zaman dan kebutuhan masyarakat yang semakin beragam. Akibat dari kebutuhan masyarakat akan jasa keuangan semakin meningkat dan beragam, maka peranan
dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat baik yang berada di negara maju maupun negara berkembang.
Kata perbankan dalam bahasa Inggris disebut banking. Dalam Black’s Law Dictionary dirumuskan bahwa banking adalah
the business of banking, as defined by law and customs, consist in the issue of notes payable on demand intended to circulate as money, when the
banks are banks issue, in receiving deposits payable on demamnd, in discounting commercial paper, selling bills of exchange, negotiating,
loans, and dealing in negotiable securities issued by the government, state and national, and municipal and other corporation.
64
Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya.
65
Berdasarkan pengertian tersebut bahwa sistem perbankan adalah suatu sistem yang menyangkut tentang bank, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara, dan proses melaksanakan kegiatan usahanya secara keseluruhan.
66
3. Asas, Fungsi dan Tujuan Perbankan
Asas, fungsi dan tujuan Perbankan Indonesia sesungguhnya telah dimuat di dalam Pasal 2, 3, dan 4 Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
namun untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut:
a. Asas Perbankan
64
Hermansyah, Op. Cit., hal.18.
65
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan.
66
Hermansyah, Loc. Cit.
Universitas Sumatera Utara
Satjipto Rahardjo menyatakan, bahwa barangkali tidak berlebihan apabila dikatakan asas hukum merupakan “jantungnya” peraturan hukum.
67
Karena asas hukum merupakan landasan yang paling luas bagi lahirnya suatu peraturan
hukum. Hal ini berarti, bahwa peraturan hukum pada akhirnya bisa dikembalikan kepada asas-asas hukum tersebut. Asas hukum merupakan suatu sarana yang
membuat hukum itu hidup, tumbuh, dan berkembang dan menunjukkan bahwa hukum itu bukan sekedar kumpulan peraturan belaka. Hal ini disebabkan asas
hukum itu mengandung nilai-nilai dan tuntutan-tuntutan etis, yang merupakan jembatan antara peraturan-peraturan hukum dan cita-cita sosial dan pandangan
etis masyarakatnya. Dengan demikian, asas hukum merupakan dasar atau ratio legis bagi dibentuknya suatu norma hukum, demikian pula sebaliknya.
68
Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian.
69
Ini berarti, fungsi dan usaha perbankan diarahkan untuk melaksanakan prinsip-prinsip yang terkandung
dalam demokrasi ekonomi yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945.
70
Dalam demokrasi ekonomi yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 tersebut harus dihindarkan hal-hal sebagai
berikut:
71
1. Sistem free fight liberalism yang menumbuhkan eksploitasi terhadap
manusia dan bangsa lain yang dalam sejarahnya di Indonesia telah
67
Rachmadi Usman, Op. Cit., hal. 13.
68
Ibid.
69
Pasal 2 Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan.
70
Rachmadi Usman, Op. Cit., hal. 14. Bandingkan dengan Zainal Asikin, 2000, Pokok Hukum Perbankan di Indonesia, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, hal. 5-7. Bandingkan dengan
Hermansyah, Op. Cit., hal. 18-19. Bandingkan dengan Gatot Supramono, Op. Cit., hal. 2-3.
71
Ibid., hal. 15.
Universitas Sumatera Utara
menimbulkan dan mempertahankan kelemahan struktur ekonomi nasional dan posisi Indonesia dalam perekonomian dunia.
2. Sistem etatisme, dalam arti bahwa bahwa negara beserta aparatur negara
bersifat dominan, mendesak, dan mematikan potensi serta daya kreasi unit- unit ekonomi di luar sektor negara.
3. Persaingan tidak sehat serta pemusatan kekuatan ekonomi pada suatu
kelompok dalam berbagai bentuk monopoli dan bertentangan dengan cita- cita keadilan sosial.
Pada Penjelasan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan tidak dijelaskan apa yang dimaksud dengan prinsip kehati-hatian padahal
kejelasan mengenai prinsip kehati-hatian sangat penting untuk mengetahui sejauhmana batas kehati-hatian perbankan yang tegas. Namun dalam bukunya
yang berjudul, Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia, Rachmadi Usman menjelaskan prinsip kehati-hatian ini bertujuan agar bank menjalankan usahanya
dengan benar dengan mematuhi ketentuan-ketentuan dan norma-norma hukum yang berlaku dalam dunia perbankan, agar bank yang bersangkutan selalu dalam
keadaan sehat sehingga masyarakat semakin mempercayainya, yang pada gilirannya akan mewujudkan sistem perbankan yang sehat dan efisien, dalam arti
sempit dapat memelihara kepentingan masyarakat dengan baik, berkembang secara wajar dan bermanfaat bagi perkembangan ekonomi nasional.
72
b. Fungsi dan Tujuan Perbankan