Rakyat kegiatan usaha yang dapat dilakukannya terbatas. Usaha bank Perkreditan rakyat hanya meliputi:
103
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito
berjangka, tabungan, danatau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu; 2.
Memberikan kredit; 3.
Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip bagi hasil;
4. Penempatan dana dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia SBI, deposito
berjangka, sertifikat deposito dan atau tabungan pada bank lain. Sedangkan usaha-usaha yang dilarang bagi Bank Perkreditan Rakyat
meliputi: 1.
Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran; 2.
Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing, kecuali melakukan transaksijual beli uang kertas asing money charger;
3. Melakukan penyertaan modal;
4. Melakukan usaha perasuransian;
5. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud di atas.
Dari apa yang telah diuraikan dapat diketahui bahwa usaha bank Umum lebih luas daripada Bank Perkreditan rakyat. Namun demikian tidak dapat
disimpulkan bahwa Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank khusus di bidang perkreditan, karena bank Umum juga mempunyai usaha perkreditan, Dalam
undang-undang tidak ada sifat-sifat khusus yang dimiliki Bank Perkreditan Rakyat, yang tampak hanya yang lebih sempit dibanding Bank Umum.
104
5. Pengaturan tentang Bank
a. Perizinan Pendirian Bank
103
Hermansyah, Op. Cit., hal. 24. Bandingkan dengan Zainal Asikin, Op. Cit., hal. 19-20. Bandingkan dengan Gatot Supramono, Op. Cit., hal. 10-11.
104
Gatot Supramono, Op. Cit., hal. 11.
Universitas Sumatera Utara
Bank sebagai suatu badan usaha yang mempunyai kegiatan usaha menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada
masyarakat dalam berbagai bentuknya sesudah tentu membutuhkan persyaratan dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Ini sangat penting untuk melindungi
kepentingan masyarakat, terutama terhadap nasabah penyimpan dan simpanannya.
105
Perizinan pendirian bank diatur di dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan, Pasal 16 sampai dengan pasal 20. Pada Pasal 16 ayat 1, dinyatakan bahwa
Setiap pihak yang melakukan kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan wajib terlebih dahulu memperoleh izin usaha
sebagai Bank Umum atau Bank Perkreditan Rakyat dari Pimpinan Bank Indonesia, kecuali apabila kegiatan menghimpun dana dari masyarakat
dimaksud dengan undang-undang tersendiri.
Kewajiban untuk memperoleh izin usaha sebagai Bank Umum atau Bank Perkreditan Rakyat adalah karena kegiatan menghimpun dana dari masyarakat,
oleh siapa pun pada dasarnya merupakan kegiatan yang perlu diawasi mengingat dalam kegiatan tersebut terkait kepentingan masyarakat yang menyimpan dananya
di bank tersebut.
106
105
Hermansyah, Op. Cit., hal. 24.
Namun, di masyarakat terdapat pula jenis lembaga lainnya yang juga melakukan kegiatan penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan atau semacam simpanan, misalnya yang dilakukan oleh kantor pos, oleh dana pensiun, atau oleh perusahaan asuransi. Kegiatan-kegiatan itu tidak dicakup
106
Rachmadi Usman, Op. Cit., 69.
Universitas Sumatera Utara
sebagai kegiatan usaha perbankan. Kegiatan-kegiatan yang demikian diatur dengan undang-undang tersendiri.
Pada Pasal 16 ayat 2, dinyatakan bahwa Untuk memperoleh izin usaha Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat
sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 wajib dipenuhi persyaratan sekurang-kurangnya tentang:
a. susunan organisasi dan kepengurusan
b. permodalan
c. kepemilikan
d. keahlian di bidang perbankan
e. kelayakan rencana kerja
Dalam hal memberikan izin usaha sebagai Bank Umum dan Bank
Perkreditan Rakyat, Bank Indonesia selain memerhatikan pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat ini, juga wajib memerhatikan tingkat
persaingan yang sehat antarbank, tingkat kejenuhan jumlah bank dalam suatu wilayah tertentu dan pemerataan pembanguan ekonomi nasional.
Khusus bagi Bank Perkreditan Rakyat, untuk mendapatkan izin usaha, di samping syarat-syarat sebagaimana dimaksud di atas, wajib pula memenuhi
persyaratan tentang tempat kedudukan kantor pusat Bank Perkreditan Rakyat di kecamatan, yakni kecamatan di luar kota, kabupatenkotamadya, ibukota provinsi,
atau ibukota negara. Persyaratan ini dimaksud agar Bank Perkreditan Rakyat tetap dapat berfungsi sebagai penunjang pembangunan dan modernisasi di daerah
pedesaan.
107
107
Ibid., hal. 70.
Universitas Sumatera Utara
Selain itu, terdapat pokok-pokok ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia berhubungan dengan perizinan usaha Bank Umum atau Bank
Perkreditan Rakyat, antara lain:
108
a. Persyaratan untuk menjadi pengurus bank antara lain menyangkut keahlian di
bidang perbankan dan konduite yang baik. b.
Larangan adanya hubungan keluarga di antara pengurus bank. c.
Modal disetor minimum untuk pendirian Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat.
d. Batas maksimum kepemilikan dan kepengurusan.
e. Kelayakan rencana kerja.
f. Batas waktu pemberian izin pendirian bank.
b. Bentuk-Bentuk Hukum Bank