Kerangka Waktu Penyusunan Peran dan Produksi Sektoral 1 Pertanian

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 3 d. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindangan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. e. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Penguatan Peran Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat di Daerah. f. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010 – 2014. g. Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca. h. Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Inventarisasi Gas Rumah Kaca Nasional. i. Draft Akhir RTRW Propinsi Sumatera Selatan

1.5 Kerangka Waktu Penyusunan

Menurut Undang – Undang nomor 6i Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Gas Rumah Kaca yang menyatakan bahwa penyusunan RAD-GRK diselesaikan dan ditetapkan dengan peraturan gubernur paling lambat 12 dua belas bulan sejak ditetapkan Peraturan Presiden ini tanggal 20 September 2011. Berdasarkan hal tersebut maka penyusunan dokumen RAD-GRK propinsi Sumatera Selatan mempunyai batas waktu hingga bulan September tahun 2012. Selengkapnya akan diuraikan dibawah ini. RAD-GRK Development Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Pembentukan Tim Pengembangan Working Plan Kick Off Meeting Pengumpulan Data Perhitungan BAU Baseline Pengajuan Aksi Mitigasi Penentuan Skala Prioritas Menentukan Target Reduksi Emisi GRK Pengembangan Strategi Pelaksanaan dari RAD-GRK Draft Teks Peraturan Gubernur MeetingWorkshop Note : : Milestone Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 4 BAB II PROFIL DAERAH DAN PERMASALAHAN EMISI GRK 2.1 Profil dan Karakteristik Daerah 2.1.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Provinsi Sumatera Selatan merupakan bagian dari Pulau Sumatera yang mempunyai luas wilayah 91.806,36 Km 2 , yang terletak pada 1°- 4° Lintang Selatan dan 102°-106° Bujur Timur. Provinsi Sumatera Selatan secara administratif dibagi menjadi 11 sebelas kabupaten dan 4 empat kota, serta 217 kecamatan. Adapun batas wilayah Provinsi Sumatera Selatan sebagai berikut : Sebelah Utara : Berbatasan dengan Provinsi Jambi. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Provinsi Lampung. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Provinsi Bengkulu. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Gambar 2.1 Peta Administrasi Propinsi Sumatera Selatan 2.1.2 Klimatologi Di Palembang, musim kering juga terpisah dengan jelas dari Juni hingga September, sebagaimana diindikasikan oleh curah hujan rata - rata bulanan yang kurang dari 150 mm, tetapi dua curah hujan maksimum terjadi pada sekitar bulan Desember dan Maret. Dengan demikian, curah hujan di Palembang mewakili suatu wilayah rezim iklim yang rumit complex dengan campuran puncak tunggal Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 5 monsoonal dan dua jenis equatorial. Pengaruh topografi, lautan, dan pulau-pulau kecil dilepas pantai timur juga menambah kerumitan iklim di Sumatera Selatan. Berdasarkan hasil kajian Sain Basis Hadi, 2011, pola iklim di Sumatera Selatan ditandai dengan perbedaan musim kering dan dua puncak curah hujan sekitar Desember dan Maret dengan curah hujan rata – rata bulanan sekitar 250 mm. Suhu rata - rata bulanan dengan dua puncak kelihatan tertinggal satu bulan atau lebih dari equinoxes dengan nilai rata-rata sedikit diatas 27°C. Sangat menarik untuk dicatat bahwasanya perbedaan suhu diantara bulan terpanas Mei dan bulan terdingin Januari hanya sekitar 1°C. Meskipun hasil ini kelihatannya memberikan indikasi bahwa iklim di Sumatera Selatan dapat dianggap tidak mengalami perubahan dalam kurun waktu seabad. Kejadian kekeringan di Sumatera Selatan adalah berkorelasi dengan kejadian El Niño kuat serta Dipole Mode +. Dampak ENSO Dipole Mode terhadap kekeringan di Sumatera Selatan yang paling signifikan terjadi pada musim kemarau dan pada saat peralihan dari musim kemarau memasuki musim penghujan. Tingkat kekeringan kritis dapat juga diidentifikasi dari dry spell yaitu lamanya hari kering tanpa hujan. Panjang rata - rata dry spell gabungan untuk September-Oktober- November SON sepanjang lebih dari 8 hari yang sangat dipengaruhi oleh Dipole Mode +. a b c d Gambar 2.2 Perbandingan pola spasial antara pengamatan a dan c dan proyeksi b dan d curah hujan diatas wilayah Sumatera Selatan. Contoh menampilkan data bulan September a dan c dan Desember b dan d rerata selama periode 2000 hingga 2008 Sumber: Hadi, 2011 Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 6 2.1.3 Topografi Wilayah Provinsi Sumatera Selatan memiliki topografi yang bervariasi mulai dari daerah pantai, dataran rendah, dataran tinggi dan pegunungan. Wilayah pantai timur sebagian besar merupakan daerah rawa dan payau yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Wilayah Provinsi Sumatera Selatan memiliki bentangan wilayah Barat-Timur dengan ketinggian antara 400-1.700 mdpl. Daerah dengan ketinggian antara 400- 500 mdpl mencakup areal seluas 37 . Wilayah barat merupakan wilayah pegunungan Bukit Barisan dengan ketinggian rata-rata antara 900-1.200 mdpl. Sedangkan kearah timur lahannya berbukit dan bergelombang. Pegunungan Bukit Barisan ini terdiri dari Puncak Gunung Seminung 1.964 mdpl, Gunung Dempo 3,159 mdpl, Gunung Patah 1.107 mdpl, dan Gunung Bungkuk 2.125 mdpl. Disebelah barat Bukit Barisan merupakan lereng.

2.1.4 Geologi

Menurut penafsiran modern, lempeng Samudera Hindia saat ini mengalami pergerakan di bawah Pulau Sumatera sebesar 6 cm per tahun. Pergerakan tersebut dimulai sejak periode pertengahan tersier Miocen. Pegunungan Bukit Barisan akan terdorong kebawah membentuk saluran dalam kearah Sumatera bagian Barat. Terjadi kenaikan permukaan benua di pantai timur dan gerakan penurunan di pantai yang berlawanan, diluar daerah tangkapan air. Hal ini menunjukkan bahwa pergerakan tersebut masih terus berlangsung, seperti digambarkan dibawah ini: a. Pengurangan ukuran pantai barat, secara perlahan – lahan terjadi penyusutan di bawah laut karena pergerakan penurunan. b. Pengurangan kemiringan lereng dan daerah – daerah rawa di dataran pantai timur yang disebabkan oleh pergerakan tilt-up. Kemunculan penuh daerah Peneplain terjadi di akhir periode tersier sampai periode awal Quarter Villafranchien karena pengikisan lapisan sedimen oleh erosi regresif dan kadang – kadang menghasilkan perkerasan batuan. Pengujian Pedologik dihasilkan dari pewarnaan ulang pada tanah latosol. Kejadian menekuk terjadi di seperempat bagian dari Bukit Barisan. Keretakan terbuka dari arah Barat Laut sampai Tenggara melintasi Danau Ranau mengikuti puncak bukit. Pergerakan lateral membagi Pulau Sumatera menjadi dua bagian. Aktivitas Vulkanik menghasilkan momentum melalui kuaterner dan mencapai Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 7 puncaknya dengan ledakan kawah Ranau dan pembentukan breksi, aliran lava dan abu tufa. Abu Vulkanik juga menutupi dataran Peneplain dimana material menutupi perkerasan erosi yang dapat diamati secara cepat disepanjang jalan Trans- Sumatera antara Muararupit dan Surulangun-Rawas. Tatanan Tektonik Tectonic Setting Berdasarkan tatanan tektoniknya Tectonic Setting, wilayah Provinsi Sumatera Selatan menempati cekungan belakang busur Paleogen Paleogene Back-Arc Basin yang dikenal sebagai Cekungan Sumatera Selatan South Sumatera Basin di bagian timur, dan mendala busur vulkanik volcanic arc yang membentang secara regional di sepanjang Bukit Barisan bagian barat. Kedua mendala tektonik ini terbentuk akibat adanya interaksi menyerong oblique antara Lempeng Samudera Hindia di barat daya dan Lempeng Benua Eurasia di timur laut pada tersier Malod, 1995. Hall, 1997 dan 2002. Pertemuan kedua lempeng bumi tersebut terletak di sepanjang Parit Sunda Sunda Trench yang berada di lepas Pantai Barat Sumatera, dimana lempeng samudera menyusup dengan penunjaman miring -30 Fith, 1970 dibawah kontinen yang dikenal sebagai Paparan Sunda atau Sundalandde Coster, 1974. Jenis struktur yang umum dijumpai dicekungan Sumatera Selatan terdiri dari lipatan, sesar dan kekar. Struktur lipatan memperlihatkan orientasi barat laut- tenggara, melibatkan sikuen batuan berumur Oligosen-Plistosen Gafoer dkk, 1986. Sedangkan sesar yang ada merupakan sesar normal dan sesar naik. Sesar normal dengan pola kelurusan barat laut-tenggara tampak berkembang pada runtutan batuan berumur Oligosen-Moisen, sedangkan struktur dengan arah umum timur laut-barat daya, utara-selatan, dan barat-timur terdapat pada sikuen batuan berumur Plio-Plistosen. Sesar naik biasanya berarah barat laut-tenggara, timur laut- barat daya dan barat-timur, dijumpai pada batuan berumur Plio-Plistosen dan kemungkinan merupakan hasil peremajaan reactivation struktur tua yang berupa sesar tarikan extensional faults. Struktur rekahan yang berkembang memperlihatkan arah umum timur laut-barat daya, relatif tegak lurus dengan strike struktur regional atau sejajar dengan arah pergerakan tektonik tectonic motion di Sumatera. Pembentukan struktur lipatan, sesar dan kekar di cekungan Sumatera Selatan memberikan implikasi yang signifikan terhadap akumulasi sumber daya minyak bumi, gas alam, batubara dan panas bumi. Kumpulan struktur lipatan yang membentuk antiklinorium telah banyak dijumpai berperan sebagai perangkap hidrokarbon. Selain struktur geologi, jenis Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 8 litologi penyusun stratigrafi cekungan Sumatera Selatan telah pula mengontrol penyebaran sumberdaya energi fosil non fosil di wilayah ini. Batuan yang mendasari Basement Cekungan Sumatera Selatan merupakan kompleks batuan berumur pra-tersier, yang terdiri dari batu gamping, andesit, granodiorit, pilit, kuarsit dan granit. a. Formasi Lahat terdiri dari endapan tufa, aglomerat, breksi tufan, andesit, serpih, batu lanau, batu pasir dan batubara. b. Formasi Talang Akar terdiri dari batu pasir berukuran butir kasar-sangat kasar, serpih, batu lanau dan batubara. c. Formasi Baturaja terdiri dari batu gamping terumbu, serpih gampingan dan napal atau batu lempung gampingan. d. Formasi Baturaja terdiri dari serpih gampingan dan serpih lempungan. e. Formasi Air Benakat dengan penyusun utama batu pasir. f. Formasi Muara Enim terdiri dari batu pasir, batu lanau, batu lempung dan batubara. g. Formasi Kasai terdiri dari batu pasir tufaan dan tufa. Gambar 2.3 Peta Geologi Provinsi Sumatera Selatan

2.1.5 Penutupan Lahan

Pola penggunaan lahan eksisting di Provinsi Sumatera Selatan didominasi oleh pertanian lahan kering yaitu 3.509.121,849 Ha 38,236 yang tersebar hampir di setiap kabupatenkota di Provinsi Sumatera Selatan. Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 9 Gambar 2.4 Persentase Tutupan lahan Eksisting di Provinsi Sumatera Selatan Sumber : Dokumen RTRW Provinsi Sumatera Selatan Jenis penggunaan lahan semak belukar merupakan jenis penggunaan yang cukup luas di Provinsi Sumatera Selatan yaitu 1.696.092 Ha 18,48. Hal ini menunjukkan masih cukup luasnya lahan non produktif yang masih dapat ditingkatkan produktifitasnya menjadi kegiatan budidaya produktif. Berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan, lahan semak belukar ini memiliki kesesuaian untuk dikembangkan sebagai kawasan pertanian lahan basah, pertanian lahan kering dan pertanian tanaman tahunan. Gambar 2.5 Peta Tutupan lahan Eksisting tahun 2010 Provinsi Sumatera Selatan Sumber: Dokumen RTRW Provinsi Sumatera Selatan Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 10 2.1.6 Penduduk Jumlah penduduk di Provinsi Sumatera Selatan dari tahun 2004 hingga tahun 2010 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 tercatat bahwa jumlah penduduk di Provinsi Sumatera Selatan sebanyak 7.446.401 jiwa, dimana jumlah penduduk Provinsi Sumatera Selatan pada tahun sebelumnya yaitu tahun 2007 sebanyak 7.019.984 jiwa, dan 6.628.416jiwa pada tahun 2004. Tabel II.1. Jumlah Penduduk Provinsi Sumatera Selatan Menurut KabupatenKota Tahun 2004-2010 No Kabupaten Kota Jumlah Penduduk 2010 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 1 OKU 1.112.854 255.246 259.292 262.383 264.743 332.945 323.420 4,34 2 OKI 1.000.152 656.828 672.192 685.296 696.505 654.813 726.659 9,76 3 Muara Enim 621.876 632.222 649.691 656.318 660.906 754.708 717.717 9,64 4 Lahat 541.895 545.754 550.478 553.093 340.555 410.645 370.146 4,97 5 Musi Rawas 465.682 474.430 484.281 492.437 498.592 642.745 524.919 7,05 6 Musi Banyuasin 455.739 469.175 484.245 497.864 510.387 623.588 562.584 7,56 7 Banyuasin 712.813 733.828 757.398 778.627 798.360 748.161 749.107 10,06 8 OKU Timur 556.010 557.843 571.577 329.071 683.776 609.715 8,19 9 OKU Selatan 317.277 322.307 326.162 576.699 442.304 318.345 4,28 10 Ogan Ilir 356.983 365.333 372.431 378.570 416.803 380.861 5,11 11 Empat Lawang 213.559 247.350 220.694 2,96 12 Palembang 1.304.211 1.338.793 1.369.239 1.394.954 1.417.047 1.756.198 1.452.840 19,51 13 Pagar Alam 113.752 114.562 121.352 122.440 123.848 132.253 126.363 1,70 14 Lubuk Linggau 171.235 174.452 178.074 181.068 183.580 230.647 201.217 2,70 15 Prabumulih 128.207 130.340 132.752 134.686 136.253 189.531 161.814 2,17 Total 6.628.416 6.755.900 6.899.892 7.019.984 7.121.790 8.266.467 7.446.401 100,00 Jumlah penduduk terbesar di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2010 terdapat di Kota Palembang yaitu 1.452.840 jiwa atau sekitar 19,51 dari total jumlah penduduk di Provinsi Sumatera Selatan. Sedangkan penduduk terkecil terdapat di Kota Pagar Alam yaitu 126.363 jiwa atau 1,70 dari total jumlah penduduk Provinsi Sumatera Selatan. Laju pertumbuhan penduduk tertinggi di Provinsi Sumatera Selatan terjadi pada periode tahun 2008-2010 yaitu sebesar 2,13, sedangkan pertumbuhan penduduk terkecil terjadi pada periode tahun 2007-2008 yaitu sebesar 1,45. Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 11 Gambar 2.6 Peta Distribusi Penduduk Provinsi Sumatera Selatan 2010 Kepadatan penduduk di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2010 adalah 78 jiwakm 2 . Kabupatenkota dengan kepadatan penduduk100 jiwakm 2 meliputi Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Ogan Ilir, Kota Palembang, Pagar Alam, Lubuk Linggau dan Prabumulih. Kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kota Palembang yaitu sekitar 3.627 jiwakm 2 .Hal ini disebabkan karena Kota Palembang merupakan Ibukota Provinsi Sumatera Selatan yang berfungsi melayani seluruh kabupatenkota di Provinsi Sumatera Selatan. Gambar 2.7 Peta Kepadatan Penduduk Provinsi Sumatera Selatan 2010 Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 12 Berdasarkan hasil proyeksi penduduk di Provinsi Sumatera Selatan, jumlah penduduk tahun 2015 diprediksikan sebanyak 7.769.471 jiwa, pada tahun 2020 sebanyak 8.573.776 jiwa, dan pada akhir tahun perencanaan yaitu tahun 2030 sebanyak 10.182.386 jiwa. Dimana jumlah penduduk terbanyak masih sama dengan tahun 2005-2010, yaitu Kota Palembang. Hal ini disebabkan Kota Palembang merupakan Pusat Kegiatan Nasional PKN dan merupakan Ibukota Provinsi Sumatera Selatan yang sangat mempengaruhi pertumbuhan penduduk. Tabel II.2. Proyeksi Jumlah Penduduk Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2015-2030 No KabupatenKota Jumlah Penduduk Proyeksi dan Eksisting Jiwa 2005 2010 2015 2020 2025 2030 1 OKU 255.246 323.420 334.443 354.218 388.929 423.595 2 OKI 656.828 726.659 757.916 823.344 889.253 955.509 3 Muara Enim 632.222 717.717 751.314 829.351 907.379 985.400 4 Lahat 545.754 370.146 431.379 489.012 546.165 602.974 5 Musi Rawas 474.430 524.919 547.172 595.559 644.251 693.163 6 Musi Banyuasin 469.175 562.584 624.888 720.000 813.988 907.168 7 Banyuasin 733.828 749.107 782.220 816.213 851.940 888.917 8 OKU Timur 556.010 609.715 630.026 682.457 735.361 788.604 9 OKU Selatan 317.277 318.345 336.804 357.733 379.176 400.990 10 Ogan Ilir 356.983 380.861 391.242 414.702 438.791 463.333 11 Empat Lawang 220.694 231.852 242.847 254.322 266.144 12 Palembang 1.338.793 1.452.840 1.545.839 1.663.814 1.879.267 2.092.904 13 Pagar Alam 114.562 126.363 130.381 142.298 154.274 166.291 14 Lubuk Linggau 174.452 201.217 213.440 238.432 263.316 288.124 15 Prabumulih 130.340 161.814 175.557 203.798 231.668 259.270 Total 6.755.900 7.446.401 7.884.473 8.573.776 9.378.081 10.182.386 Sumber : Dokumen RTRW. Apabila dilihat berdasarkan kepadatan penduduk pada tahun 2015, 2020, 2025 dan 2030, kepadatan penduduk di Provinsi Sumatera Selatan mengalami peningkatan. Kepadatan penduduk di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2010 sekitar 81 jiwakm 2 , pada tahun 2020 sekitar 93 jiwakm 2 , dan pada tahun 2030 sekitar 111 jiwakm 2 . Tabel II.3. Proyeksi Kepadatan Penduduk Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2015-2030 No KabupatenKota Tahun JiwaKm 2 2015 2020 2025 2030 1 OKU 67 74 81 88 2 OKI 41 45 48 52 3 Muara Enim 81 90 98 107 4 Lahat 81 92 103 114 5 Musi Rawas 44 48 52 56 6 Musi Banyuasin 44 50 57 64 7 Banyuasin 66 69 72 75 Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 13 No KabupatenKota Tahun JiwaKm 2 2015 2020 2025 2030 8 OKU Timur 187 203 218 234 9 OKU Selatan 61 65 69 73 10 Ogan Ilir 147 156 165 174 11 Empat Lawang 103 108 113 118 12 Palembang 3609 4153 4691 5224 13 Pagar Alam 206 225 243 262 14 Lubuk Linggau 532 594 656 718 15 Prabumulih 404 469 533 597 Total 85 93 102 111 Sumber : Dokumen RTRW, 2010.

2.1.7 Potensi Sumber Daya Alam A. Kawasan Gambut

Wilayah Provinsi Sumatera Selatan memiliki kawasan bergambut seluas 1,42 juta ha atau 15,46 dari luas wilayah. Dengan luasan seperti ini menjadikan Provinsi Sumatera Selatan sebagai provinsi terluas kedua di Pulau Sumatera setelah Provinsi Riau yang memiliki kawasan gambut. Dilihat dari ketebalannya, kawasan gambut di Provinsi Sumatera Selatan memiliki ketebalan yang bervariasi antara 50 - 400 cm atau termasuk kategori dangkal hingga dalam. Namun demikian 96,8 termasuk gambut dangkal hingga sedang, sisanya 3,2 atau 45.009 ha merupakan gambut dalam yang sebarannya terdapat di Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin, Kabupaten Muara Enim, dan Kabupaten Ogan Komering Ilir. Berdasarkan Keppres Nomor 32 Tahun 1990 tentang Kawasan Lindung, bahwa gambut yang termasuk dalam kategori kawasan lindung apabila mempunyai ketebalan lebih dari 3 m . Gambar 2.8 Peta Sebaran Lahan Gambut di Provinsi Sumatera Selatan Sumber: Dokumen RTRW Provinsi Sumatera Selatan Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 14 B. Hutan Provinsi Sumatera Selatan memiliki sumberdaya hutan yaitu seluas 3.829.522,435 ha atau sekitar 41,73 dari luas Provinsi Sumatera Selatan. Namun pada saat ini dengan potensi sumberdaya hutan yang dimiliki Provinsi Sumatera Selatan yang tidak dibarengi dengan kontrol dari pengelolaan kawasan hutan mengakibatkan sering terjadinya penebangan kayu liar dan perambahan hutan. Selain itu Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang rentan terhadap bencana kebakaran hutan, baik yang disebabkan oleh manusiamasyarakat maupun yang disebabkan oleh musim kemarau. Dampak yang ditimbulkan dari kebakaran hutan di Provinsi Sumatera Selatan tidak hanya dirasakan oleh masyarakat di dalam Provinsi Sumatera Selatan saja, tapi dirasakan oleh masyarakat yang berada di wilayah provinsi yang berdekatan, bahkan hingga menimbulkan dampak internasional hingga ke negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Gambar 2.9 Peta Sebaran Kawasan Hutan Provinsi Sumatera Selatan Sumber: Dokumen RTRW Provinsi Sumatera Selatan

C. Sumberdaya Air

Sumberdaya air di Provinsi Sumatera Selatan dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu sumberdaya air permukaan dan sumberdaya air tanah. 1. Air permukaan Wilayah Provinsi Sumatera Selatan merupakan daerah kaya sumberdaya air, karena dialiri oleh banyak sungai. Beberapa sungai yang relatif besar adalah Sungai Musi, Sungai Ogan, Sungai Komering dan Sungai Lematang. Persediaan air di Wilayah Provinsi Sumatera Selatan pada dasarnya sangat Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 15 tergantung dari sungai-sungai utama, yakni Sungai Musi dan anak-anak sungainya. Ketergantungan masyarakat yang tinggal di sepanjang pinggiran sungai terhadap keberadaan sungai tersebut masih sangat besar terutama dalam memenuhi kebutuhan air untuk aktivitas sehari-hari. Sehingga masih banyak penduduk yang memanfaatkan air sungai sebagai sumber air bersih. Mereka mengambil air dari sungai kemudian diendapkan atau ditambahkan kaporit, kemudian langsung digunakan sebagai air untuk dimasak atau pada saat musim hujan mereka menampung air hujan untuk dijadikan air minum. Kebiasaan ini sudah terjadi secara turun menurun sejak dahulu. Hanya saja dulu air sungai masih belum terlalu tercemar. Saat ini penggunaan air sungai tanpa pengolahan khusus akan sangat berbahaya bagi kesehatan, karena pencemaran sungai sudah sangat tinggi. 2. Air tanah Komponen utama pembentuk air tanah adalah air hujan yang sebagian meresap ke dalam tanah di daerah imbuh recharge area dan sebagian tersimpan di dalam akuifer serta sebagian lagi keluar secara alamiah di daerah luah discharge area. Berdasarkan tempatnya air tanah tidak terlepas dari litologi dan morfologinya. Melihat persebaran keberadaan air tanah di Provinsi Sumatera Selatan dapat dibedakan menjadi : wilayah air tanah dataran, wilayah air tanah perbukitan dan wilayah air tanah kaki gunung api Robert, H. 1996. Namun, secara umum data potensi air tanah di wilayah Provinsi Sumatera Selatan belum banyak dilakukan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Direktorat Geologi Tata Lingkungan, diketahui bahwa cekungan air tanah yang terdapat di Provinsi Sumatera Selatan sebanyak 9 sembilan lokasi, yaitu : - Dua cekungan di dalam provinsi a CAT Karangagung Kab. Musi Banyuasin dan Kab. Ogan Komering Ilir; b CAT Palembang-Kayuagung Kab. Musi Banyuasin, Kab. Ogan Komering Ilir, dan Kota Palembang dan Prabumulih. - Tujuh cekungan lintas batas provinsi a CAT Jambi-Dumai Prov. Sumsel, Prov. Jambi, dan Prov. Riau; b CAT Bangko-Sarolangun Prov. Sumsel dan Prov. Jambi; c CAT Sugiwaras Prov. Sumsel dan Prov. Jambi; d CAT Lubuk Linggau-Muara Enim Prov. Sumsel, Prov. Bengkulu, dan Prov. Lampung; Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 16 e CAT Muaraduo-Curup Prov. Sumsel dan Prov. Bengkulu. f CAT Baturaja Prov. Sumsel dan Prov. Lampung. g CAT Ranau Prov. Sumsel dan Prov. Lampung. Gambar 2.10 Peta Cekungan Air Tanah Provinsi Sumatera Selatan Sumber: Dokumen RTRW Provinsi Sumatera Selatan

D. Mineral dan Energi

Provinsi Sumatera Selatan mempunyai potensi sumberdaya energi yang sangat melimpah, baik sumberdaya energi fosil maupun nonfosil. Jenis sumberdaya energi fosil seperti batubara, minyak, dan gas bumi merupakan cadangan yang patut diperhitungkan secara nasional karena potensinya yang cukup besar. Demikian juga dengan potensi sumberdaya non fosil yang bersifat terbarukan seperti panas bumi, biomasa, dan minimikro-hidro, terdapat dalam jumlah yang signifikan. Potensi sumberdaya energi terbarukan ini apabila dikembangkan secara optimal akan memberikan alternatif untuk menggantikan penggunaan energi fosil. 1. Minyak Bumi Potensi cadangan minyak bumi di Provinsi Sumatera Selatan hingga saat ini tersebar di Kabupaten Lahat, Muara Enim, Musi Banyuasin, Banyuasin, Musi Rawas, Ogan Komering Ulu, Ogan Ilir dan Kota Prabumulih. Cadangan minyak di 8 delapan daerah tersebut diperkirakan sebesar 757,6 MMSTB atau sekitar 8,78 dari total cadangan minyak bumi nasional. Berdasarkan statusnya cadangan minyak bumi di Provinsi Sumatera Selatan dengan Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 17 status terbukti sebesar 448,2 MMSTB atau 10,7 dari total cadangan terbukti minyak bumi nasional. Berdasarkan besarnya lifting yang terdapat di setiap derah penghasil, maka terdapat beberapa sentra akumulasi besar dari minyak bumi di Provinsi Sumatera Selatan, mulai dari yang terbesar sampai terkecil berturut-turut adalah Kabupaten Musi Banyuasin 48,50, Kabupaten Muara Enim 24,04, Kabupaten Musi Rawas 10,85 dan Kabupaten Ogan Komering Ulu 5,69. Wilayah kerja pertambangan minyak dan gas bumi di 4 empat kabupaten tersebut dapat dikategorikan sebagai area prospek ekonomi tinggi. 2. Gas Bumi Cadangan gas bumi di Provinsi Sumatera Selatan sebesar 24.179.980 BSCF. Bila dibandingkan dengan cadangan gas bumi nasional yaitu 185.797.870 BSCF, maka rasio potensi gas bumi Provinsi Sumatera Selatan terhadap cadangan gas bumi nasional adalah 13,01. Ada 2 dua sentra akumulasi besar dari gas alam di Provinsi Sumatera Selatan apabila dilihat berdasarkan lifting gas buminya, yaitu Kabupaten Musi Banyuasin 48,41 dan Kabupaten Musi Rawas 39,21. Wilayah kerja pertambangan gas bumi di kedua kabupaten tersebut dapat dikategorikan sebagai area prospek ekonomi tinggi. 3. Batubara Potensi batubara di Provinsi Sumatera Selatan cukup besar, yaitu 22.240,4 juta ton atau sekitar 38,5 dari total cadangan sumberdaya batubara nasional yaitu 57.847,7 juta ton. Sedangkan potensi cadangan yang siap tambang di Provinsi Sumatera Selatan adalah sekitar 2.653,9 juta ton atau sekitar 38 dari cadangan siap tambang nasional yaitu 6.981,6 juta ton. Cadangan batubara di Provinsi Sumatera Selatan tersebar di 6 enam kabupaten. Cadangan batubara di Provinsi Sumatera Selatan dengan status terukur sebesar 19.843,68 juta ton, cadangan batubara dengan status terunjuk sebesar 2.071,79 juta ton dan cadangan batubara dengan status terekam sebesar 325 juta ton. Pengusahaan batubara di Provinsi Sumatera Selatan terlihat sangat prospektif untuk masa-masa yang akan datang. Hal ini dapat dilihat dari penjualan batubara yang memperlihatkan kecenderungan naik dari tahun 2004 hingga tahun 2008. Kenaikan penjualan batubara terlihat signifikan seiring dengan peningkatan kebutuhan batubara, terutama untuk PLTU. Selain dipergunakan untuk PLTU, batubara Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 18 dimanfaatkan juga untuk memenuhi kebutuhan pabrik semen dan industri lain baja, smelter dan lain-lain.Pada tahun 2009 penjual batubara mencapai 12.561.564 ton yang terdiri dari 7.547.714 ton dijual di dalam negeri dan 4.416.311 ton dijual ke luar negeri. 4. Gas MetanaCoal Bed MethaneCBM Gas metana adalah gas yang terdapat didalam lapisan batubara. Pada umumnya gas metana berasosiasi dengan gas CO 2 , N 2 dan air. Wilayah Provinsi Sumatera Selatan memiliki daerah prospektif seluas 20.000 km 2 atau 27,03 dari luas daerah prospektif di Indonesia. Sedangkan potensi sumberdaya gas metana di Provinsi Sumatera Selatan sebesar 120 TCF. Gas metana dapat digunakan untuk keperluan gas domestik, pembangkit listrik dan bahan baku untuk industri kimia. Peralatan dan infrastruktur yang diperlukan dalam pemanfaatan gas metana adalah sama dengan yang dipergunakan untuk gas bumi, sehingga di masa mendatang apabila gas CBM telah diproduksi, maka dapat langsung disalurkan pada jaringan pemipaan gas bumi yang telah tersedia. 5. Panas Bumi Geothermal Panas bumi merupakan energi terbarukan yang ramah lingkungan. Energi tersebut berasal dari magma yang mendidihkan air yang ada di dalam tanah, kemudian uap air yang ada dapat diubah menjadi tenaga listrik. Energi ini tidak menimbulkan limbah seperti minyak bumi dan batubara. Potensi panas bumi di Provinsi Sumatera Selatan berada di 3 tiga kabupaten yaitu Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Muara Enim dan Lahat. Potensi panas bumi terbesar dan telah dikembangkan di Provinsi Sumatera Selatan terdapat di Bukit Lumut Balai Kabupaten Muara Enim 835 MWe. Berdasarkan manifestasi panas bumi di permukaan, lapangan Marga Bayur dan Rantau Dedap mempunyai prospek untuk dikembangkan seperti lapangan Lumut Balai. Akan tetapi, aksesibilitas menuju ke lokasi belum memadai. Pengembangan lapangan-lapangan tersebut memerlukan dukungan pemerintah daerah untuk meningkatkan infrastruktur dan kebijakan pemanfaatan energi terbarukan. Pemanfaatan energi panas bumi sebagai salah satu sumber energi terbarukan dan ramah lingkungan tentunya akan mendukung program Lumbung Energi Nasional bagi Sumatera Selatan, dan sekaligus mendukung pengembangan energi mix nasional. Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 19 6. Energi Air Provinsi Sumatera Selatan memiliki sumberdaya air yang sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik, namun hingga saat ini pemanfaatan potensi energi air untuk pembangkit listrik di Provinsi Sumatera Selatan belum dikembangkan secara optimal. Hal ini merupakan peluang yang besar untuk diversifikasi energi. Di Provinsi Sumatera Selatan terdapat potensi sumberdaya air untuk Pembangkit Listrik Mini Hidro PLTMH yang tersebar di 5 lima kabupatenkota, yaitu Kabupaten Lahat, Musi Rawas, OKU Selatan, Muara Enim dan Kota Pagar Alam. Total daya yang dapat dihasilkan dari sumberdaya air yang terdapat di 5 lima kabupatenkota tersebut sekitar 8.506,08 KW. Namun hingga saat ini potensi sumberdaya air yang ada tersebut belum dimanfaatkan secara optimal untuk kebutuhan energi listrik di Provinsi Sumatera Selatan. Hal ini dapat dilihat dari daya terpasang pada Pembangkit Listrik Mini Hidro PLTMH yang baru mencapai 310 KW atau 3,64 dari potensi total daya yang ada di Provinsi Sumatera Selatan. Selain potensi sumberdaya air untuk PLTMH, di Provinsi Sumatera Selatan juga memiliki sumberdaya air yang dapat dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA yang terdapat di Sungai Lematang 83,2 MW, Sungai Enim 47 MW dan Danau Ranau 34 MW. Dilihat dari potensi dan pemanfaatannya maka terdapat daerah yang belum memanfaatkan potensi sumberdaya air yang dimiliki, yaitu Kabupaten Musi Rawas yang memiliki potensi daya terbesar untuk PLTMH dan Kota Pagar Alam. Gambar 2.11 Peta Sebaran Kawasan Pertambangan di Provinsi Sumatera Selatan Sumber: Dokumen RTRW Provinsi Sumatera Selatan Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 20 2.1.8 Potensi Ekonomi Pembangunan ekonomi pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, memeratakan pembagian pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi regional dan mengusahakan pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier. Dengan perkataan lain, arah pembangunan ekonomi adalah mengusahakan agar pendapatan masyarakat meningkat secara mantap dan dengan tingkat pemerataan yang sebaik mungkin. A. Struktur dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Struktur ekonomi wilayah Provinsi Sumatera Selatan dapat dilihat dari besaran distribusi persentase sektoral. Distribusi persentase PDRB sektoral menunjukkan peranan masing-masing sektor dalam sumbangannya terhadap PDRB secara keseluruhan. Semakin besar persentase suatu sektor, semakin besar pula pengaruh sektor tersebut di dalam perkembangan ekonomi wilayah. Sektor pertambangan dan penggalian merupakan sektor dengan kontribusi terbesar dalam PDRB Provinsi Sumatera Selatan. Namun perkembangan kontribusi sektor ini cenderung menurun selama periode tahun 2003-2008. Besarnya pendapatan dari sektor pertambangan didukung oleh pendapatan dari sub sektor minyak dan gas bumi yaitu sebesar 19,26 dari total PDRB Provinsi Sumatera Selatan tahun 2008. Selanjutnya, sektor kedua yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB Provinsi Sumatera Selatan adalah sektor pertanian 19,92. Besarnya pendapatan dari sektor ini didukung oleh pendapatan dari sub sektor tanaman perkebunan yaitu sebesar 9,34 dan sub sektor bahan makanan sebesar 4,77 dari total PDRB Provinsi Sumatera Selatan. Kemudian diikuti oleh sektor industri dan pengolahan sebesar 17,45 pada tahun 2008. Struktur ekonomi wilayah Provinsi Sumatera Selatan didominasi oleh tiga sektor berturut-turut, yakni sektor pertambangan, pertanian, dan industri. Di samping itu, terdapat pengelompokan tiga kegiatan ekonomi sektoral yang terdiri dari kegiatan ekonomi primer pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan, dan pertambangan, sekunder industri baik migas dan non-migas, listrik, gas, dan air, serta bangunan, dan tersier Perdagangan, Hotel Restoran; Pengangkutan Komunikasi; Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan; serta Jasa-jasa. Besarnya kontribusi masing-masing kegiatan Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 21 ekonomi pada tahun 2008 adalah kegiatan ekonomi primer 43,36, ekonomi sekunder 25,53, dan ekonomi tersier 31,10. Dari angka tersebut di atas, maka Provinsi Sumatera Selatan didominasi oleh kelompok kegiatan sektor primer, yaitu pertanian dan pertambangan. Dominasi tersebut terjadi sejak tahun 2003 hingga tahun 2008. Tabel II.4. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Sumatera Selatan Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha juta rupiah Tahun 2003-2008 No Lapangan Usaha Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 2008 1 PERTANIAN 11.111.295 12.495.630 14.358.881 17.300.120 20.080.335 22.965.527 a.Tanaman Bahan Makanan 2.687.544 2.925.392 3.417.772 4.299.814 5.113.040 5.777.636 b.Tanaman Perkebunan 4.882.162 5.544.702 6.464.934 7.452.310 8.504.813 9.560.085 c.Peternakan 869.214 975.112 1.054.465 1.251.997 1.543.626 1.928.279 d.Kehutanan 901.976 997.983 1.149.021 1.563.352 1.868.394 2.258.354 e.Perikanan 1.770.399 2.052.441 2.272.689 2.732.647 3.050.462 3.441.173 2 PERTAMBANGAN PENGGALIAN 13.221.726 16.051.383 23.247.361 25.060.662 27.412.484 34.007.690 a.Minyak dan Gas Bumi 10.866.322 13.398.664 20.230.806 21.532.737 23.375.542 29.351.296 b.Pertambangan Tanpa Migas 1.592.349 1.798.463 2.056.366 2.359.360 2.613.043 2.906.621 Penggalian 763.055 854.256 960.189 1.168.565 1.423.899 1.749.773 3 INDUSTRI PENGOLAHAN 12.450.539 13.711.349 17.867.383 22.286.619 25.305.859 30.755.546 a.Industri Migas 4.958.738 5.449.945 8.574.029 10.895.958 11.614.895 15.212.769 b.Indutri Tanpa Migas 7.491.801 8.261.404 9.293.354 11.390.661 13.690.964 15.542.777 1. Makanan. Minuman dan Tembakau 3.547.557 3.976.623 4.425.410 5.361.688 6.474.759 7.287.132 2. Tekstil. Brg. Kulit Alas kaki 63.830 70.544 77.069 88.568 103.886 115.265 3. Brg. Kayu Hasil Hutan lainnya 990.988 1.026.772 1.025.440 1.171.592 1.359.906 1.507.564 4. Kertas dan Barang Cetakan 6.524 7.184 8.104 9.765 11.610 13.807 5. Pupuk. Kimia Brg. dari Karet 2.563.893 2.831.292 3.361.787 4.295.724 5.204.285 5.992.505 6. Semen Brg. Galian bukan logam 164.239 181.460 208.679 256.233 300.519 364.550 7. Logam Dasar Besi Baja 62.226 66.858 74.273 78.079 87.251 96.283 8. Alat Angk.. Mesin Peralatannya 92.544 100.671 112.592 129.012 148.748 165.671 4 LISTRIK, GAS AIR BERSIH 380.447 425.332 469.827 528.033 592.068 647.510 a.Listrik 325.540 362.129 398.054 443.832 494.578 531.901 b.Gas 4.912 8.476 11.361 16.048 21.958 29.609 c.Air Bersih 49.995 54.727 60.412 68.153 75.532 86.000 5 BANGUNAN 3.762.967 4.300.361 5.079.274 5.810.671 6.742.083 8.027.137 6 PERDAGANGAN, HOTEL RESTORAN 6.605.709 7.622.541 9.051.350 10.941.014 12.919.872 15.965.866 a.Perdagangan Besar Eceran 6.071.697 7.022.768 8.336.020 10.066.454 11.833.200 14.577.765 b.Hotel 45.708 51.115 58.861 71.436 90.713 119.682 c.Restoran 488.304 548.658 656.469 803.124 995.959 1.268.419 7 PENGANGKUTAN KOMUNIKASI 2.120.056 2.479.595 3.131.687 3.891.921 4.556.115 5.499.983 a.Pengangkutan 1.647.254 1.823.229 2.278.342 2.856.137 3.176.356 3.845.110 1. Angkutan Rel 124.544 134.201 135.271 142.504 142.305 149.708 2. Angkutan Jalan Raya 939.475 1.034.368 1.376.322 1.822.397 2.019.092 2.500.059 3. Angkutan Laut 241.745 254.694 289.080 325.952 365.463 415.107 4. Angk. Sungai, Danau Penyebr 59.535 64.367 76.752 88.726 98.396 115.383 5. Angkutan Udara 105.269 137.423 169.867 206.677 248.502 319.620 6. Jasa Penunjang Angkutan 176.686 198.176 231.050 269.881 302.598 345.233 b.Komunikasi 472.802 656.366 853.345 1.035.784 1.379.759 1.654.873 1. Pos dan Telekomunikasi 463.624 645.457 841.386 1.023.056 1.365.881 1.641.055 2. Jasa Penunjang Komunikasi 9.178 10.909 11.959 12.728 13.878 13.818 8 KEUANGAN, PERSEWAAN JASA PERUSAHAAN 1.980.596 2.261.167 2.653.394 3.162.870 3.750.156 4.492.248 a. Bank 119.449 148.153 175.837 198.685 221.251 235.889 b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank 30.624 33.813 39.328 48.838 55.622 61.177 c. Jasa Penunjang Keuangan 353 393 438 518 581 623 d. Sewa Bangunan 1.641.969 1.876.357 2.213.883 2.657.020 3.184.092 3.863.763 e. Jasa Perusahaan 188.201 202.451 223.908 257.809 288.610 330.796 Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 22 No Lapangan Usaha Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 2008 9 JASA-JASA 4.305.340 4.972.017 5.672.353 6.946.853 8.536.735 10.997.375 a. Pemerintahan Umum 2.722.395 3.261.621 3.809.152 4.862.807 6.138.385 8.198.517 b. Swasta 1.582.945 1.710.396 1.863.201 2.084.046 2.398.350 2.798.858 1. Sosial Kemasyarakatan 671.542 746.235 829.171 940.362 1.098.732 1.309.626 2. Hiburan Rekreasi 16.758 17.836 19.940 22.493 25.095 28.222 3. Perorangan Rumahtangga 894.645 946.325 1.014.090 1.121.191 1.274.523 1.461.010 TOTAL 55.938.675 64.319.375 81.531.510 95.928.763 109.895.707 133.358.882 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan, 2009 Tabel II.5. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Sumatera Selatan Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha juta rupiah Tahun 2003-2008 No Lapangan usaha Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 2008 1 PERTANIAN 8.725.687 9.261.544 9.805.678 10.437.334 11.113.699 11.567.788 a.Tanaman Bahan Makanan 2.050.621 2.220.002 2.323.232 2.446.207 2.632.452 2.770.461 b.Tanaman Perkebunan 3.876.578 4.118.864 4.441.783 4.830.883 5.183.054 5.422.696 c.Peternakan 662.363 696.608 726.980 769.461 816.210 858.351 d.Kehutanan 836.940 874.268 907.403 931.358 934.675 921.978 e.Perikanan 1.299.185 1.351.802 1.406.280 1.459.425 1.547.308 1.594.302 2 PERTAMBANGAN PENGGALIAN 13.220.709 13.274.424 13.330.108 13.377.903 13.411.653 13.616.652 a.Minyak dan Gas Bumi 11.234.705 11.194.260 11.164.036 11.123.845 11.068.208 11.188.175 b.Pertambangan Tanpa Migas 1.407.290 1.466.959 1.514.787 1.556.141 1.590.532 1.638.414 Penggalian 578.714 613.205 651.285 697.917 752.913 790.063 3 INDUSTRI PENGOLAHAN 7.942.045 8.408.110 8.807.199 9.273.621 9.801.805 10.136.764 a.Industri Migas 2.201.971 2.181.052 2.151.826 2.119.979 2.087.757 2.114.175 b.Indutri Tanpa Migas 5.740.074 6.227.058 6.655.373 7.153.642 7.714.048 8.022.589 1. Makanan. Minuman dan Tembakau 2.705.126 2.959.678 3.214.506 3.509.276 3.844.151 4.042.828 2. Tekstil. Brg. Kulit Alas kaki 62.054 65.653 69.500 73.899 78.850 82.317 3. Brg. Kayu Hasil Hutan lainnya 808.718 811.549 805.443 797.711 789.638 779.221 4. Kertas dan Barang Cetakan 5.688 5.941 6.269 6.664 7.149 7.589 5. Pupuk. Kimia Brg. dari Karet 1.917.378 2.129.111 2.291.136 2.483.362 2.696.683 2.797.854 6. Semen Brg. Galian bukan logam 112.756 121.304 130.475 140.743 151.383 161.938 7. Logam Dasar Besi Baja 41.635 42.776 44.029 45.302 46.444 47.302 8. Alat Angk.. Mesin Peralatannya 86.719 91.046 94.015 96.685 99.750 103.540 4 LISTRIK, GAS AIR BERSIH 205.662 216.931 231.369 248.673 267.073 281.069 a.Listrik 165.366 173.783 185.426 200.056 214.667 223.643 b.Gas 4.600 6.139 7.308 7.969 8.665 9.522 c.Air Bersih 35.696 37.009 38.635 40.648 43.741 47.904 5 BANGUNAN 3.069.555 3.332.309 3.585.898 3.845.876 4.157.657 4.412.936 6 PERDAGANGAN, HOTEL RESTORAN 5.618.867 5.967.998 6.429.518 6.939.621 7.567.159 8.101.478 a.Perdagangan Besar Eceran 5.157.180 5.469.969 5.899.908 6.373.082 6.930.089 7.364.230 b.Hotel 40.231 42.646 45.738 49.425 56.227 66.058 c.Restoran 421.456 455.383 483.872 517.114 580.843 671.190 7 PENGANGKUTAN KOMUNIKASI 1.612.040 1.797.325 2.005.038 2.216.756 2.534.185 2.886.983 a.Pengangkutan 1.219.197 1.315.074 1.401.592 1.492.152 1.596.752 1.703.748 1. Angkutan Rel 74.658 77.704 76.228 79.101 77.931 79.153 2. Angkutan Jalan Raya 679.488 715.025 757.525 803.170 853.689 904.293 3. Angkutan Laut 165.579 174.735 190.274 203.822 219.781 236.308 4. Angk. Sungai, Danau Penyebr 47.325 49.165 51.211 53.531 56.079 58.537 5. Angkutan Udara 106.804 139.497 156.502 173.436 197.214 218.429 6. Jasa Penunjang Angkutan 145.343 158.948 169.852 179.092 192.058 207.028 b.Komunikasi 392.843 482.251 603.446 724.604 937.433 1.183.235 1. Pos dan Telekomunikasi 385.412 474.287 594.994 715.659 927.887 1.173.126 2. Jasa Penunjang Komunikasi 7.431 7.964 8.452 8.945 9.546 10.109 8 KEUANGAN, PERSEWAAN JASA PERUSAHAAN 1.617.057 1.732.202 1.859.817 2.013.374 2.197.304 2.386.939 a. Bank 102.910 127.371 141.781 150.032 163.220 171.026 b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank 22.887 23.784 24.535 25.906 27.934 30.045 c. Jasa Penunjang Keuangan 263 266 274 288 307 322 d. Sewa Bangunan 1.316.302 1.397.386 1.500.328 1.631.457 1.783.450 1.945.459 e. Jasa Perusahaan 174.695 183.395 192.899 205.691 222.393 240.087 Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 23 No Lapangan usaha Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 2008 9 JASA-JASA 3.235.779 3.353.552 3.578.911 3.861.690 4.211.579 4.689.418 a. Pemerintahan Umum 1.908.892 1.947.437 2.077.473 2.249.280 2.461.461 2.729.434 b. Swasta 1.326.887 1.406.115 1.501.438 1.612.410 1.750.118 1.959.984 1. Sosial Kemasyarakatan 541.284 577.821 623.296 675.341 734.231 832.536 2. Hiburan Rekreasi 15.303 15.781 16.553 17.409 18.424 19.814 3. Perorangan Rumahtangga 770.300 812.513 861.589 919.660 997.463 1.107.634 TOTAL 45.247.401 47.344.395 49.633.536 52.214.848 55.262.114 58.080.027 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan, 2009 Tabel II.6. Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2003-2008 NO LAPANGAN USAHA TAHUN Rata- Rata 2003- 2004 2004- 2005 2005- 2006 2006- 2007 2007- 2008 1 PERTANIAN 6,14 5,88 6,44 6,48 4,09 5,80 a. Tanaman Bahan Makanan 8,26 4,65 5,29 7,61 5,24 6,21 a. Tanaman Perkebunan 6,25 7,84 8,76 7,29 4,62 6,95 b.Peternakan 5,17 4,36 5,84 6,08 5,16 5,32 c. Kehutanan 4,46 3,79 2,64 0,36 -1,36 1,98 d.Perikanan 4,05 4,03 3,78 6,02 3,04 4,18 2 PERTAMBANGAN PENGGALIAN 0,41 0,42 0,36 0,25 1,53 0,59 a.Minyak dan Gas Bumi -0,36 -0,27 -0,36 -0,50 1,08 -0,08 b.Pertambangan Tanpa Migas 4,24 3,26 2,73 2,21 3,01 3,09 c.Penggalian 5,96 6,21 7,16 7,88 4,93 6,43 3 INDUSTRI PENGOLAHAN 5,87 4,75 5,30 5,70 3,42 5,00 a.Industri Migas -0,95 -1,34 -1,48 -1,52 1,27 -0,80 b.Indutri Tanpa Migas 8,48 6,88 7,49 7,83 4,00 6,94 1. Makanan. Minuman dan Tembakau 9,41 8,61 9,17 9,54 5,17 8,38 2. Tekstil. Brg. Kulit Alas kaki 5,80 5,86 6,33 6,70 4,40 5,82 3. Brg. Kayu Hasil Hutan lainnya 0,35 -0,75 -0,96 -1,01 -1,32 -0,74 4. Kertas dan Barang Cetakan 4,45 5,52 6,30 7,28 6,15 5,94 5. Pupuk. Kimia Brg. dari Karet 11,04 7,61 8,39 8,59 3,75 7,88 6. Semen Brg. Galian bukan logam 7,58 7,56 7,87 7,56 6,97 7,51 7. Logam Dasar Besi Baja 2,74 2,93 2,89 2,52 1,85 2,59 8. Alat Angk.. Mesin Peralatannya 4,99 3,26 2,84 3,17 3,80 3,61 4 LISTRIK, GAS AIR BERSIH 5,48 6,66 7,48 7,40 5,24 6,45 a.Listrik 5,09 6,70 7,89 7,30 4,18 6,23 b.Gas 33,46 19,04 9,04 8,73 9,89 16,03 c.Air Bersih 3,68 4,39 5,21 7,61 9,52 6,08 5 BANGUNAN 8,56 7,61 7,25 8,11 6,14 7,53 6 PERDAGANGAN, HOTEL RESTORAN 6,21 7,73 7,93 9,04 7,06 7,60 a.Perdagangan Besar Eceran 6,07 7,86 8,02 8,74 6,26 7,39 b.Hotel 6,00 7,25 8,06 13,76 17,48 10,51 c.Restoran 8,05 6,26 6,87 12,32 15,55 9,81 7 PENGANGKUTAN KOMUNIKASI 11,49 11,56 10,56 14,32 13,92 12,37 a.Pengangkutan 7,86 6,58 6,46 7,01 6,70 6,92 1. Angkutan Rel 4,08 -1,90 3,77 -1,48 1,57 1,21 2. Angkutan Jalan Raya 5,23 5,94 6,03 6,29 5,93 5,88 3. Angkutan Laut 5,53 8,89 7,12 7,83 7,52 7,38 4. Angk. Sungai, Danau Penyebr 3,89 4,16 4,53 4,76 4,38 4,34 5. Angkutan Udara 30,61 12,19 10,82 13,71 10,76 15,62 6. Jasa Penunjang Angkutan 9,36 6,86 5,44 7,24 7,79 7,34 b.Komunikasi 22,76 25,13 20,08 29,37 26,22 24,71 1. Pos dan Telekomunikasi 23,06 25,45 20,28 29,65 26,43 24,97 2. Jasa Penunjang Komunikasi 7,17 6,13 5,83 6,72 5,90 6,35 8 KEUANGAN, PERSEWAAN JASA PERUSAHAAN 7,12 7,37 8,26 9,14 8,63 8,10 a. Bank 23,77 11,31 5,82 8,79 4,78 10,89 b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank 3,92 3,16 5,59 7,83 7,56 5,61 c. Jasa Penunjang Keuangan 1,14 3,01 5,11 6,60 4,89 4,15 d. Sewa Bangunan 6,16 7,37 8,74 9,32 9,08 8,13 e. Jasa Perusahaan 4,98 5,18 6,63 8,12 7,96 6,57 9 JASA-JASA 3,64 6,72 7,90 9,06 11,35 7,73 a. Pemerintahan Umum 2,02 6,68 8,27 9,43 10,89 7,46 Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 24 NO LAPANGAN USAHA TAHUN Rata- Rata 2003- 2004 2004- 2005 2005- 2006 2006- 2007 2007- 2008 b. Swasta 5,97 6,78 7,39 8,54 11,99 8,13 1. Sosial Kemasyarakatan 6,75 7,87 8,35 8,72 13,39 9,02 2. Hiburan Rekreasi 3,12 4,89 5,17 5,83 7,54 5,31 3. Perorangan Rumahtangga 5,48 6,04 6,74 8,46 11,05 7,55 TOTAL 4,63 4,84 5,20 5,84 5,10 5,12 Sumber : Hasil Analisis, 2010. Tabel II.7. Distribusi PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2003-2008 NO LAPANGAN USAHA TAHUN 2003 2004 2005 2006 2007 2008 1 PERTANIAN 19,28 19,56 19,76 19,99 20,11 19,92 a. Tanaman Bahan Makanan 4,53 4,69 4,68 4,68 4,76 4,77 b. Tanaman Perkebunan 8,57 8,70 8,95 9,25 9,38 9,34 b.Peternakan 1,46 1,47 1,46 1,47 1,48 1,48 c. Kehutanan 1,85 1,85 1,83 1,78 1,69 1,59 d.Perikanan 2,87 2,86 2,83 2,80 2,80 2,75 2 PERTAMBANGAN PENGGALIAN 29,22 28,04 26,86 25,62 24,27 23,44 a.Minyak dan Gas Bumi 24,83 23,64 22,49 21,30 20,03 19,26 b.Pertambangan Tanpa Migas 3,11 3,10 3,05 2,98 2,88 2,82 c.Penggalian 1,28 1,30 1,31 1,34 1,36 1,36 3 INDUSTRI PENGOLAHAN 17,55 17,76 17,74 17,76 17,74 17,45 a.Industri Migas 4,87 4,61 4,34 4,06 3,78 3,64 b.Indutri Tanpa Migas 12,69 13,15 13,41 13,70 13,96 13,81 1. Makanan. Minuman dan Tembakau 5,98 6,25 6,48 6,72 6,96 6,96 2. Tekstil. Brg. Kulit Alas kaki 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 3. Brg. Kayu Hasil Hutan lainnya 1,79 1,71 1,62 1,53 1,43 1,34 4. Kertas dan Barang Cetakan 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 5. Pupuk. Kimia Brg. dari Karet 4,24 4,50 4,62 4,76 4,88 4,82 6. Semen Brg. Galian bukan logam 0,25 0,26 0,26 0,27 0,27 0,28 7. Logam Dasar Besi Baja 0,09 0,09 0,09 0,09 0,08 0,08 8. Alat Angk.. Mesin Peralatannya 0,19 0,19 0,19 0,19 0,18 0,18 4 LISTRIK, GAS AIR BERSIH 0,45 0,46 0,47 0,48 0,48 0,48 a.Listrik 0,37 0,37 0,37 0,38 0,39 0,39 b.Gas 0,01 0,01 0,01 0,02 0,02 0,02 c.Air Bersih 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08 5 BANGUNAN 6,78 7,04 7,22 7,37 7,52 7,60 6 PERDAGANGAN, HOTEL RESTORAN 12,42 12,61 12,95 13,29 13,69 13,95 a.Perdagangan Besar Eceran 11,40 11,55 11,89 12,21 12,54 12,68 b.Hotel 0,09 0,09 0,09 0,09 0,10 0,11 c.Restoran 0,93 0,96 0,97 0,99 1,05 1,16 7 PENGANGKUTAN KOMUNIKASI 3,56 3,80 4,04 4,25 4,59 4,97 a.Pengangkutan 2,69 2,78 2,82 2,86 2,89 2,93 1. Angkutan Rel 0,16 0,16 0,15 0,15 0,14 0,14 2. Angkutan Jalan Raya 1,50 1,51 1,53 1,54 1,54 1,56 3. Angkutan Laut 0,37 0,37 0,38 0,39 0,40 0,41 4. Angk. Sungai, Danau Penyebr 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 5. Angkutan Udara 0,24 0,29 0,32 0,33 0,36 0,38 6. Jasa Penunjang Angkutan 0,32 0,34 0,34 0,34 0,35 0,36 b.Komunikasi 0,87 1,02 1,22 1,39 1,70 2,04 1. Pos dan Telekomunikasi 0,85 1,00 1,20 1,37 1,68 2,02 2. Jasa Penunjang Komunikasi 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 8 KEUANGAN, PERSEWAAN JASA PERUSAHAAN 3,57 3,66 3,75 3,86 3,98 4,11 a. Bank 0,23 0,27 0,29 0,29 0,30 0,29 b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 d. Sewa Bangunan 2,91 2,95 3,02 3,12 3,23 3,35 e. Jasa Perusahaan 0,39 0,39 0,39 0,39 0,40 0,41 9 JASA-JASA 7,15 7,08 7,21 7,40 7,62 8,07 a. Pemerintahan Umum 4,22 4,11 4,19 4,31 4,45 4,70 b. Swasta 2,93 2,97 3,03 3,09 3,17 3,37 Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 25 NO LAPANGAN USAHA TAHUN 2003 2004 2005 2006 2007 2008 1. Sosial Kemasyarakatan 1,20 1,22 1,26 1,29 1,33 1,43 2. Hiburan Rekreasi 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 3. Perorangan Rumahtangga 1,70 1,72 1,74 1,76 1,80 1,91 Sumber : Hasil Analisis, 2010. Tabel II.8. Kontribusi kelompok Sektor Primer, Sekunder, dan Tersier di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2003-2008 N o Lapangan Usaha Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 2008 A PRIMER 48,50 47,60 46,62 45,61 44,38 43,36 1 Pertanian 19,28 19,56 19,76 19,99 20,11 19,92 2 Pertambangan Penggalian 29,22 28,04 26,86 25,62 24,27 23,44 B SEKUNDER 24,78 25,26 25,43 25,61 25,74 25,53 3 Industri Pengolahan 17,55 17,76 17,74 17,76 17,74 17,45 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,45 0,46 0,47 0,48 0,48 0,48 5 Bangunan 6,78 7,04 7,22 7,37 7,52 7,6 C TERSIER 26,70 27,15 27,95 28,80 29,88 31,10 6 Perdagangan, Hotel Restoran 12,42 12,61 12,95 13,29 13,69 13,95 7 Pengangkutan Komunikasi 3,56 3,8 4,04 4,25 4,59 4,97 8 Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan 3,57 3,66 3,75 3,86 3,98 4,11 9 Jasa-jasa 7,15 7,08 7,21 7,4 7,62 8,07 TOTAL 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : Hasil Analisis, 2010. 1. Pendapatan Perkapita Pendapatan perkapita menunjukkan besarnya pendapatan yang dapat dinikmati oleh setiap penduduk secara rata-rata. Angka pendapatan perkapita biasanya digunakan sebagai indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan penduduk. Pendapatan perkapita di Provinsi Sumatera Selatan mengalami peningkatan terus menerus setiap tahunnya. Pendapatan perkapita pada tahun 2005 sebesar Rp. 12.263.299,00, dan pada tahun 2008 meningkat menjadi Rp. 18.720.194,00. Tabel II.9. Pendapatan Perkapita di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2003- 2008 No Keterangan 2005 2006 2007 2008 1 PDRB Adh. Berlaku 81.531.510 95.928.763 109.895.707 133.358.882 2 Jumlah Penduduk 6.648.416 6.899.892 7.019.984 7.123.798 3 Pendapatan Perkapita 12.263.299 13.902.937 15.654.695 18.720.194 Sumber : Pengolahan Data, 2010 Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 26 Lahan Sawah di Tugumulyo Kabupaten Ogan Komering Ilir Perkebunan Kelapa Sawit Di Kabupaten Musi Banyuasin

a. Peran dan Produksi Sektoral 1 Pertanian

Sektor pertanian di Wilayah Provinsi Sumatera Selatan dikelompokkan dalam sub sektor tanaman bahan makananpangan dan hortikultura, sub sektor perkebunan, sub sektor peternakan dan sub sektor perikanan. - Tanaman Pangan dan Holtikultura Sesuai dengan penetapan Provinsi Sumatera Selatan sebagai Lumbung Pangan, maka sektor pertanian khususnya sub sektor tanaman pangan dan hortikultura menempati prioritas utama untuk pengembangannya. Dari semua komoditi yang ada dan diusahakan oleh masyarakat, ada beberapa komoditi yang memliki potensi dan peluang yang cukup besar serta prospek yang cukup baik untuk dikembangkan, yaitu padi, jagung, kedelai, kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar tanaman pangan; sedangkan untuk komoditi holtikultura terdiri dari buah-buahan duku, durian, jeruk, rambutan, pisang dan nenas, serta sayur-sayuran kacang panjang, cabe, tomat, terong, dan timun. - Tanaman Perkebunan Subsektor Perkebunan merupakan salah satu andalan yang menjadi sumber pendapatan masyarakat dan Pemerintah Daerah di wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Jenis komoditi tanaman perkebunan yang paling menonjol dan banyak diusahakan serta memiliki potensi pengembangan di Provinsi Sumatera Selatan antara lain : karet, kelapa sawit dan kopi. Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 27 Budidaya Perikanan Kolam Air Tawar Di Kota Pagar Alam - Peternakan Subsektor peternakan di wilayah Provinsi Sumatera Selatan masih memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Hal ini patut mendapat perhatian khusus mengingat bahan pangan asal ternak merupakan sumber protein hewani yang tidak bisa digantikan oleh bahan pangan lainnya bagi masyarakat. Dari berbagai jenis ternak yang ada, beberapa ternak yang memiliki potensi besar dan prospek yang baik untuk dikembangkan antara lain, ayam ras pedaging, ayam buras, ayam ras petelur, itik, kambing dan sapi potong. - Perikanan Sub sektor perikanan di wilayah Provinsi Sumatera Selatan terdiri dari perikanan tangkap dan budidaya. Produksi perikanan tangkap yang berasal dari laut hanya dua wilayah yang memiliki potensi untuk menjadi sentra produksi yaitu Kabupaten Banyuasin dan Kabupaten Ogan Komering Ilir. Sedangkan untuk perikanan tangkap yang berasal dari perairan umum hampir semua wilayah kabupatenkota berproduksi. Untuk perikanan budidaya di wilayah Provinsi Sumatera Selatan terdiri dari berbagai jenis usaha atau sistem budidaya produksi nya. Untuk perikanan budidaya, dilihat dari jenis sistem budidaya yang potensial adalah kolam air tawar, tambak, keramba dan kolam air deras. Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 28 Kawasan Pertambangan Batubara Bukit Asam, Muara Enim 2 Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor pertambangan dan penggalian memiliki peranan yang sangat besar dalam perekonomian Provinsi Sumatera Selatan. Dalam komposisi PDRB dengan migas, distribusi sektor pertambangan dan penggalian merupakan sektor dengan nilai distribusi tertinggi, yakni 33,24 atas dasar harga konstan dari total PDRB Provinsi Sumatera Selatan tahun 2008. Sedangkan dalam komposisi PDRB tanpa migas, distribusi sektor pertambangan turun menjadi 5,18 atas dasar harga konstan dari total PDRB Provinsi Sumatera Selatan tahun 2008. Provinsi Sumatera Selatan merupakan provinsi yang memiliki kekayaan sumberdaya alam fosil yang melimpah.Hal ini dapat dibuktikan dengan terdapatnya sekitar cadangan gas bumi 24.179,98 BSCF di Provinsi Sumatera Selatan atau ± 13,01 dari total cadangan gas bumi di Indonesia.Selain itu, Provinsi Sumatera Selatan juga memiliki cadangan batubara sekitar ± 38,44 dari total cadangan batubara Nasional atau sebesar 22.240,47 juta ton, sedangkan cadangan minyak bumi di Provinsi Sumatera Selatan sebesar ± 8,78 dari total cadangan minyak bumi Nasional atau sebesar 757,60 MMSTB. Selain itu, di Provinsi Sumatera Selatan juga terdapat cadangan sumberdaya mineral lain yang tersebar di daerah kabupatenkota di Provinsi Sumatera Selatan. Untuk lebih jelasnya mengenai potensi energi dan sumberdaya mineral dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel II.10. Potensi Energi dan Sumberdaya Mineral Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009 No Komoditas Satuan PotensiCadangan Nasional Sumatera Selatan 1 Minyak Bumi MMSTB 8.626,96 757,60 8,78 2 Gas Bumi BSCF 185.797,87 24.179,98 13,01 3 Batubara Juta Ton 57.847 22.240,47 38,44 Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 29 Pabrik Pengolahan Teh di Kota Pagar Alam 4 Emas Ton Au 1.300 176 13,54 5 Perak Ton Ag 5.200 352,50 6,78 6 Pasir Kuarsa Juta Ton - 15,90 - 7 Kaolin Juta Ton - 99,21 - 8 Batu Gamping Juta Ton - 104,60 - 9 Bentonit Juta Ton - 65,18 - 10 Marmer Juta M 3 - 269,63 - 11 Andesit Juta M 3 - 11,45 - 12 Trass Juta M 3 - 322,65 - 13 Seng Juta Ton Zn - 1,80 - 14 Besi Juta Ton Fe - 275 - 15 Coal Bed Methane Triliun Kubik - 18,30 - Sumber : Statistik Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Selatan, 2009. 3 Sektor Industri Sektor industri pengolahan di Provinsi Sumatera Selatan terdiri dari sub sektor industri migas dan non migas. Berdasarkan distribusi PDRB atas dasar harga konstan, sektor industri pengolahan didominasi oleh sub sektor industri tanpa migas sebesar 13,81 dan industri migas sebesar 3,64dari total PDRB atas dasar harga konstan. Selanjutnya apabila dilihat berdasarkan laju pertumbuhan ekonomi atas dasar harga konstan, sub sektor industri tanpa migas terus mengalami pertumbuhan yang positif dari tahun 2003-2008 dengan rata-rata laju pertumbuhan sekitar 6,94, sedangkan sub sektor industri dengan migas mengalami pertumbuhan yang negatif dari tahun 2003 hingga tahun 2008. Berdasarkan penyerapan tenaga kerja sub sektor industri tanpa migas dapat menyerap tenaga kerja di Provinsi Sumatera Selatan sebanyak 24.509 tenaga kerja yang tersebar di 152 perusahaan. Untuk lebih jelasnya mengenai profil industri di Provinsi Sumatera Selatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel II.11. Jumlah Perusahaan, Tenaga Kerja dan Nilai Produksi Industri Besar dan Sedang di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2008 No Jenis Industri Jumlah Perusahaan Tenaga Kerja Nilai Produksi Milyar Rp 1 Makanan dan Minuman 51 8.282 2.705.645 2 Tekstil dan Pakaian Jadi 4 260 1.315 3 Kayu, Barang Kayu, dan Anyaman 46 5.151 318.046 Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 30 4 Penertiban, percetakan dan media 2 121 11.113 5 Kimia dan Barang Kimia 4 5.200 1.523.015 6 Karet, Barang Karet dan Plastik 21 3.899 4.084.617 7 Barang Galian Bukan Logam 5 718 7.329 8 Logam Dasar, Barang Logam, Mesin dan Perlengkapan 6 152 36.076 9 Perangkutan 7 356 41.918 10 Furnitur dan Industri Pengaolahannya 6 370 11.461 Total 152 24.509 8.740.535 Sumber : Provinsi Sumatera Selatan Dalam Angka, 2008.

2.2 Program Prioritas Daerah