Berdasarkan Pasal 27, setiap perubahan kepemilikan bank selain wajib memenuhi ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 16 ayat 3, Pasal
22, Pasal 23, Pasal 24, Pasal 25 dan Pasal 26 yang berhubungan dengan perizinan dan kepemilikan usaha bank, wajib pula melaporkannya kepada Bank Indonesia.
Rencana pengalihan kepemilikan bank yang dilakukan secara langsung harus dilaporkan terlebih dahulu kepada Bank Indonesia. Pelaporan tersebut bermaksud
untuk memastikan agar peralihan kepemilikan dilakukan kepada pihak-pihak yang memenuhi persyaratan sebagai pemilik bank. Peralihan kepemilikan saham bank
yang dilakukan melalui bursa efek dilaporkan kepada Bank Indonesia apabila kepemilikan suatu pihak melalui bursa efek tersebut telah mencapai jumlah
tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya pengelolaan bank sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia.
114
d. Kepengurusan Bank
Perihal kepengurusan bank ini, Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
menetapkan dalam pasalnya mengenai tiga unsur penting, yaitu 1 susunan organisasi dan kepengurusan bank, 2 kepemilikan, dan 3 keahlian di bidang
perbankan. Ketiga unsur ini sangat menentukan hidup matinya bank karena perbankan adalah organisasi usaha, kepemilikan yang kuat, terpercaya dan tidak
tercela, serta keahlian karena produknya yang selalu meningkat maju dan menggunakan teknologi canggih.
115
114
Rachmadi Usman, Op. Cit., hal. 84.
115
Gunarto Suhardi, Op. Cit., hal. 32.
Universitas Sumatera Utara
Undang-Undang Perbankan memasukkan kepengurusan bank, yakni anggota Dewan Komisaris dan Dewan Direksi sebagai pihak yang terafiliasi pada
bank, yang menyatakan bahwa yang dimaksud dengan Pihak Terafiliasi adalah:
116
a. Anggota Dewan Komisaris, pengawas, Direksi atau kuasanya, pejabat, atau karyawan;
b. Anggota pengurus, pengawas, pengelola atau kuasanya, pejabat, atau karyawan bank, khusus bagi bank yang berbentuk hukum koperasi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; c. Pihak yang memberikan jasa kepada bank, antara lain akuntan public,
penilai, konsultan hukum dan konsultan lainnya; d. Pihak yang menurut penilaian Bank Indonesia turut serta mempengaruhi
pengelolaan bank, antara lain pemegang saham dan keluarganya, keluarga komisaris, keluarga pengawas, keluarga Direksi, keluarga pengurus.
Untuk menjadi anggota dewan komisaris dan direksi bank seseorang harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan setiap perubahannya wajib dilaporkan
kepada Bank Indonesia. Penggunaan tenaga asing oleh bank dimungkinkan asalkan hal itu
dilakukan sesuai dengan kebutuhan bank yang bersangkutan.
117
1. Dalam hal Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Umum, penggunaan tenaga asing dimaksud:
Pasal 39 menetapkan bahwa dalam menjalankan kegiatannya, bank dapat menggunakan
tenaga asing sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah. Dalam penjelasan Pasal 39 disebutkan syarat-syarat penggunaan
tenaga asing pada bank, yaitu:
a. bersifat sementara, untuk jangka waktu tertentu; b. terbatas pada tenaga ahli, penasihat, dan konsultan;
c. sesuai dengan kebutuhan bank yang bersangkutan;
116
Pasal 1 angka 22 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan.
117
Rachmadi Usman, Op. Cit., 112.
Universitas Sumatera Utara
2. Dalam hal bank campuran dan cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri, disesuaikan dengan:
a. sifat kepemilikan oleh asing; b. program indonesianisasi.
Dengan demikian penggunaan tenaga asing bagi Bank Umum, Bank Perkreditan Rakyat serta bank campuran diperbolehkan namun penggunaan
tenaga asing tersebut harus disesuaikan dengan jenis bank tersebut.
B. Manajemen Risiko pada Bank 1. Pengertian Manajemen Risiko
Michel Crouhy, dkk., benar ketika pada halaman pertama bukunya menyebutkan bahwa, “The future cannot be predicted”.
118
Karena masa depan diselimuti ketidakpastian uncertainty yang padat misteri. Masa depan itu
merupakan hak prerogatif Tuhan Yang Maha Esa yang menentukannya. Tidak seorang pun yang dengan penuh kepastian dan konsisten mampu memprediksi apa
yang akan terjadi mengenai credit, operational serta systemic events yang dapat memberi pengaruh utama terhadap aspek keuangan financial.
119
Aktivitas suatu badan usaha atau perusahaan pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari aktivitas mengelola risiko. Demikian pula bank sebagai badan
usaha yang memiliki fungsi financial intermediation tidak dapat dilepaskan dari aktivitas mengelola risiko yang dihadapinya. Operasi suatu badan usaha atau
perusahaan biasanya berhadapan dengan risiko usaha dan risiko non usaha. Risiko usaha adalah semua risiko yang berkaitan dengan usaha perusahaan untuk
118
Michel Crouhy, Dan Galai dan Robert Mark dalam Masyhud Ali, Op. Cit., hal. 313.
119
Ibid.
Universitas Sumatera Utara