Perhitungan Korelasi antara Luminansi dengan Kelelahan Mata

Operator 1 -0,02 Sangat Rendah Operator 2 -0,13 Sangat Rendah Operator 3 -0,51 Agak Rendah

5.2.6. Perhitungan Korelasi antara Luminansi dengan Kelelahan Mata

Data yang diambil dalam perhitungan korelasi antara luminansi dengan kelelahan mata operator adalah data hasil perhitungan rata-rata luminansi dengan hasil rata-rata Flicker Fusion Frequency pada operator ruang kontrol produksi PT. Central Proteina Prima Medan. Tabel 5.24. Rata-Rata Luminansi Lux dengan Kelelahan Mata Hz Operator 1 Waktu Pengukuran Operator 1 Luminansi X Kelelahan mata Y 08.15 23,31 36,56 08.30 22,67 35,78 08.45 23,19 36,11 09.00 23,03 36,33 09.15 23,44 35,00 09.30 23,36 35,00 09.45 23,14 35,56 10.00 23,03 35,33 Tabel 5.24. Rata-Rata Luminansi Lux dengan Kelelahan Mata Hz Operator 1 Lanjutan Waktu Pengukuran Operator 1 Luminansi X Kelelahan mata Y 10.15 23,17 35,00 10.30 23,19 35,11 10.45 23,03 33,33 11.00 23,06 33,00 11.15 23,17 32,33 Universitas Sumatera Utara 11.30 23,19 31,44 11.45 22,75 31,33 12.00 22,89 30,11 13.15 22,94 37,22 13.30 22,50 35,56 13.45 22,89 35,89 14.00 22,89 36,44 14.15 23,14 35,22 14.30 23,08 33,89 14.45 23,14 34,67 15.00 23,08 34,00 15.15 23,33 33,33 15.30 23,14 32,78 15.45 23,14 32,33 16.00 23,33 32,11 Tabel 5.25. Perhitungan Korelasi antara Luminansi Lux dengan Kelelahan Mata Hz Operator 1 Pengukuran N=28 X Y xy x 2 y 2 a b C d e f 08.15 23,31 36,56 851,95 543,15 1336,31 08.30 22,67 35,78 810,96 513,78 1280,05 08.45 23,19 36,11 837,58 537,98 1304,01 09.00 23,03 36,33 836,68 530,28 1320,11 09.15 23,44 35,00 820,56 549,64 1225,00 09.30 23,36 35,00 817,64 545,74 1225,00 09.45 23,14 35,56 822,72 535,41 1264,20 10.00 23,03 35,33 813,65 530,28 1248,44 10.15 23,17 35,00 810,83 536,69 1225,00 Tabel 5.25. Perhitungan Korelasi antara Luminansi Lux dengan Kelelahan Mata Hz Operator 1 Lanjutan Pengukuran N=28 X Y xy x 2 y 2 a b C d e f 10.30 23,19 35,11 814,38 537,98 1232,79 10.45 23,03 33,33 767,59 530,28 1111,11 Universitas Sumatera Utara 11.00 23,06 33,00 760,83 531,56 1089,00 11.15 23,17 32,33 749,06 536,69 1045,44 11.30 23,19 31,44 729,34 537,98 988,75 11.45 22,75 31,33 712,83 517,56 981,78 12.00 22,89 30,11 689,21 523,90 906,68 13.15 22,94 37,22 854,04 526,45 1385,49 13.30 22,50 35,56 800,00 506,25 1264,20 13.45 22,89 35,89 821,46 523,90 1288,01 14.00 22,89 36,44 834,17 523,90 1328,20 14.15 23,14 35,22 815,00 535,41 1240,60 14.30 23,08 33,89 782,27 532,84 1148,46 14.45 23,14 34,67 802,15 535,41 1201,78 15.00 23,08 34,00 784,83 532,84 1156,00 15.15 23,33 33,33 777,78 544,44 1111,11 15.30 23,14 32,78 758,44 535,41 1074,38 15.45 23,14 32,33 748,16 535,41 1045,44 16.00 23,33 32,11 749,26 544,44 1031,12 Total 646,22 960,78 22173,36 14915,61 33058,48 Rumus mencari korelasi : ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − − − = 2 2 2 2 y y N x x N y x xy N r xy 07 , − = xy r Correlations Universitas Sumatera Utara Luminansi_X KelelahanMata_ Y Luminansi_X Pearson Correlation 1 -.074 Sig. 2-tailed .708 N 28 28 KelelahanMata_Y Pearson Correlation -.074 1 Sig. 2-tailed .708 N 28 28 Gambar 5.9. Pengujian Korelasi antara Luminansi X dan Kelelahan Mata Y Operator 1 Gambar 5.10. Grafik Korelasi antara Luminansi X dan Kelelahan Mata Y Operator 1 Universitas Sumatera Utara Hubungan korelasi luminansi dengan kelelahan mata pada operator 1 menunjukan hubungan yang sangat rendah karena memiliki nilai -0,07. Sifat korelasi pada nilai r hitung negatif, artinya bahwa setiap penurunan luminansi diikuti peningkatan kelelahan mata atau sebaliknya. Perhitungan korelasi antara luminansi dan kelelahan mata operator 2 dan operator 3 secara manual dapat dilihat pada Lampiran IX. Tabel 5.26. Hubungan Korelasi antara LuminansiLux dengan Kelelahan Mata HzDi Ruang Kontrol PT. Central Proteina Prima Nama Operator Korelasi Keterangan Operator 1 -0,07 Sangat Rendah Operator 2 -0,45 Agak Rendah Operator 3 -0,14 Sangat Rendah Universitas Sumatera Utara

BAB VI ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisis

6.1.1. Analisis Penerangan di Ruang Kontrol Produksi PT. Central Proteina Prima Medan

Ruang kontrol produksi PT. Central Proteina Prima Medan memiliki dimensi ruangan sebesar 12 m x 6 m. Berdasarkan hasil pengukuran awal dengan menggunakan lux meter terdapat hasil pencahayaan yang kurang baik, iluminasi di ruang kontrol produksi PT. Central Proteina Prima Medan berkisar antara 18-67 lux. Nilai pencahayaan tersebut tidak sesuai dengan standar KEPMENKES RI No. 1405MENKESSKIX02, yang menetapkan kriteria pencahayaan untuk ruang kontrol sebesar 300 lux. Pada kisaran iluminasi 18 – 67 lux tersebut mata harus berakomodasi maksimal sehingga otot siliaris akan lebih cepat mengalami kelelahan, impuls lelah dari otot siliaris akan disampaikan ke sistem syaraf pusat, kemudian sistem syaraf pusat akan memerintahkan sistem syaraf motorik melambat sehingga ketajaman mata akan menurun. Ruang kontrol produksi PT. Central Proteina Prima Medan berada di dalam area ruang produksi, sehingga tidak dipengaruhi oleh pencahayaan alami. Berdasarkan pengamatan, penyebaran pencahayaan pada ruang kontrol produksi PT. Central Proteina Prima Medan tidak merata, karena beberapa lampu dalam keadaan Universitas Sumatera Utara