Perhitungan Korelasi antara Iluminasi dengan Kelelahan Mata

untuk data Fliker Fussion Frequency opeartor 1 adalah 0,1443, dan D α untuk n = 28 dan α = 0,05 adalah 0,250, maka : D α, menunjukkan Ho diterima, yang berarti bahwa data hasil pengamatan berdistribusi normal. Uji kenormalan data Fliker Fussion Frequency dengan menggunakan Klomogarov-Smirnov Test untuk operator 2 dan operator 3 dapat dilihat pada Lampiran VII. Hasil uji kenormalan data Fliker Fussion Frequency dengan menggunakan Klomogarov-Smirnov Test, pada setiap operator ruang kontrol produksi PT. Central Proteina Prima Medan dapat dilihat pada Tabel 5.20. Tabel 5.20. Hasil Perhitungan Uji Kolmogorov-Smirnov untuk Data Fliker Fussion Frequency setiap operator Nama Operator N X bar Std. Deviasi D α Keterangan Operator 1 28 34,31 1,8343 0,1443 0,250 Ho Diterima, berarti bahwa data hasil pengamatan berdistribusi normal Operator 2 28 34,65 2,0378 0,1071 0,250 Ho Diterima, berarti bahwa data hasil pengamatan berdistribusi normal Operator 3 28 34,77 1,8206 0,1165 0,250 Ho Diterima, berarti bahwa data hasil pengamatan berdistribusi normal

5.2.5. Perhitungan Korelasi antara Iluminasi dengan Kelelahan Mata

Data yang diambil dalam perhitungan korelasi antara Iluminasi dengan kelelahan mata operator adalah data hasil rata-rata Iluminasi dengan data hasil rata- rata Flicker Fusion Frequency pada operator ruang kontrol produksi PT. Central Proteina Prima Medan. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.21. Rata-Rata Iluminasi lux dengan Kelelahan Mata Hz Operator 1 Waktu Pengukuran Operator 1 Iluminasi X Kelelahan mata Y 08.15 55,75 36,56 08.30 56,06 35,78 08.45 57,00 36,11 09.00 56,36 36,33 09.15 56,47 35,00 09.30 57,11 35,00 09.45 56,39 35,56 10.00 56,17 35,33 10.15 56,22 35,00 10.30 56,44 35,11 10.45 56,56 33,33 11.00 55,83 33,00 11.15 56,47 32,33 11.30 56,44 31,44 11.45 55,64 31,33 12.00 56,11 30,11 13.15 56,56 37,22 13.30 56,17 35,56 13.45 56,53 35,89 14.00 56,14 36,44 14.15 56,00 35,22 14.30 56,33 33,89 14.45 56,53 34,67 15.00 56,11 34,00 15.15 56,36 33,33 15.30 57,19 32,78 15.45 56,83 32,33 16.00 56,89 32,11 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.22. Perhitungan Korelasi antara Iluminasi lux dengan Kelelahan Mata Hz Operator 1 Pengukuran N =28 X Y xy x 2 y 2 a b C d e f 08.15 55,75 36,56 2037,97 3108,06 1336,31 08.30 56,06 35,78 2005,54 3142,23 1280,05 08.45 57,00 36,11 2058,33 3249,00 1304,01 09.00 56,36 36,33 2047,79 3176,57 1320,11 09.15 56,47 35,00 1976,53 3189,11 1225,00 09.30 57,11 35,00 1998,89 3261,68 1225,00 09.45 56,39 35,56 2004,94 3179,71 1264,20 10.00 56,17 35,33 1984,56 3154,69 1248,44 10.15 56,22 35,00 1967,78 3160,94 1225,00 10.30 56,44 35,11 1981,83 3185,98 1232,79 10.45 56,56 33,33 1885,19 3198,53 1111,11 11.00 55,83 33,00 1842,50 3117,36 1089,00 11.15 56,47 32,33 1825,94 3189,11 1045,44 11.30 56,44 31,44 1774,86 3185,98 988,75 11.45 55,64 31,33 1743,35 3095,69 981,78 12.00 56,11 30,11 1689,57 3148,46 906,68 13.15 56,56 37,22 2105,12 3198,53 1385,49 13.30 56,17 35,56 1997,04 3154,69 1264,20 13.45 56,53 35,89 2028,72 3195,39 1288,01 14.00 56,14 36,44 2045,95 3151,57 1328,20 14.15 56,00 35,22 1972,44 3136,00 1240,60 14.30 56,33 33,89 1909,07 3173,44 1148,46 14.45 56,53 34,67 1959,63 3195,39 1201,78 15.00 56,11 34,00 1907,78 3148,46 1156,00 15.15 56,36 33,33 1878,70 3176,57 1111,11 15.30 57,19 32,78 1874,71 3271,20 1074,38 15.45 56,83 32,33 1837,61 3230,03 1045,44 16.00 56,89 32,11 1826,77 3236,35 1031,12 Universitas Sumatera Utara Total 1578,67 960,78 54169,10 89010,72 33058,48 Rumus mencari korelasi : ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − − − = 2 2 2 2 y y N x x N y x xy N r xy 02 , − = xy r Correlations Iluminasi_X KelelahanMata_ Y Iluminasi_X Pearson Correlation 1 -.022 Sig. 2-tailed .913 N 28 28 KelelahanMata_Y Pearson Correlation -.022 1 Sig. 2-tailed .913 N 28 28 Gambar 5.7. Pengujian Korelasi antara Iluminasi X dan Kelelahan Mata Y Operator 1 Universitas Sumatera Utara Gambar 5.8. Grafik Korelasi antara Iluminasi X dan Kelelahan Mata Y Operator 1 Hubungan korelasi Iluminasi dengan kelelahan mata pada operator 1 menunjukan hubungan yang sangat rendah karena memiliki nilai -0,02. Sifat korelasi pada nilai r hitung negatif, artinya bahwa setiap penurunan intensitas penerangan diikuti peningkatan kelelahan mata atau sebaliknya. Perhitungan korelasi antara iluminasi dan kelelahan mata operator 2 dan operator 3 secara manual dapat dilihat pada Lampiran VIII. Tabel 5.23. Hubungan Korelasi antara Iluminasi dengan Kelelahan mata di Ruang Kontrol PT. Central Proteina Prima Medan Nama Operator Korelasi Keterangan Universitas Sumatera Utara Operator 1 -0,02 Sangat Rendah Operator 2 -0,13 Sangat Rendah Operator 3 -0,51 Agak Rendah

5.2.6. Perhitungan Korelasi antara Luminansi dengan Kelelahan Mata