Sistem Keuangan Tinjauan Kepustakaan

yang berkaitan dengan perbankan, usaha perasuransian, manajemen risiko terhadap bancassurance, serta informasi yang diperoleh dari media cetak dan elektronik.

E. Tinjauan Kepustakaan

Penulisan skripsi dengan judul ”Tinjauan Yuridis Manajemen Risiko pada Bank dalam Kaitannya dengan Bancassurance” ini mengetengahkan beberapa istilah yang selanjutnya akan sering dipergunakan. Oleh karena itu, agar memperoleh kesatuan pemahaman terhadap apa yang dimaksudkan dalam penulisan skripsi ini maka istilah tersebut akan ditinjau terlebih dahulu.

1. Sistem Keuangan

Sistem keuangan terdiri dari dua kata, yaitu “sistem” dan “keuangan”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sistem adalah perangkat unsur yang secara terstruktur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas, sedangkan keuangan diartikan sebagai seluk beluk uang atau urusan uang. Dalam pengertian yang lain, keuangan diartikan sebagai pengetahuan teori dan praktik mengenai keuangan yang mencakup uang, kredit, perbankan, sekuritas, investasi, valuta asing, penjaminan emisi, kepialangan, trust, dan sebagainya. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dirumuskan bahwa pada dasarnya sistem keuangan adalah suatu sistem yang dibentuk oleh lembaga-lembaga yang mempunyai kompetensi yang berkaitan dengan seluk-beluk di bidang keuangan. 23 23 Hermansyah, Op. Cit., hal. 1. Universitas Sumatera Utara Definisi sistem keuangan berbeda-beda tergantung pada apa yang hendak ditekankan. Dari sudut moneter, sistem keuangan didefinisikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari otoritas moneter dan di luar otoritas moneter. Sistem moneter terdiri dari otoritas moneter, dan bank-bank pencipta uang giral, sedangkan lembaga keuangan lainnya termasuk dalam kelompok di luar sistem moneter. 24 Definisi lainnya memberikan penekanan pada pembedaan lembaga keuangan menjadi dua, yaitu: lembaga keuangan bank bank financial intermediary dan lemmbaga keuangan bukan bank non bank financial intermediary. 25 Sedangkan Menurut Dr. Insukindro, M.A., dalam bukunya Ekonomi Uang dan Bank, sistem keuangan financial system pada umumnya merupakan suatu kesatuan sistem yang dibentuk dari semua lembaga keuangan yang ada dan yang kegiatan utamanya di bidang keuangan adalah menarik dana dari dan menyalurkannya kepada masyarakat. Lembaga-lembaga keuangan bank merupakan bagian dari sistem moneter, sedangkan lembaga-lembaga keuangan bukan bank berada di luar sistem moneter. 26 24 Achwan, Harry Tjahjono dan Totok Subjakto, 1993 hal. 1-2 dalam Rachmadi Usman, 2001, Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal. 22. Keberadaan sistem keuangan ini diharapkan dapat melaksanakan fungsinya sebagai lembaga perantara keuangan financial intermediation dan lembaga transmisi yang mampu menjembatani mereka yang kelebihan dana dan kekurangan dana serta memperlancar transaksi ekonomi. 25 Ibid. 26 Ibid. Universitas Sumatera Utara Selanjutnya Dr. Insukindro mengemukakan bahwa di Indonesia, sistem keuangan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu sistem moneter dan lembaga keuangan lainnya. Sistem moneter terdiri atas otoritas moneter dan sistem Bank Umum commercial bank. 27 Selain sistem moneter sebagaimana telah diuraikan di atas, lembaga keuangan bukan bank juga merupakan bagian dari sistem keuangan. Pada prinsipnya lembaga keuangan bukan bank tidak dapat digolongkan ke dalam sistem moneter dan perbankan. Oleh karena itu, lembaga keuangan bukan bank ini Dengan demikian, berdasarkan pengelompokkan sistem keuangan di atas, dapat dinyatakan bahwa otoritas moneter dan sistem perbankan adalah bagian dari sistem moneter di Indonesia. Otoritas moneter tersebut adalah otoritas moneter sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia jo. Undang Undang No. 2 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang secara tegas menyatakan bahwa Bank Indonesia adalah penanggung jawab otoritas kebijakan moneter yang lazim disebut otoritas moneter. Di samping otoritas moneter, Bank Umum yang merupakan bagian dari sistem perbankan Indonesia adalah sistem perbankan sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan jo. Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Ini berarti bahwa sistem moneter berhubungan erat dengan Bank Sentral dan lembaga keuangan bank. 27 Ibid., hal. 2. Universitas Sumatera Utara sering pula disebut sebagai lembaga keuangan sektor non moneter non monetary sector. 28 Lembaga keuangan bukan bank adalah suatu badan yang melakukan kegiatan di bidang keuangan berupa usaha menghimpun dana, memberikan kredit, sebagai perantara dalam usaha mendapatkan sumber pembiayaan, dan usaha penyertaan modal, semuanya itu dilakukan secara langsung atau tidak langsung melalui penghimpunan dana terutama dengan jalan mengeluarkan kertas berharga, dengan demikian lembaga keuangan bukan bank beroperasi lebih banyak di pasar uang dan modal. 29 Adapun dana yang diperolehnya bersifat jangka panjang dan disalurkannya kepada masyarakat terutama guna pembiayaan pembangunan industri dan prasarananya serta pembangunan ekonomi lainnya. 30 Sebagai lembaga keuangan bukan bank, lembaga tersebut tidak diperkenankan untuk menerima simpanan baik dalam bentuk giro, deposito maupun tabungan. 31 Melihat dari segi usaha pokoknya yang dilakukan oleh lembaga keuangan bukan bank, maka terdapat dua sektor yang digelutinya, yaitu: Penghimpunan dana hanya dapat dilakukan dengan pengeluaran kertas-kertas berharga. Di Indonesia dana yang terhimpun dari dalam negeri tersebut tidak diperkenankan diinvestasikan di luar negeri. 32 a. Sektor pembiayaan pembangunan berupa pemberian kredit jangka panjangmenengah serta melakukan penyertaan modal. 28 Dahlan Siamat, 1995, hal. 60 dalam Rachmadi Usman, Op. Cit., hal. 43. 29 Muhammad Djumhana, 1996, Hukum Perbankan di Indonesia, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, hal. 63. 30 Ibid., hal. 64. 31 Rachmadi Usman, Op. Cit., hal. 43. Bandingkan dengan Muhammad Djumhana, Op. Cit., 64. 32 Ibid., hal. 64. Universitas Sumatera Utara b. Sektor usaha yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang-bidang tertentu seperti memberikan pinjaman kepada masyarakat berupa pegadaian. Secara garis besar lembaga keuangan bukan bank terdiri dari beberapa jenis yaitu: 33 a. Perusahan Pembiayaan Perusahaan pembiayaan adalah badan usaha di luar bank dan merupakan lembaga keuangan bukan bank yang khusus melakukan kegiatan-kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat. Dari pengertian ini, terlihat kegiatan usaha perusahaan pembiayaan berbeda dengan kegiatan usaha bank, sehingga pilihan sumber dana pembiayaan pembangunan tidak hanya mengandalkan perbankan. Otoritas pemberi izin usaha pembiayaan adalah Departemen Keuangan, sedangkan pembinaan dan pengawasannya dilakukan oleh Bank Indonesia. b. Perusahaan Perasuransian Usaha asuransi adalah usaha jasa keuangan yang dengan menghimpun dana masyarakat melalui penghimpunan premi asuransi memberikan perlindungan kepada anggota masyarakat pemakai jasa asuaransi terhadap kemungkinan timbulnya kerugian karena suatu peristiwa yang tidak pasti terhadap hidup atau meninggalnya seseorang. 34 33 Rachmadi Usman, Op. Cit., hal. 45. Adapun dana yang terkumpul kemudian disalurkan bagi tujuan investasi. Investasi perusahaan asuransi dapat dilakukan dalam bentuk, 34 Muhammad Djumhana, Op. Cit., hal. 64. Universitas Sumatera Utara deposito berjangka dan sertifikat deposito, pembelian surat-surat berharga, penyertaan langsung, bangunan dan tanah, pinjaman hipotok dan pinjaman polis. c. Dana Pensiun Penyelenggaran dana pensiun diatur dengan Undang-Undang No. 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun. Dana pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun, berupa pembayaran berkala yang dibayarkan kepada peserta. Adapun jenis penyelenggara dana pensiun, yaitu: 35 1. Dana pensiun pemberi kerja, yaitu dana pensiun yang dibentuk oleh orang atau badan yang mempekerjakan karyawan. 2. Dana pensiun lembaga keuangan, yaitu dana pensiun yang dibentuk oleh bank, atau perusahaan asuransi jiwa. d. Pasar Modal Setelah ditetapkannya Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, maka telah tersedia perangkat hukum bagi kegiatan pasar modal yang merupakan salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha, termasuk usaha menengah dan kecil untuk pembangunan usahanya dan juga merupakan wahana investasi bagi masyarakat, termasuk pemodal kecil dan menengah. Pasar modal diartikan sebagai suatu kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. 36 35 Ibid., hal. 65. Universitas Sumatera Utara e. Pegadaian Menurut ketentuan Pasal 1150 KUH Perdata, Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seseorang berpiutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang yang berutang atau oleh seorang lain yang atas namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada si berpiutang itu untuk mengambil pelunasan atas barang tersebut secara didahulukan daripada orang-orang berpiutang lainnya, dengan kekecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkannya untuk menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya mana yang harus didahulukan. Berdasarkan ketentuan tersebut, jelaslah bahwa dalam gadai ada kewajiban dari seorang calon nasabah atau calon debitor untuk menyerahkan barang bergerak yang dimilikinya sebagai jaminan pelunasan utang, serta memberikan hak kepada si berpiutang kantor pegadaian untuk melakukan penjualan atau pelelangan atas barang tersebut apabila si debitor tidak mampu menebus kembali barang yang dimaksud dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Keberadaan lembaga pegadaian telah semakin penting dan strategis dalam menunjang pembangunan ekonomi nasional khususnya bagi masyarakat golongan menengah ke bawah. Sifat dari lembaga pegadaian ini adalah menyediakan pelayanan bagi kemanfaatan umum dan sekaligus memupuk keuntungan berdasar atas prinsip pengelolaan perusahaan. 37 Lembaga pegadaian adalah suatu lembaga penyalur kredit. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, lembaga pegadaian akan memberikan pinjaman 36 Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. 37 Hermansyah, Op. Cit., hal. 14. Universitas Sumatera Utara tunai dalam jangka pendek kepada setiap orang dengan persyaratan dan prosedur yang mudah dan sederhana. 38

2. Manajemen Risiko

Dokumen yang terkait

Tinjauan Hukum Penerapan Manajemen Risiko Pada Bank Syariah Dalam Kaitannya Dengan Bancassurance (Riset : Pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Iskandar Muda)

5 108 86

Tinjauan Yuridis Penerapan Manajemen Risiko Pada Bank Sumut Yang Melakukan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (Studi Pada Bank Sumut)

8 110 89

Tinjauan Yuridis Penerapan Manajemen Risiko Pada Bank Sumut Yang Melakukan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (Studi Pada Bank Sumut)

0 0 8

Tinjauan Yuridis Penerapan Manajemen Risiko Pada Bank Sumut Yang Melakukan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (Studi Pada Bank Sumut)

0 0 1

Tinjauan Yuridis Penerapan Manajemen Risiko Pada Bank Sumut Yang Melakukan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (Studi Pada Bank Sumut)

0 0 14

Tinjauan Yuridis Penerapan Manajemen Risiko Pada Bank Sumut Yang Melakukan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (Studi Pada Bank Sumut)

0 0 18

Tinjauan Yuridis Penerapan Manajemen Risiko Pada Bank Sumut Yang Melakukan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (Studi Pada Bank Sumut)

0 0 1

BAB II - Tinjauan Hukum Penerapan Manajemen Risiko Pada Bank Syariah Dalam Kaitannya Dengan Bancassurance (Riset : Pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Iskandar Muda)

0 0 8

Tinjauan Hukum Penerapan Manajemen Risiko Pada Bank Syariah Dalam Kaitannya Dengan Bancassurance (Riset : Pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Iskandar Muda)

0 0 12

Tinjauan Hukum Penerapan Manajemen Risiko Pada Bank Syariah Dalam Kaitannya Dengan Bancassurance (Riset : Pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Iskandar Muda)

0 0 8