6. Blue pollution, lampu LED putih memancarkan gelombang warna biru
yang sangat kuat sehingga dapat mengganggu lingkungan.
3.9. Efek Psikologis Lampu
21
1. Lampu pijar incandescent : warm-white putih-hangat mengeluarkan
warna hangat antara merah dan kuning. 2.
Fluorescent, uap mercury, metal-halida : cool-white putih dingin mengeluarkan warna dingin antara hijau dan biru.
3. Sodium bertekanan tinggi High-pressure sodium: golden-white putih
keemasan mengeluarkan warna cemerlang antara kuning dan jingga. 4.
Sodium bertekanan rendah Low-pressure sodium : monochromatic mengeluarkan warna tunggal jingga.
3.10. Instrumen Penelitian 3.10.1.
Flicker Fusion-Frequency
22
Kelelahan sering dikaitkan dengan kebosanan dan kemonotonan kerja dimana monotomi kerja mudah menimbulkan kejenuhan. Bila pada jangka waktu
panjang seseorang terus-menerus harus melakukan gerakan yang sama maka sirkulasi darah menjadi terganggu, efisiensi kerja menurun dan orang menjadi
cepat lelah. Salah satu keadaan yang menunjukkan terjadinya kelelahan kerja
21
Dr. Yeffry Handoko Putra, S.T, M.T. Jenis-jenis Lampu.
22
Flicker Frequensy ”Alat untuk Penelitian”. 27 April. Laboraturium Core.
Universitas Sumatera Utara
adalah melambatnya kemampuan mata untuk membedakan cahaya berkedip dengan cahaya kontinu dari frekuensi kedipan mata flicker fusion frequency.
Sistem perangkat fusion flicker memberikan kepada penggunanya berbagai kontrol serbaguna untuk melakukan pengukuran yang akurat dan tepat
mengenai Critical Flicker Frequency CFF. Sirkuit digital digunakan untuk memberikan frekuensi yang sangat akurat mulai dari 1Hz hingga 100Hz pada
rentang 0,1Hz. Layar menu berbasis LCD memungkinkan pengaturan frekuensi yang tepat dan berulang, serta serial port komputer menyediakan sarana untuk
penyimpanan hasil uji dan kontrol komputer dari perangkat. Fungsi dari flicker frequency adalah sebagai alat pengukur nilai critical
flicker frequency. Sedangkan aplikasi dari flicker frequency adalah sebagai berikut:
1. Sebagai alat untuk menilai tingkat kelelahan mata seorang operator
2. Sebagai alat untuk menentukan standar waktu kerja seorang operator
3. Sebagai alat untuk membantu penempatan posisi kerja seseorang
Gambar 3.15 . Flicker Fusion
Universitas Sumatera Utara
Spesifikasi umum dari flicker frequency adalah sebagai berikut: 1.
Ukuran alat kontrol : 8,625 inch x 6,5 inch x 3,25 inch; berat 1,8 pon
2. Ukuran ruang pandang: 7 inch x 19 inch x 16 inch; berat 7,4 pon
Sedangkan spesifikasi khusus dari flicker frequency adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan daya
: 12 VDC, 5 A 2.
Frekuensi : 1 sd 100 Hz pada ketelitian 0,1 Hz dengan
kesalahan sekitar 0,5 3.
Luminansi standar : 58 Cdm
2
4. Sudut pandangan
: 1,9º 5.
Rasio teranggelap : 1 : 1
6. Warna stimulus
: Putih 7.
Pelapis ruang pandang: Pelapis silikon hypo-allergenic hitam yang dapat dibersihkan dengan lap alkohol
Adapun cara pemakaian flicker frequency adalah sebagai berikut: 1.
Hidupkan perangkat flicker frequency 2.
Letakkan tangan kanan pada tombol operasi 3.
Dekatkan mata di depan ruang pandang 4.
Amati titik bulat merah hingga titik tersebut berhenti bergerak 5.
Tekan tombol operasi saat titik berhenti bergerak 6.
Catat hasil pengukuran
Universitas Sumatera Utara
Evaluasi pada frekuensi flicker-fusion adalah suatu teknik untuk menggambarkan hasil yang realistis dan dapat diulang. Subjek orang yang
diteliti melihat pada sebuah sumber cahaya yang dinyalakan dengan energi yang berfrekuensi rendah dan berkedip-kedip flictrering. Kemudian frekuensi
berkedipnya dinaikkan sampai subjeknya merasakan bahwa cahaya yang berkedip tersebut sudah laksana garis lurus. Frekuensi dimana cahaya yang berkedip
dianggap sebagai garis lurus memberikan kesan bahwa subjek yang diteliti berada pada kondisi lelah. Sedangkan subjek yang lelah tidak mampu mendeteksi cahaya
yang berkedip. Pada saat istirahat fusing terjadi dengan 35 sampai 40 Hz. Setelah bekerja dengan beban kognitif akan terjadi pengurangan fusing 0,5 sampai 0,7
Hz.
23
3.10.2. Lux Meter Krisbow Kw 06-288
24
Lux Meter adalah Alat yang digunakan untuk mengukur intensitas cahaya. Titik sampling pengukuran tingkat pencahayaan dilakukan di tempat kerja
berdasarkan SNI 16-7062-2004.
23
Nurmianto, Eko., Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasi, Edisi I, Cetakan II, Guna Widya, Surabaya, 1998. hal 268
24
http:Alat Deteksi. Harapan Utama.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.16. Lux Meter Krisbow Kw 06-288
Spesifikasi umum dari Lux Meter Krisbow Kw 06-288 adalah sebagai berikut:
1. Dimensi
: 188 x 64.5 x 24.5mm 2.
Berat : 160gr
3. Tingkat Pengukuran : 200, 2000, 20000, 50000Lux fc
4. Akurasi
: ± 5 rdg ± 10 dgt 10, 000Lux fc Adapun cara penggunaan lux meter tersebut sebagai berikut :
1. Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup
sensor. 2.
Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan, baik pengukuran untuk intensitas penerangan setempat atau umum.
3. Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil.
Universitas Sumatera Utara
4. Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas
penerangan setempat. 5.
Matikan Lux Meter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan.
3.11. Uji normalitas Data dengan Menggunakan Uji Klomogarov-Smirnov
25
Uji Kolmogorov-Smirnov Chakravart, Laha, dan Roy, 1967 biasa digunakan untuk memutuskan jika sampel berasal dari populasi dengan distribusi
spesifiktertentu. Uji Kolmogorov- Smirnov digunakan untuk menguji goodness of fit antar distribusi sampel dan distribusi lainnya, uji ini membandingkan
serangkaian data pada sampel terhadap distribusi normal serangkaian nilai dengan standar deviasi yang sama. Uji ini dilakukan untuk mengetahui kenormalan
distribusi beberapa data. Uji Kolmogorov-Smirnov merupakan uji yang lebih kuat dari pada uji Chi-Square. Keunggulan uji Kolmogorov-Smirnov dibandingkan
dengan uji Chi-Square, yaitu: 1.
Chi-Square memerlukan data yang terkelompok, sedangkan Kolmogorov- Smirnov tidak memerlukan.
2. Kolmogorov- Smirnov bisa untuk sampel kecil, sedangkan Chi-Square
tidak bisa. 3.
Data dari Chi-Square bersifat kategorik, maka akan ada data yang terbuang.
25
http:Statistik4life.blogsport.com200911uji-kolmogorov-smirnov.html
Universitas Sumatera Utara
Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov-Smirnov adalah dengan membandingkan distribusi data yang akan diuji normalitasnya dengan distribusi
normal baku. Distribusi normal baku adalah data yang telah ditrasformasikan ke dalam bentuk Z-Score dan diasumsikan normal. Jadi sebenarnya uji Kolmogorov-
Smirnov adalah uji beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data normal baku. Seperti pada uji beda biasa, jika signifikansi dibawah 0,05 berarti terdapat
perbedaan yang signifikasi, dan jika signifikasi diatas 0,05 maka tidak terjadi perbedaan signifikasi. Penerapan pada uji Kolmogorov-Smirnov adalah jika
signifikasi dibawah 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikasi dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak normal. Metode
Kolmogorov- Smirnov, yang merupakan uji kenormalan paling popular, didasarkan pada nilai D yang didefinisikan sebagai berikut:
D=Sup
x
[F
n
X- F X]
Nilai deviasi absolut maksimum antara F
n
X dan F X. Langkah–langkah
yang diperlukan dalam pengujian ini adalah: 1.
Data disusun mulai dari terkecil sampai nilai terbesar. 2.
Dari nilai pengamatan tersebut kemudian susunlah distribusi frekwensi kumulatif relatif, dan notasikan dengan Fa X.
3. Hitung nilai rata-rata X dan standar deviasi s
Universitas Sumatera Utara
4. Hitung nilai Z dengan rumus:
Dimana:
Xi = nilai pengamatan ke-i X = rata-rata
s = standar deviasi 5.
Hitung distribusi frekwensi kumulatif teoritis berdasarkan area kurva normal dan notasikan dengan Fe X. Dari nilai Z yang didapat, cari nilai
FeX dengan melihat tabel distribusi normal. Nilai tersebut dinotasikan dengan FeX.
6. Hitung selisih antara Fa X dengan Fe X.
Ambil angka selisih maksimum dan notasikan dengan D
7. Bandingkan nilai Dmax yang diperoleh dengan nilai D dari tabel Tabel
nilai D untuk uji Kolmogorov–Smirnov dengan α = 0,05
Universitas Sumatera Utara
3.12. Perhitungan Korelasi