risiko hukum dan risiko reputasi. Adapun uraian berkaitan dengan bagaimana praktek bancassurance menimbulkan kedua risiko tersebut, sebagai berikut:
1. Risiko Hukum
Risiko hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum danatau kelemahan aspek yuridis.
228
Risiko ini timbul antara lain karena ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung atau kelemahan perikatan, seperti tidak
dipenuhinya syarat sahnya kontrak atau pengikatan agunan yang tidak sempurna. Risiko hukum terkait dengan masalah undang-undang, legislasi, dan regulasi yang
dapat mempengaruhi pemenuhan kontrak atau transaksi.
229
Risiko hukum bisa datang dari faktor eksternal seperti regulasi yang mempengaruhi aktivitas bisnis tertentu ataupun faktor internal, yaitu terkait
dengan manajemen atau pengawas bank seperti penyelewengan, pelanggaran hukum dan regulasi, dan lain-lain. Risiko hukum bisa juga dikategorikan sebagai
bagian dari risiko operasional sebab risiko hukum kerapkali ditimbulkan akibat kesalahan atau kekeliruan dalam menerapkan kegiatan operasional, misalnya saja
kesalahan dalam membuat suatu kontrak perjanjian antara nasabah dengan bank. Adapun risiko regulator muncul akibat adanya perubahan kerangka regulasi di
suatu negara.
230
228
Pasal 1 angka 11 Peraturan Bank Indonesia No. 1125PBI2009 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia No. 58PBI2003 Tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi
Bank Umum.
229
Tariqullah Khan dan Habib Ahmed, 2008, Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah, PT Bumi Aksara, Jakarta , hal. 14.
230
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Bank yang melakukan bancassurance wajib menerapkan manajemen risiko sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang mengatur manajemen risiko
dan surat edaran ini, mengingat bank menghadapi berbagai risiko yang melekat pada aktivitas tersebut, terutama risiko hukum dan risiko reputasi.
231
a. Penetapan perusahaan asuransi yang menjadi mitra bank Kenyataan
bahwa kemungkinan risiko hukum sangat besar terjadi bagi bank yang melakukan praktek bancassurance merupakan hal yang patut dan sangat mungkin terjadi,
mengingat terdapat aspek-aspek utama pada bancassurance yang rentan menimbulkan risiko hukum. Aspek-aspek tersebut, antara lain:
Bancassurance merupakan aktivitas kerjasama pemasaran produk asuransi yang dilakukan bank bersama perusahaan asuransi, karena itu penetapan
perusahaan asuransi yang menjadi mitra bank menjadi aspek yang sangat penting bagi kesuksesan kerjasama tersebut. Apabila bank melakukan kesalahan atau
kekeliruan dalam menetapkan mitranya dengan memilih perusahaan asuransi yang memiliki reputasi kurang atau tidak memiliki tingkat solvabilitas yang memadai
maka bank akan mengalami risiko hukum, tidak hanya bank terhadap perusahaan asuransi tetapi juga bank terhadap nasabah. Risiko hukum yang dialami bank
dapat berupa gugatan akibat kerugian yang dialami nasabah.
231
Bagian umum Penerapan Manajemen Risiko Dalam Rangka Bancassurance, Surat Edaran No. 1235DPNP tanggal 23 Desember 2010 Tentang Penerapan Manajemen Risiko pada
Bank yang Melakukan Aktivitas Kerjasama Pemasaran dengan Perusahaan Asuransi bancassurance.
Universitas Sumatera Utara
b. Penyusunan perjanjian kerjasama Menurut namanya, kontrak dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu,
kontrak nominaat dan innominaat. Kontrak nominaat merupakan kontrak yang terdapat dan dikenal dalam KUH Perdata. Kontrak innominaat merupakan
perjanjian yang timbul, tumbuh, hidup, dan berkembang dalam masyarakat. Timbulnya perjanjian jenis ini karena adanya asas kebebasan berkontrak,
sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1338 KUH Perdata.
232
Perjanjian kerjasama antara bank dan perusahaan asuransi sesungguhnya belum diatur secara khusus dalam peraturan perundang-undangan. Ketiadaan
peraturan perundang-undangan yang mendukung atau kelemahan perikatan ini yang menimbulkan risiko hukum bagi para pihak yang mengadakan perjanjian
kerjasama tersebut. Namun demikian, dalam mengadakan perjanjian innominaat terdapat asas-asas yang sangat penting yang menjadi dasar pembuatannya, antara
lain: Dengan demikian
dapat dinyatakan bahwa perjanjian kerjasama yang dilakukan antara perusahaan asuransi dan bank merupakan perjanjian tidak bernama perjanjian innominaat.
233
1 asas ekonomi kerakyatan
2 asas keterpaduan
3 asas manfaat
4 asas keadilan
5 asas keseimbangan
6 asas pemerataan
7 asas kemakmuran
8 asas bersama dan kesejahteraan rakyat banyak
9 asas keamanan
10 asas keselamatan
232
Salim, H.S., 2004 Perkembangan Hukum Kontrak Innominaat di Indonesia Buku Kesatu, Sinar Grafika, Jakarta, hal. 17.
233
Ibid., hal. 7-8.
Universitas Sumatera Utara
11 asas kepatuhan hukum
Selain kelemahan dalam peraturan perundang-undangan, kelemahan penyusunan perjanjian kerjasama antara bank dan perusahaan asuransi juga akan
menimbulkan risiko hukum bagi bank. Kelemahan perjanjian yang menitikberatkan bebantanggung jawab hukum bagi bank akan mengakibatkan
bank dirundung risiko. Penyusunan perjanjian kerjasama antara bank dan perusahaan asuransi
menjadi sangat penting. Sebab perjanjian tersebut menjadi undang-undang bagi para pihak dalam melaksanakan praktek bancassurance tersebut asas pacta sun
servanda. Selain itu, perjanjian kerjasama tersebut menjadi sangat penting sebab didalamnya memuat hak dan kewajiban para pihak, kejelasan penyelesaian hak
dan kewajiban apabila perjanjian berakhir, syarat berahirnya perjanjian , dan sebagainya.
c. Penggunaan data nasabah Penggunaan data nasabah bank merupakan salah satu manfaat yang
diperoleh perusahaan asuransi dalam memasarkan produknya. Namun penggunaan data nasabah tersebut harus dilakukan dengan prinsip kehati-hatian
sebab transparansi terhadap penggunaan data pribadi yang disampaikan nasabah kepada bank diperlukan untuk meningkatkan perlindungan terhadap hak-hak
pribadi nasabah dalam berhubungan dengan bank.
234
234
Dasar menimbang huruf c Peraturan Bank Indonesia No. 76PBI2005 Tentang Transparansi Informasi Produk Bank dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah.
Universitas Sumatera Utara
Aspek penggunaan data nasabah dapat menimbulkan potensi risiko hukum. Kesalahan bank melakukan penggunaan data nasabah dapat menimbulkan
kerugian bagi nasabah yang dapat mengakibatkan nasabah melakukan upaya hukum menggugat bank atas kerugian yang dimilikinya. Terlebih lagi bank
dapat dikenakan sanksi akibat penyalahgunaan data nasabah. Pelanggaran terhadap penyalahgunaan data nasabah dapat dikenakan sanksi administratif
berupa teguran tertulis.
235
2. Risiko Reputasi