bank yang berbentuk koperasi tersebut, selain harus memenuhi ketentuan- ketentuan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, juga harus memerhatikan ketentuan-ketentuan Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
Koperasi merupakan badan usaha yang berstatus badan hukum koperasi. Jadi bank yang berbentuk hukum koperasi dimiliki oleh anggota koperasi yang kegiatan
usahanya ditujukan untuk menyejahterakan para anggota koperasi yang bersangkutan selain masyarakat pada umumnya.
111
Perusahaan perseroan terbatas dapat pula menjalankan kegiatan usaha Bank Umum dan Bank Perkreditan rakyat. Perusahaan perseroan terbatas ini
merupakan persekutuan yang berbentuk badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian. Hal ini dikemukakan dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1995
tentang Perseroan Terbatas, bahwa Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar
yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya. Sebagai badan hukum,
perusahaan perseroan terbatas mempunyai legal personality yang terbatas pada nilai nominal saham yang dimilikinya.
c. Kepemilikan Bank
Kepemilikan bank diatur di dalam Pasal 22 sampai dengan Pasal 28 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No.
111
Ibid., hal. 76.
Universitas Sumatera Utara
7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Sebagaimana diatur dalam Pasal 22 ayat 1 Undang-Undang Perbankan, bahwa Bank Umum hanya dapat didirikan oleh:
a. warga negara Indonesia danatau badan hukum Indonesia.
Badan hukum Indonesia tersebut antara lain negara Republik Indonesia, badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, koperasi, dan badan
usaha milik swasta; atau
b. warga negara Indonesia danatau badan hukum Indonesia dengan warga
negara danatau badan hukum asing secara kemitraan joint venture. Jika salah satu pihak yang mendirikan Bank Umum tersebut adalah badan
hukum asing, maka yang bersangkutan terlebih dahulu harus memperoleh rekomendasi dari otoritas moneter negara asal. Rekomendasi itu sekurang-
kurangnya memuat keterangan bahwa badan hukum asing yang bersangkutan mempunyai reputasi baik dan tidak pernah melakukan perbuatan tercela di bidang
perbankan. Ketentuan mengenai pendirian bank di atas tidak berlaku bagi pendirian
Bank Perkreditan Rakyat. Untuk pendirian Bank Pekreditan Rakyat berlaku ketentuan yang sedikit berbeda dengan pendirian Bank Umum. Menurut Pasal 23
Undang-Undang Perbankan, bahwa Bank Perkreditan Rakyat hanya dapat didirikan dan dimiliki oleh:
a. warga negara Indonesia;
b. badan hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya warga negara Indonesia;
c. pemerintah daerah atau dapat
d. dimiliki bersama di antara warga negara Indonesia, badan hukum Indonesia
danatau pemerintah daerah. Dari ketentuan di atas, pendirian Bank Perkreditan Rakyat tidak memberi
peluang kepada warga negara asing dan badan hukum asing, baik sendiri-sendiri maupun dengan Warga Negara Indonesai danatau badan hukum Indonesia.
Dengan perkataan lain, dalam hal Bank Perkreditan Rakyat dimiliki badan hukum
Universitas Sumatera Utara
Indonesia, maka badan hukum Indonesia dimaksud seluruh warga negara Indonesia. Jadi hanya warga negara Indonesia dan badan hukum Indonesia yang
sama sekali tidak mengandung unsur asing foreign element.
112
Undang-Undang Perbankan membedakan kepemilikan bank sesuai dengan bentuk hukum dari bank tersebut, untuk Bank Umum dan Bank Perkreditan
Rakyat yang berbentuk koperasi, kepemilikannya diatur berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang tentang Koperasi sebagaimana yang ditentukan dalam
Pasal 24. Undang-Undang tentang Perkoperasian yang berlaku saat ini adalah Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Pada Pasal 17 dan
Pasal 18 dari undang-undang tersebut menetapkan bahwa keanggotaan koperasi adalah setiap warga negara Indonesia yang mampu melakukan tindakan hukum
atau koperasi yang memenuhi persyaratan, Anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
kepemilikan bank yang berbentuk hukum koperasi adalah seluruh anggota koperasi yang bersangkutan dan yang sekaligus sebagai pengguna jasa dari bank
yang bersangkutan atau badan-badan hukum koperasi. Selanjutnya, menurut Pasal 25 dinyatakan bahwa khusus bagi Bank Umum
dan Bank Perkreditan Rakyat yang berbentuk perseroan terbatas, sahamnya hanya diterbitkan dalam bentuk saham atas-nama. Saham bank dalam bentuk saham atas
nama ini dimaksudkan untuk mengetahui perubahan kepemilikan saham bank. Ini berarti bahwa saham dalam bentuk saham atas tunjuk tidak diperbolehkan, sebab
dalam saham atas tunjuk tidak dicantumkan nama pemegang atau pemiliknya,
112
Hermansyah, Op. Cit., hal. 28.
Universitas Sumatera Utara
siapa yang mengujukkan saham itu dianggap sebagai pemegang atau pemiliknya, sehingga menimbulkan kesulitan mengetahui kepemilikan saham yang
bersangkutan.
113
Dalam ketentuan Pasal 26 ayat 1, 2 dan 3 ditentukan hal-hal yang berkaitan dengan kepemilikan bank. Pada Pasal 26 ayat 1 dinyatakan bahwa
Bank Umum dapat melakukan emisi saham melalui bursa efek. Dalam penjelasannya dikemukakan bahwa ketentuan dalam ayat ini dimaksudkan untuk
memperkuat struktur permodalan, penyebaran kepemilikan, dan meningkatkan kinerja bank tersebut. Sedangkan pada Pasal 26 ayat 2 dinyatakan bahwa warga
negara Indonesia, warga negara asing, badan hukum Indonesia, danatau badan hukum asing dapat membeli saham Bank Umum, secara langsung, danatau
melalui bursa efek. Dalam penjelasannya dinyatakan bahwa ketentuan ini adalah untuk membuka kesempatan yang lebih luas kepada berbagai pihak, baik
Indonesia maupun asing untuk turut serta memiliki Bank Umum. Pada Pasal 26 ayat 3 dinyatakan bahwa Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
ayat 2 diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah yang dalam penjelasannya, dinyatakan bahwa pokok-pokok ketentuan yang diatur lebih lanjut
dengan peraturan pemerintah memuat, antara lain: a.
persyaratan kepemilikan saham termasuk kondisi keuangan calon pemilik bank;
b. persyaratan dokumen yang harus dipenuhi.
113
Ibid., hal. 29.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Pasal 27, setiap perubahan kepemilikan bank selain wajib memenuhi ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 16 ayat 3, Pasal
22, Pasal 23, Pasal 24, Pasal 25 dan Pasal 26 yang berhubungan dengan perizinan dan kepemilikan usaha bank, wajib pula melaporkannya kepada Bank Indonesia.
Rencana pengalihan kepemilikan bank yang dilakukan secara langsung harus dilaporkan terlebih dahulu kepada Bank Indonesia. Pelaporan tersebut bermaksud
untuk memastikan agar peralihan kepemilikan dilakukan kepada pihak-pihak yang memenuhi persyaratan sebagai pemilik bank. Peralihan kepemilikan saham bank
yang dilakukan melalui bursa efek dilaporkan kepada Bank Indonesia apabila kepemilikan suatu pihak melalui bursa efek tersebut telah mencapai jumlah
tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya pengelolaan bank sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia.
114
d. Kepengurusan Bank