memahami konsep koloid menjadi lebih baik. Hal inilah yang menyebabkan siswa yang memiliki aktivitas belajar tinggi memperoleh prestasi belajar yang maksimal dibandingkan siswa yang memiliki aktivitas belajar rendah. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tri Lestari 2007 bahwa pembelajaran dengan memperhatikan aktivitas belajar siswa akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

4. Hipotesis Keempat

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN BERBASIS MASALAH DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA

0 11 135

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI TRAINING DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN AKTIVITAS SISWA

2 10 141

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) MENGGUNAKAN LAB RIIL DAN LAB VIRTUIL DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN GAYA BELAJAR SISWA

0 4 144

PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI METODE EKSPERIMEN SERTA DEMONSTRASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

0 3 10

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DISKUSI DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA.

0 0 17

PEMBELAJARAN IPA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN LABORATORIUM RIIL DAN VIRTUIL DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI DAN GAYA BELAJAR SISWA.

0 0 10

PEMBELAJARAN IPA DENGAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI MENGGUNAKAN LAB RIILDAN LAB VIRTUIL DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR DAN GAYA BELAJAR SISWA.

0 0 7

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN HYPERMEDIA DAN MEDIA RIIL DITINJAU GAYA BELAJAR DAN KEMAMPUAN AWAL.

1 2 7

Pembelajaran fisika dengan media satket dan media interaktif ditinjau dari motivasi belajar dan gaya belajar siswa saiful

0 9 137

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DISKUSI DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR DAN GAYA BELAJAR SISWA | Mujazin | Inkuiri 9674 20552 1 SM

0 0 14