kerahasiaan nasabahnya. Ketidakpercayaan terhadap bank akan menyebabkan kerugian bagi bank tersebut. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa terdapat
beberapa aspek utama dalam bancassurance yang dapat menimbulkan kemungkinan terjadinya risiko reputasi.
C. Pengaturan Manajemen Risiko pada Bank Dalam Kaitannya dengan Bancassurance
1. Konsep Penerapan Manajemen Risiko dalam Rangka Bancassurance
Surat Edaran No.1235DPNP tanggal 23 Desember 2010 Perihal Penerapan Manajemen Risiko pada Bank yang Melakukan Aktivitas Kerjasama
Pemasaran dengan Perusahaan Asuransi Bancassurance ditetapkan Bank Indonesia mengingat bahwa bancassurance berpotensi menimbulkan berbagai
risiko pada bank, terutama risiko hukum dan risiko reputasi. Oleh karena itu, pada prinsipnya pengaturan yang terdapat dalam surat edaran ini bertujuan untuk
menghindari bank dari berbagai risiko dalam melakukan aktivitas pemasaran dengan perusahaan asuransi bancassurancce.
Bank Indonesia melalui produk hukumnya yakni Surat Edaran No.1235DPNP tanggal 23 Desember 2010 mewajibkan Bank yang melakukan
bancassurance untuk menerapkan manajemen risiko sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia yang mengatur mengenai penerapan manajemen risiko bagi bank
umum dan Surat Edaran Bank Indonesia ini. Bank wajib menyusun kebijakan dan prosedur secara tertulis mengenai
bancassurance dengan berpedoman pada Peraturan Bank Indonesia No. 58PBI2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum
Universitas Sumatera Utara
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No. 1125PBI2009 dan Surat Edaran Bank Indonesia ini.
Berdasarkan pengaturan yang dimuat dalam surat edaran ini terdapat tiga model bisnis bancassurance, yakni referensi, kerjasama distribusi, integrasi
produk. Penerapan manajemen risiko yang dimuat dalam surat edaran ini pada prinsipnya didasarkan pada ketiga model bisnis ini. Oleh karena itu, diperlukan
pemahaman terhadap ketiga model ini. Model referensi memiliki arti bahwa dalam melakukan aktivitas kerjasama
pemasaran yang dilakukan perusahaan asuransi dan bank terhadap produk asuransi bancassurance, bank hanya berperan dalam mereferensikan atau
merekomendasikan produk asuransi kepada nasabah. Peranan Bank hanya melakukan pemasaran yang terbatas sebagai perantara dalam meneruskan
informasi produk asuransi dari perusahaan asuransi yang menjadi mitra bank kepada nasabah atau menyediakan akses kepada perusahaan asuransi untuk
menawarkan produk asuransi kepada nasabah. Sedangkan yang dimaksud dengan kerjasama distribusi adalah suatu
aktivitas kerjasama pemasaran produk asuransi, dengan bank berperan memasarkan produk asuransi dengan cara memberikan penjelasan mengenai
produk asuransi tersebut secara langsung kepada nasabah. Namun terdapat perbedaan dengan model bancassurance referensi karena peran bank tidak hanya
sebagai perantara dalam meneruskan informasi produk asuransi dari perusahaan asuransi mitra bank kepada nasabah, tetapi bank juga memberikan penjelasan
secara langsung yang terkait dengan produk asuransi seperti karakteristik,
Universitas Sumatera Utara
manfaat, dan risiko dari produk yang dipasarkan dan meneruskan minat atau permintaan pembelian produk asuransi dari nasabah kepada perusahaan asuransi
mitra bank. Integrasi produk merupakan suatu aktivitas kerjasama pemasaran produk
asuransi, dengan bank berperan memasarkan produk asuransi kepada nasabah dengan cara melakukan modifikasi danatau menggabungkan produk asuransi
dengan produk bank. Aktivitas kerjasama pemasaran ini dilakukan oleh bank dengan cara menawarkan atau menjual bundled product kepada nasabah.
Terhadap bundled product yang dipasarkan tetap harus dapat dipisahkan atas bagian produk yang menjadi risiko bank dan bagian produk yang menjadi risiko
perusahaan asuransi mitra bank sehingga risiko masing-masing dapat diidentifikasi, diukur, dipantau, dan dikendalikan.
1.1 Penerapan Manajemen Risiko dalam Beberapa Aspek Utama pada Bancassurance
1. Penetapan perusahaan asuransi yang menjadi mitra bank Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 1235DPNP tanggal 23
Desember 2011, Bank wajib melakukan penilaian terhadap perusahaan asuransi yang menjadi mitra bank dalam bancassurance dengan memenuhi paling kurang
hal-hal sebagai berikut:
240
a. Perusahaan asuransi yang dapat dijadikan mitra bank adalah perusahaan asuransi yang memiliki tingkat solvabilitas paling kurang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku berdasarkan data terkini dari Bapepam dan LK. Batas tingkat solvabilitas solvency margin merupakan tolak ukur kesehatan
240
Bagian II.B, Surat Edaran No. 1235DPNP tanggal 23 Desember 2011 Perihal Penerapan Manajemen Risiko pada Bank yang Melakukan Aktivitas Kerjasama Pemasaran dengan
Perusahaan Asuransi Bancassurance.
Universitas Sumatera Utara
keuangan perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi. Batas tingkat solvabilitas ini merupakan selisih antara kekayaan terhadap kewajiban, yang
perhitungannya didasarkan pada cara perhitungan tertentu sesuai dengan sifat usaha asuransi.
241
b. Bank wajib memastikan bahwa perusahaan asuransi mitra bank telah memperoleh surat persetujuan dari Menteri Keuangan untuk melakukan
bancassurance. Setiap pihak yang melakukan usaha perasuransian wajib memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan, kecuali bagi perusahaan yang
menyelenggarakan Program Asuransi Sosial Pasal 9 ayat 10 Undang- Undang No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian. Demikian halnya,
perusahaan asuransi harus memperoleh izin atau persetujuan dari Menteri Keuangan. Hal ini dilakukan oleh sebab Pembinaan dan pengawasan terhadap
perusahaan perasuransian dilakukan oleh Menteri Keuangan.
242
c. Bank wajib memantau, menganalisa, dan mengevaluasi kinerja danatau reputasi perusahaan asuransi mitra bank secara berkala paling kurang sekali
dalam 1 satu tahun atau sewaktu-waktu apabila terjadi perubahan kondisi kinerja danatau reputasi perusahaan asuransi mitra Bank yang diketahui
melalui berbagai sumber informasi. Sebagaimana dimaksudkan seluruh ketentuan surat edaran ini dibutuhkan mengingat bancassurance dapat
menimbulkan kemungkinan terjadinya risiko hukum dan risiko reputasi, maka bank wajib memantau, menganalisa, dan mengevaluasi kinerja danatau
reputasi perusahaan asuransi mitra bank baik berkala maupun sewaktu-waktu. Namun, selain pemantauan, penganalisaan, dan evaluasi kinerja perusahaan
asuransi yang dilakukan bank, dalam melakukan pembinaan dan pengawasan, Menteri Keuangan melakukan pemeriksaan berkala atau setiap waktu apabila
diperlukan terhadap usaha perasuransian Pasal 15 Undang-Undang No. 2 Tahun 1992.
d. Bank wajib mengakhiri kerjasama sebelum berakhirnya perjanjian atau tidak memperpanjang kerjasama apabila:
1 perusahaan asuransi mitra bank tidak lagi memenuhi persyaratan yakni memiliki tingkat solvabilitas paling kurang sesuai dengan ketentuan yang
berlaku berdasarkan data terkini dari Bapepam dan LK.; danatau 2 menurunnya reputasi perusahaan asuransi mitra Bank yang secara
signifikan akan mempengaruhi profil Risiko Bank. Kedua hal ini sangat penting dalam menghindari kerugian baik melalui risiko
hukum maupun risiko reputasi yang dialami bank akibat menurunnya tingkat solvabilitas dan reputasi perusahaan asuransi yang menjadi mitra bank.
e. Dalam hal bank mengakhiri kerjasama bank wajib: 1 menghentikan pemasaran produk asuransi yang dimuat dalam perjanjian
kerjasama dimaksud; dan 2 menginformasikan kelanjutan penyelesaian hak dan kewajiban nasabah
sehubungan dengan produk asuransi yang telah dipasarkan.
241
Abdulkadir Muhammad, Op. Cit., hal. 39.
242
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
f. Dalam hal produk asuransi yang dipasarkan terkait dengan unit link, bank wajib memastikan bahwa perusahaan asuransi mitra bank memenuhi
persyaratan sebagai berikut: 1 telah memenuhi persyaratan terkait unit link sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai penyelenggaraan usaha perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi;
2 mencatat dan mengelola secara khusus kekayaan dan kewajiban perusahaan asuransi mitra bank yang bersumber dari investasi produk unit
link; dan 3 melaksanakan hal-hal lain yang diperlukan agar dana investasi yang
dipercayakan oleh nasabah dikelola secara optimal, profesional, dan independen.
b. Penyusunan Perjanjian Kerjasama Perjanjian kerjasama yang dilakukan antara bank dan perusahaan asuransi
merupakan perjanjian tidak bernama innominaat. Perjanjian kerjasama ini belum diatur secara khusus dalam peraturan perundang-undangan. Namun, surat edaran
ini menyatakan setidak-tidaknya perjanjian kerjasama
dalam rangka bancassurance antara bank dengan perusahaan asuransi mitra bank memuat hal-
hal sebagai berikut Surat Edaran Bank Indonesia No. 1235DPNP tanggal 23 Desember 2010:
a. Kejelasan hak dan kewajiban masing-masing pihak bank dan perusahaan asuransi mitra bank, terutama adanya klausula yang menyatakan tanggung
jawab masing-masing pihak dalam melakukan bancassurance Bank tidak menanggung Risiko atas produk asuransi yang dijual Untuk model
bisnis referensi danatau kerjasama distribusi,. Sedangkan untuk model bisnis integrasi produk, bank hanya bertanggung jawab sebatas risiko dari produk
bank. Oleh karena itu, integrasi produk harus memisahkan secara jelas tanggung jawab yang diemban perusahaan asuransi atau bank.
b. Klausula khusus terkait dengan model bisnis danatau fitur khusus produk asuransi untuk model bisnis kerjasama distribusi terkait produk unit link.
Perusahaan asuransi mitra bank harus mencatat dan mengelola secara khusus kekayaan dan kewajiban perusahaan asuransi yang bersumber dari investasi
produk unit link. Hal ini dilakukan agar investasi yang berasal dari nasabah yang menggunakan produk unit link dapat diketahui secara jelas dan
pengelolaannya bukan merupakan tanggung jawab bank melainkan perusahaan asuransi mitra bank.
Universitas Sumatera Utara
c. Setiap perjanjian bancassurance hanya dapat memuat secara spesifik 1 satu model bisnis untuk 1 satu produk asuransi atau 1 satu bundled product
yang dipasarkan. d. Jangka waktu perjanjian.
e. Kejelasan tanggung jawab masing-masing pihak yaitu bank atau perusahaan asuransi mitra bank dalam melaksanakan kewajiban customer due diligence
atau know your customer. f. Penetapan klausula yang memuat kondisi yang menyebabkan berakhirnya
perjanjian kerjasama, termasuk klausula yang memungkinkan bank menghentikan kerjasama sebelum berakhirnya jangka waktu perjanjian atau
atas perintah Bank Indonesia.
g. Kejelasan penyelesaian hak dan kewajiban masing-masing pihak bank atau perusahaan asuransi mitra bank, termasuk kewajiban kepada pihak
tertanggung danatau pihak penerima manfaat, apabila perjanjian kerjasama berakhir, baik karena berakhirnya jangka waktu perjanjian kerjasama maupun
karena dihentikan
h. Kejelasan batas tanggung jawab bank dan perusahaan asuransi mitra bank pada setiap produk yang dipasarkan apabila terjadi perselisihan dengan
nasabah. i. Kewajiban para pihak untuk menjaga kerahasiaan data nasabah.
3. Penggunaan Data Nasabah Dalam menggunakan data nasabah, Bank harus memenuhi ketentuan Pasal
40 dan Pasal 44A Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 juncto
Peraturan Bank Indonesia yang mengatur mengenai persyaratan dan tata cara pemberian perintah atau izin tertulis membuka rahasia bank, transparansi produk
bank dan penggunaan data pribadi nasabah sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No. 76PBI2005 Tentang Transparansi Informasi Produk Bank
dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah. Berdasarkan ketentuan di atas, dalam bancassurance, Bank hanya dapat
memberikan data pribadi nasabah kepada perusahaan asuransi mitra Bank sepanjang telah terdapat persetujuan tertulis dari nasabah Pasal 9 Peraturan Bank
Indonesia No. 76PBI2005.
Universitas Sumatera Utara
4. Penerapan Prinsip Perlindungan Nasabah Lembaga perbankan adalah suatu lembaga yang sangat tergantung kepada
kepercayaan dari masyarakat. Oleh karena itu tanpa adanya kepercayaan dari masyarakat, tentu suatu bank tidak akan mampu menjalankan usahanya dengan
baik. Sehingga tidaklah berlebihan bila dunia perbankan harus sedemikian rupa menjaga kepercayaan dari masyarakat dengan memberikan perlindungan hukum
terhadap kepentingan masyarakat, terutama kepentingan nasabah bank yang bersangkutan.
243
Ketentuan Pasal 29 ayat 4 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 menyatakan sebagai berikut, “Untuk kepentingan nasabah, bank wajib
menyediakan informasi mengenai kemungkinan terjadinya risiko kerugian sehubungan dengan transaksi nasabah yang dilakukan melalui bank.” Oleh sebab
itu, dalam rangka menjalankan praktek bancassurance bank juga harus menyediakan informasi mengenai kemungkinan terjadinya risiko kerugian
sehubungan dengan dilakukannya praktek bancassurance. Dalam melakukan bancassurance, Bank wajib menerapkan prinsip-prinsip
transparansi dengan menjelaskan secara lisan dan tertulis kepada nasabah antara lain sebagai berikut:
244
a. Asuransi yang dipasarkan bukan merupakan produk dan tanggung jawab bank serta tidak termasuk dalam cakupan program penjaminan sebagaimana
dimaksud dalam ketentuan perundang-undangan mengenai lembaga penjamin simpanan, meskipun terdapat logo danatau atribut Bank dalam brosur atau
243
Hermansyah, Op. Cit., hal. 132.
244
Bagian II.B.4.a Surat Edaran No. 1235DPNP tanggal 23 Desember 2011 Perihal Penerapan Manajemen Risiko pada Bank yang Melakukan Aktivitas Kerjasama Pemasaran dengan
Perusahaan Asuransi Bancassurance.
Universitas Sumatera Utara
dokumen pemasaran marketing lainnya yang digunakan dalam model bisnis kerjasama distribusi dan integrasi produk.
b. Penggunaan logo danatau atribut bank lainnya dalam brosur atau dokumen pemasaran marketing lainnya yang digunakan dalam model bisnis kerjasama
distribusi dan integrasi produk hanya bertujuan untuk menunjukkan adanya kerjasama antara bank dengan perusahaan asuransi mitra bank.
c. Karakteristik asuransi mencakup antara lain fitur, risiko, manfaat, biaya-biaya asuransi, persyaratan kepesertaan, dan prosedur klaim oleh nasabah.
Bank harus transparan kepada nasabah mengenai biaya-biaya yang harus dibayar, termasuk apabila dalam premi asuransi yang harus dibayar terdapat
perhitungan komponen biaya lain seperti biaya provisi, biaya administrasi, danatau komisi yang diberikan perusahaan asuransi mitra Bank kepada Bank
dalam rangka bancassurance. Khusus untuk bancassurance melalui model bisnis kerjasama distribusi
dan integrasi produk:
245
a. Bank harus memastikan bahwa nasabah telah memahami penjelasan mengenai manfaat dan risiko produk baik yang dilakukan secara lisan
maupun tertulis sebagaimana tercantum dalam dokumen pemasaran penawaran.
b. Pernyataan nasabah bahwa nasabah telah memahami manfaat dan risiko produk harus dituangkan dalam dokumen tertulis yang terpisah, dibuat
dalam bahasa Indonesia, dan ditandatangani oleh nasabah dengan menggunakan tanda tangan basah.
c. Bank harus memastikan bahwa pihak nasabah yang menandatangani dokumen tertulis merupakan pihak yang berwenang menandatangani.
Hal ini dilakukan demi memastikan para nasabah mengetahui akibat hukum yang ditumbulkan dengan menggunakan produk bancassurance melalui bisnis
kerjasama distribusi dan integrasi produk.
245
Bagian II.B.4.e Surat Edaran No. 1235DPNP tanggal 23 Desember 2011 Perihal Penerapan Manajemen Risiko pada Bank yang Melakukan Aktivitas Kerjasama Pemasaran dengan
Perusahaan Asuransi Bancassurance.
Universitas Sumatera Utara
Terkait dengan produk asuransi yang dipasarkan melalui bancassurance, harus dipastikan bahwa produk asuransi yang dipasarkan telah memenuhi
peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang perasuransian antara lain: a. kriteria produk danatau persyaratan produk; dan
b. kewajiban pelaporan produk. Bank Indonesia dapat memerintahkan bank untuk menghentikan
bancassurance dalam hal berdasarkan evaluasi Bank Indonesia, bancassurance yang dilaksanakan:
246
a. tidak sesuai dengan rencana pelaksanaan aktivitas baru berupa bancassurance yang dilaporkan kepada Bank Indonesia danatau
persetujuan bancassurance dari Menteri Keuangan danatau pencatatan produk asuransi dari Bapepam dan LK;
b. berpotensi berdampak negatif terhadap kinerja bank;danatau c. tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Sejak bank diperintahkan menghentikan maka bank dilarang melanjutkan pemasaran atas produk bancassurance dimaksud; dan bertanggung jawab kepada
nasabah sebatas kewajiban bank sesuai perjanjian antara bank dengan perusahaan asuransi mitra bank.
1.2 Penerapan Manajemen Risiko pada Setiap Model Bisnis Bancassurance 1. Referensi
Selain penerapan manajemen risiko dalam beberapa aspek utama bancassurance bank harus memenuhi beberapa persyaratan tertentu pada model
bisnis referensi.Dalam melakukan model bisnis berupa feferensi dalam rangka
246
Bagian II.B.4 Surat Edaran No. 1235DPNP tanggal 23 Desember 2011 Perihal Penerapan Manajemen Risiko pada Bank yang Melakukan Aktivitas Kerjasama Pemasaran dengan
Perusahaan Asuransi Bancassurance.
Universitas Sumatera Utara
produk bank bank harus menawarkan pilihan produk asuransi dimaksud paling kurang dari 3 tiga perusahaan asuransi mitra bank yang 1 satu diantaranya
dapat merupakan Pihak Terkait
247
Dalam melakukan model bisnis berupa referensi tidak dalam rangka produk bank yang dilakukan antara lain melalui in-branch sales perusahaan
asuransi mitra bank yang menggunakan ruangancountermeja yang disediakan bank harus tetap menunjukkan nama perusahaan asuransi mitra bank secara jelas
pada ruangancountermeja yang digunakan. Selain itu, pegawai asuransi yang melakukan pemasaran pada ruangancountermeja tersebut harus tetap
menggunakan identitas pegawai perusahaan asuransi mitra bank dan tidak diperkenankan memakai seragam yang sama dengan pegawai bank. Hal ini demi
menjamin bahwa pegawai perusahaan asuransi mitra bank sajalah yang berhak memberikan penjelasan kepada nasabah.
bank. Produk asuransi yang direferensikan terbatas hanya merupakan produk asuransi yang bersifat proteksiperlindungan
dan produk asuransi tersebut merupakan persyaratan untuk memperoleh suatu produk perbankan bagi nasabah.
2. Kerjasama Distribusi Selain penerapan manajemen risiko dalam beberapa aspek utama
bancassurance bank harus memenuhi beberapa persyaratan tertentu pada model bisnis kerjasama distribusi. Bank harus memiliki unit kerja khusus bancassurance
247
Pihak Terkait Pihak Terkait adalah perseorangan atau perusahaanbadan yang mempunyai hubungan pengendalian dengan Bank, baik secara langsung maupun tidak langsung,
melalui hubungan kepemilikan, kepengurusan, dan atau keuangan Pasal 1 angka 5 Peraturan Bank Indonesia No. 73PBI2005 Tentang Batas Pemberian Kredit Bank Umum.
Universitas Sumatera Utara
atau pejabat yang ditunjuk khusus untuk bertanggungjawab atas bancassurance di bank, dengan cakupan tugas melakukan pengembangan, pemasaran, dan
pengelolaan bancassurance. Bank wajib menjaga kecukupan jumlah pegawai yang memiliki sertifikasi keagenan di setiap kantor yang melakukan
bancassurance. Pegawai marketing atau customer service Bank dapat melakukan
penawaran awal produk asuransi dalam bancassurance namun penjelasan lengkap atas produk asuransi tersebut dan tindak lanjut penawaran harus dilakukan oleh
pegawai bank. Bank bertanggung jawab hanya sampai dengan penawaran produk asuransi, sedangkan proses underwriting, penerbitan polis, perubahan polis, klaim,
dan perbuatan lain yang terkait dengan produk asuransi tetap harus dilaksanakan dan merupakan tanggung jawab dari perusahaan asuransi mitra bank. Terkait
dengan kerjasama distribusi bank hanya diperkenakan mendistribusikan produk asuransi yang bersifat proteksiperlindungan; danatau produk unit link.
Bank yang melakukan kerjasama distribusi produk unit link wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:
248
1 memiliki unit kerja khusus bancassurance; 2 mencantumkan klausula dalam perjanjian kerjasama yang menyatakan
bahwa perusahaan asuransi mitra Bank bertanggung jawab secara penuh atas pengelolaan dana investasi produk unit link tersebut;
3 menyatakan secara jelas bahwa pengelolaan dana investasi produk unit link dilakukan dan merupakan tanggung jawab perusahaan asuransi dalam
dokumen yang memberikan penjelasan manfaat dan Risiko produk unit link
4 Produk yang dipasarkan terbatas pada produk unit link yang memiliki strategi investasi pasar uang danatau strategi investasi pendapatan tetap
248
Bagian II.C.2.f Surat Edaran No. 1235DPNP tanggal 23 Desember 2011 Perihal Penerapan Manajemen Risiko pada Bank yang Melakukan Aktivitas Kerjasama Pemasaran dengan
Perusahaan Asuransi Bancassurance.
Universitas Sumatera Utara
sesuai ketentuan mengenai produk unit link yang diatur oleh otoritas pengawas perasuransian.
5 Selain memiliki kualifikasi pegawai Bank yang menangani produk unit link wajib memiliki keahlian dan sertifikasi keagenan khusus produk unit
link. 6 Kegiatan pemasaran produk unit link harus dilakukan oleh pegawai Bank.
3. Integrasi Produk Selain penerapan Manajemen Risiko dalam beberapa aspek utama
bancassurance Bank harus memenuhi beberapa persyaratan tertentu pada model bisnis Integrasi Produk. Bank hanya diperkenankan melakukan Integrasi Produk
terkait dengan produk asuransi yang bersifat proteksi perlindungan. Dalam melakukan pemasaran bank dapat menggunakan sarana komunikasi seperti
melalui surat, media elektronik, dan website bank sebagai sarana pengenalan awal mengenai bundled product namun selanjutnya tetap harus melalui tatap muka
dengan nasabah untuk penjelasan lebih lanjut. Dalam memberikan penjelasan tersebut, bank wajib menjelaskan kepada nasabah secara lisan dan tertulis atas
bagian produk yang menjadi risiko bank dan bagian yang menjadi risiko perusahaan asuransi mitra bank, serta hak dan kewajiban bank, perusahaan
asuransi mitra bank, dan nasabah. Bank wajib membentuk unit kerja khusus bancassurance dengan tugas
melakukan pengembangan, pemasaran, dan pengelolaan bundled product. Dalam hal bank melakukan bancassurance dengan model bisnis lainnya, maka unit kerja
ini juga sekaligus menangani bancassurance dalam bentuk model bisnis lainnya tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Pejabat danatau pegawai yang tergabung dalam unit kerja khusus bancassurance wajib memenuhi kualifikasi sesuai ketentuan yang berlaku antara
lain: 1 memiliki sertifikasi keagenan yang dikeluarkan oleh asosiasi terkait; dan
2 telah memperoleh pelatihan mengenai asuransi yang akan dipasarkan. Bank hanya diperkenankan mulai melakukan pemasaran, apabila
perusahaan asuransi mitra bank telah memperoleh persetujuan bancassurance dengan model bisnis integrasi produk dari Menteri Keuangan danatau pencatatan
bundled product dari Bapepam dan LK. Selain itu, terdapat hal lain yang perlu diperhatikan bank dalam melakukan
model bisnis integrasi produk, yakni masa pertanggungan asuransi paling kurang harus sama dengan jangka waktu produk yang dibeli oleh nasabah. Bank wajib
menjaga kecukupan jumlah pegawai yang memiliki sertifikasi keagenan di setiap kantor yang melakukan bancassurance. Nama produk yang merupakan bundled
product harus mencerminkan bahwa produk tersebut merupakan gabungan produk bank dan produk asuransi.
2. Pelaporan