Emisi CO2 dari PLTU Proyeksi Emisi TIER 2 Pembakaran Limbah Pertanian

Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 136 bakar oleh masyarakat dan emisi CO2 yang dihasilkan dari proses pembakaran kayu bakar. Penghitungan emisi CO2 dilakukan dengan cara mengetahui kuantitas material yang akan menghasilkan GRK dan faktor emisinya. Perhitungan ini menggunakan IPCC dan atau LEAP.

a. Emisi CO2 dari PLTU

Prediksi emisi gas rumah kaca dilakukan berdasarkan emisi CO 2 baseline, rencana penambahan kapasitas PLTU, dan rencana pembangunan pembangkit – pembangkit listrik baru yang menggunakan bahan bakar fosil. Kenaikan rata-rata kapasitas PLTU selama 5 tahun dari tahun 2005 sampai tahun 2010 adalah 43,46 MW, atau dalam persentase : 5,78. Sehingga dihasilkan emisi CO2 proyeksi sampai tahun 2020 Tabel IV.4 Tabel IV.4. Proyeksi Emisi CO2 PLTU Provinsi Sumatera Selatan Tahun Faktor pengali emisi CO2 Emisi CO2 Ggtahun Grafik 2010 1.0578 6,307,887.22 2011 1.0578 6,672,483.10 2012 1.0578 7,058,152.62 2013 1.0578 7,466,113.85 2014 1.0578 7,897,655.23 2015 1.0578 8,354,139.70 2016 1.0578 8,837,008.97 2017 1.0578 9,347,788.09 2018 1.0578 9,888,090.24 2019 1.0578 10,459,621.86 2020 1.0578 11,064,188.00

b. Emisi CO2 eq dari

PLTD milik PLN Berdasarkan kenaikan produksi listrik rata-rata pertahun adalah 2.846.300 kWh atau 8 pada kondisi baseline maka proyeksi emisi CO2e sampai tahun 2020, sebagaimana pada Tabel di bawah ini.: Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 137 Tabel IV.5. Emisi BAU-Baseline PLTD PLN Tahun Produksi Listrik dari PLTD kWh Faktor Emisi ton CO2ekWh Emisi ton CO2etahun 2012 45,422,700.00 0.000743 33,749.07 2013 49,056,516.00 0.000743 36,448.99 2014 52,981,037.28 0.000743 39,364.91 2015 57,219,520.26 0.000743 42,514.10 2016 61,797,081.88 0.000743 45,915.23 2017 66,740,848.43 0.000743 49,588.45 2018 72,080,116.31 0.000743 53,555.53 2019 77,846,525.61 0.000743 57,839.97 2020 84,074,247.66 0.000743 62,467.17 Gambar 4.16 Emisi BAU – Baseline PLTD milik PLN c. Emisi CO2 eq dari Bahan Bakar Prediksi konsumsi BBM sampai tahun 2020 berdasarkan persentase kenaikan penjualan BBM dari tahun 2009 ke 2010 yaitu sebesar 4,68 atau setara dengan 69.300 kL, Dengan demikian penjualan BBM dari tahun 2011 sampai tahun 2020 diperkirakan sebagaimana pada Tabel di bawah ini. Tabel IV.6. Prediksi Penjualan BBM dari Tahun 2011 sampai 2020 Tahun Jumlah Total kL Jenis Konsumen kL Industri Transportasi Rumah tangga 2010 1,549,954.00 371,988.96 1,115,966.88 61,998.16 2011 1,622,491.85 389,398.04 1,168,194.13 64,899.67 2012 1,698,424.47 407,621.87 1,222,865.62 67,936.98 2013 1,777,910.73 426,698.58 1,280,095.73 71,116.43 2014 1,861,116.95 446,668.07 1,340,004.21 74,444.68 Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 138 2015 1,948,217.23 467,572.13 1,402,716.40 77,928.69 2016 2,039,393.79 489,454.51 1,468,363.53 81,575.75 2017 2,134,837.42 512,360.98 1,537,082.94 85,393.50 2018 2,234,747.81 536,339.48 1,609,018.43 89,389.91 2019 2,339,334.01 561,440.16 1,684,320.49 93,573.36 2020 2,448,814.84 587,715.56 1,763,146.69 97,952.59 Untuk memprediksi emisi CO2e, pada masing-masing jenis konsumen, diasumsi bahwa persentase emisi GRK dari masing-masing jenis konsumen dianggap setara dengan persentase penjualan BBM-nya. Dengan demikian emisi CO2e dari ketiga jenis konsumen pada tahun 2011 sampai 2020 adalah sebagaimana dinyatakan pada Tabel dan Gambar di bawah ini. Tabel IV.7. Proyeksi Emisi CO2 menurut Jenis Konsumen Pertamina Tahun Emisi total ton CO2e Emisi ton CO2e menurut konsumen Industri Transportasi Rumah Tangga 2010 3,688,326.20 885,198.29 2,655,594.86 147,533.05 2011 3,860,939.87 926,625.57 2,779,876.70 154,437.59 2012 4,041,631.85 969,991.64 2,909,974.93 161,665.27 2013 4,230,780.22 1,015,387.25 3,046,161.76 169,231.21 2014 4,428,780.74 1,062,907.38 3,188,722.13 177,151.23 2015 4,636,047.68 1,112,651.44 3,337,954.33 185,441.91 2016 4,853,014.71 1,164,723.53 3,494,170.59 194,120.59 2017 5,080,135.79 1,219,232.59 3,657,697.77 203,205.43 2018 5,317,886.15 1,276,292.68 3,828,878.03 212,715.45 2019 5,566,763.22 1,336,023.17 4,008,069.52 222,670.53 2020 5,827,287.74 1,398,549.06 4,195,647.17 233,091.51 Gambar 4.17 Prediksi Emisi CO2e dari penjualan BBM tahun 2011 sampai 2020 Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 139 d. Emisi CO2 Kayu Bakar Untuk memprediksi emisi GRK dari kayu bakar, maka perhitungan berdasarkan prediksi jumlah penduduk dan jumlah kayu bakar yang dibutuhkan. Prediksi data penduduk tahun 2011 sampai 2030 dihitung berdasarkan kenaikan rata-rata pertahunnya. Pertambahan rata-ratatahun penduduk Sumatera Selatan 127.525,75 jiwa atau 1,98 . Tabel IV.8. Proyeksi Emisi CO2 dari Kayu Bakar Tahun Jumlah Penduduk Emisi CO2 Emisi CO2 Sumsel jiwa ton CO2tahun Ggtahun 2010 7,450,394 7,822,913.70 7,822.91 2011 7,597,912 7,977,807.39 7,977.81 2012 7,748,350 8,135,767.98 8,135.77 2013 7,901,768 8,296,856.18 8,296.86 2014 8,058,223 8,461,133.94 8,461.13 2015 8,217,776 8,628,664.39 8,628.66 2016 8,380,488 8,799,511.94 8,799.51 2017 8,546,421 8,973,742.28 8,973.74 2018 8,715,640 9,151,422.38 9,151.42 2019 8,888,210 9,332,620.54 9,332.62 2020 9,064,197 9,517,406.43 9,517.41 Gambar 4.18 Emisi BAU – Baseline Kayu Bakar Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 140 e. Total Proyeksi Emisi CO2 di Sektor Energi Berdasarkan total emisi CO2 baseline diasumsikan bahwa kenaikan emisi CO2e partahun dalah 4,5 . Dengan demikian maka emisi CO 2 sampai tahun 2020 adalah sebagaimana ditampilkan pada Tabel di bawah ini. Tabel IV.9. Proyeksi Total Emisi CO2 sektor Energi Tahun Emisi CO2e ton 2010 2,136,618,492.94 2011 2,232,766,325.12 2012 2,333,240,809.75 2013 2,438,236,646.19 2014 2,547,957,295.27 2015 2,662,615,373.56 2015 2,782,433,065.37 2017 2,907,642,553.31 2018 3,038,486,468.21 2019 3,175,218,359.28 2020 3,318,103,185.44 Gambar 4.19 Proyeksi emisi CO2e total dari sektor energy di Provinsi Sumatera Selatan sampai 2020

4.1.4 Transportasi a. Proyeksi Emisi TIER 1

Proyeksi emisi sampai tahun 2020 berdasarkan tren data series dari penjualan BBM tahun 2000 – 2009 sehingga menghasilkan emisi sebesar 2895094 Gg atau 2 895 094 000 ton CO 2 e. Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 141 Gambar 4.20 Grafik Penjualan BBM sampai tahun 2020 Gambar 4.21 Grafik Emisi Gg CO2 eq dengan TIER 1

b. Proyeksi Emisi TIER 2

Berdasarkan tren fluktuasi BBM dari tahun sebelumnya 2007 – 2011 maka diperoleh proyeksi penggunaan BBM per kendaraan sampai dengan tahun 2020. Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 142 Gambar 4.22 Grafik Penjualan BBM Solar pada Kendaraan Mobil, Bus, dan Truck Gambar 4.23 Grafik Penjualan BBM Premium pada Kendaraan Jenis Mobil dan Sepeda Motor Selanjutnya dilakukan perhitungan emisi CO 2 dengan metode IPCC, untuk setiap jenis moda angkutan. Pada perhitungan Tier 2 diketahui emisi total CO 2 adalah 2895093.944 ton pada tahun 2020. Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 143 Gambar 4.24 Emisi CO 2 per jenis kendaraan dan bahan bakar, dan Emisi Total CO 2 Provinsi Sumatera Selatan

c. Proyeksi TIER 3

Beberapa titik survey counting LHR mempunyai data tahun 2011 dan 2012, ada juga yang mempunyai data tahun 2010, 2012. Maka di prediksi Emisi CO2 hasilnya sebagai berikut: Gambar 4.25 Prediksi Emisi CO2 tontahun untuk beberapa wilayah tahun 2020 Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 144 Sehingga proyeksi emisi CO2 Sumatera Selatan untuk tahun-tahun berikutnya, yaitu tahun 2013 sampai tahun 2021 diprediksi dengan menggunakan persentase pertumbuhan lalu lintas yaitu sebesar 15 setiap tahunnya. Tabel IV.10. Proyeksi Emisi CO2 Sumatera Selatan sampai tahun 2020 No Tahun Emisi CO2 tontahun 1 2012 2.036.551,784 2 2013 2.342.034,552 3 2014 2.693.339,734 4 2015 3.097.340,694 5 2016 3.561.941,799 6 2017 4.096.233,068 7 2018 4.710.668,029 8 2019 5.417.268,233 9 2020 6.229.858,468 Gambar 4.26 Prediksi Emisi CO2 tontahun sector Transportasi di Sumatera Selatan

4.1.5 Industri

Dengan asumsi terjadi peningkatan emisi tanpa intervensi BAU adalah 5 per tahun, maka pada tahun 2020 total emisi akan mencapai 3,732,428.68 tonCO 2 tahun. Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 145 Tabel IV.11. Proyeksi Emisi CO2 dari Industri di Provinsi Sumatera Selatan tahun BAU-Baseline tontahun 2012 2,526,254.65 2013 2,652,567.38 2014 2,785,195.75 2015 2,924,455.54 2016 3,070,678.32 2017 3,224,212.23 2018 3,385,422.84 2019 3,554,693.99 2020 3,732,428.68 Gambar 4.27 Proyeksi Emisi CO2 Sektor Industri Provinsi Sumatera Selatan

4.1.6 SampahLimbah

Sesuai dengan arahan pokja pusat yang diketuai Dinas PU Cipta Karya, pada RAD GRK sektor pengelolaan limbah pada tahun penyusunan 2012, analisis emisi GRK dibatasi hanya pada sektor limbah domestik saja. Sehingga untuk keseragaman dengan daerah lain, maka perhitungan BAU Baseline dan pengurangan emisi hanya melingkupi limbah domestik. Akan tetapi dalam pembahasan sumber emisi pada bab 2.3, terdapat sumber emisi dari sektor limbah industri, terutama dari industri CPO dan Crum Rubber. Sehingga untuk pengembangan rencana aksikegiatan pada tahun 2013, walaupun belum disertai perhitungan detail, telah dimasukkan bahasan tentang limbah industri dalam Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 146 RAD-GRK 2012. Diharapkan arahan untuk limbah industri ini dapat menjadi landasan untuk kegiatan inventori, penyempurnaan perhitungan dan kegiatan aksi pada tahun 2013 ke depan. a. Sampah Domestik Emisi GRK yang diukur untuk sektor sampah domestik Sumsel bersumber dari; a. Aktifitas penimbunan sampah di Tempat Pembuangan Sampah TPA, b. Aktifitas pembakaran langsung oleh masyarakat open burning, c. Aktifitas komposting dari sampah terolah Untuk pengukuran estimasi BAU baseline emisi GRK Sumsel sektor sampah domestik, hanya diukur emisi yang bersumber dari point a, point b dan point c, yaitu dari aktifitas penimbunan sampah di TPA dan tempat lainnya dengan metode open dumping, pembakaran langsungopen burning oleh masyarakat dan pengomposan sampah terolah. Aktifitas insinerasi dan pengolahan lumpur domestik tidak dihitung karena di Indonesia, aktifitas ini hampir tidak pernah dilakukan untuk sektor sampah domestik. Adapun data persampahan domestik yang perlu untuk dikumpulkan meliputi; 1. Data TPA, melingkupi; a. Karakter Fisik TPA; luas, kedalaman timbunan, muka air tanah. b. Sistem pengoperasian TPA; open dumping, controlled landfill, atau sanitary landfill. 2. Profil daerah. Data ini bisa didapat dari Biro Pusat Statistik. Misal: Palembang dalam Angka 2011 3. Timbulan dan komposisi sampah domestik dalam literoranghari dan kgoranghari. Data timbulan sampah domestikkapitahari mungkin bisa didapat dari Master Plan Persampahan KotaKabupaten tersebut. Pada kasus tidak terdapat data timbulan ini, dapat diambil data timbulan pada SNI 19-3964-1994 SK.SNI M-36-1991-03 sesuai dengan kategori kotakabupaten-nya. 4. Komposisi dan dry matter content sampah dari survey yang dilakukan JICA SP3 pada rentang 2011 – 2012. 5. Cakupan layanan persampahan kotakabupaten. 6. Kondisi eksisting sistem persampahan, termasuk jumlah sampah yang diangkut ke TPA. Misal dari Buku Putih PU dan laporan kantor pengelola TPA. 7. Peraturan daerah, kelembagaan dan pendanaan terkait pengelolaan sampah domestik. 8. RPJMD dan Master Plan terkait sektor sampah domestik. Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 147 9. open burning sampah oleh masyarakat. 10. Pengumpulan data 3Rdaur ulang sampah on-site, skala kawasan, skala kota komposting, daur ulang, biogas. Dengan menggunakan first order decay method, estimasi GRK dari TPA dan open burning akan didapat. Untuk mengestimasi emisi GRK dari TPA dengan menggunakan IPCC GL 2006, dimasukkan beberapa parameter antara lain: a. Komposisi dan dry matter content sampah lihat tabel IV.12. b. Tipe zona timbunan sampah, c. Jumlah penduduk lihat tabel IV.13, d. Timbulan sampah, Untuk mengestimasi volume sampah di provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2010 dan memproyeksikannya sampai dengan tahun 2020, diperlukan data timbulan, jumlah dan pertumbuhan penduduk pada tahun 2010. Mengingat hasil survey timbulan sampah kota Palembang pada tahun 208 sebesar 0,37 kgjiwahari dan mengikuti standar PU, ditetapkan asumsi timbulan sampah; a 0,6 kgjiwahari untuk kota besar, b 0,5 kgjiwahari untuk kota sedang dan c 0,4 kgjiwahari untuk kota kecilkabupaten. Diperkirakan timbulan sampah total Sumatera Selatan pada tahun 2010, tahun awal perhitungan emisi, sebesar 1.239 Gg pada tahun 2010 dengan distribusi perkabupaten seperti terlihat pada gambar 2.39. Setelah menentukan estimasi sampah Sumsel sebesar 0,4 kg jiwahari, jumlah dan pertumbuhan penduduk dilihat dari data statistik kependudukan dari Biro Pusat Statistik Sumsel. Dengan ketiga data ini, prediksi volume sampah 2010 dan proyeksi s.d 2020 dapat dihitung dan disajikan pada tabel IV.14. Pada tahun 2010, jumlah penduduk Sumsel terukur sejumlah 7,45 juta jiwa dan akan terus meningkat sampai mendekati 9 juta jiwa pada tahun 2020 lihat tabel IV.12. Kota terbanyak penduduknya adalah kota Palembang sejumlah hampir 1,5 juta jiwa dan paling sedikit penduduk adalah kabupaten Empat Lawang sebanyak 221 ribu jiwa. Pertumbuhan penduduk tertinggi pada kabupaten Musi Banyuasin, sebuah daerah penghasil migas sekaligus dilalui jalan lintas timur Sumatera, sedangkan terendah pada kabupaten OKU Selatan, sebuah daerah di ujung bukit barisan yang merupakan pecahan dari kabupaten OKU. Selain data volume sampah. Data komposisi dan karakteristik sampah merupakan komponen yang penting dalam estimasi GRK sektor sampah domestik. Tabel IV.13 dan IV.14 menyajikan komposisi dan dry matter content sampah Sumsel, yang didapat dari kegiatan JICA SP3 pada tahun 2011 di Palembang dan Ogan Ilir. Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 148 Komponen sisa makanan mendominasi sebesar 58,85 berat basah dengan dry matter content sebesar 23,34. Komponen plastik sebesar 18,75 berat basah dengan dry matter content sebesar 78,21 dan kertas sebesar 14,99 berat basah dengan dry matter content sebesar 52,33. Komponen lain tidak ditemukan secara signifikan lihat tabel IV.13. Sedangkan untuk mengkonversi volume sampah dari satuan massa ke satuan volume atau sebaliknya, digunakan bulk density sampah sebesar 0,347 tonm3 Survey JICA SP3 FY. Gambar 4.28 Pengukuran bulk density sampah Survey JICA SP3 2011 FY Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 149 Tabel IV.12. Prediksi Jumlah Penduduk Sumatera Selatan tahun 2010 dan Proyeksinya s.d 2020 No. Kota Pertumbuhan Tahun Kabupaten Penduduk 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 1 Ogan Komering Ulu 3,04 324.045 333.896 344.046 354.505 365.282 376.387 387.829 399.619 411.768 424.285 437.184 2 Ogan Komering Ilir 2,01 727.376 741.996 756.910 772.124 787.644 803.476 819.625 836.100 852.906 870.049 887.537 3 Muara Enim 2,00 716.676 731.010 745.630 760.542 775.753 791.268 807.094 823.235 839.700 856.494 873.624 4 L a h a t 1,22 369.974 374.488 379.056 383.681 388.362 393.100 397.896 402.750 407.664 412.637 417.671 5 Musi Rawas 1,88 525.508 535.388 545.453 555.707 566.155 576.798 587.642 598.690 609.945 621.412 633.095 6 Musi Banyuasin 3,25 561.458 579.705 598.546 617.999 638.084 658.821 680.233 702.340 725.167 748.734 773.068 7 Banyuasin 1,62 750.110 762.262 774.610 787.159 799.911 812.870 826.038 839.420 853.019 866.837 880.880 8 OKU Selatan 0,62 318.428 320.402 322.389 324.388 326.399 328.422 330.459 332.507 334.569 336.643 338.731 9 OKU Timur 1,53 609.982 619.315 628.790 638.411 648.178 658.096 668.164 678.387 688.767 699.305 710.004 10 Ogan Ilir 1,62 380.904 387.075 393.345 399.717 406.193 412.773 419.460 426.255 433.161 440.178 447.309 11 Empat Lawang 0,74 221.176 222.813 224.462 226.123 227.796 229.482 231.180 232.890 234.614 236.350 238.099 12 Palembang 1,78 1.455.284 1.481.188 1.507.553 1.534.388 1.561.700 1.589.498 1.617.791 1.646.588 1.675.897 1.705.728 1.736.090 13 Prabumulih 2,95 161.984 166.763 171.682 176.747 181.961 187.329 192.855 198.544 204.401 210.431 216.638 14 Pagar Alam 1,21 126.181 127.708 129.253 130.817 132.400 134.002 135.623 137.264 138.925 140.606 142.308 15 Lubuk Linggau 2,30 201.308 205.938 210.675 215.520 220.477 225.548 230.736 236.043 241.472 247.025 252.707 ∑ Penduduk Total 7.450.394 7.589.945 7.732.401 7.877.828 8.026.294 8.177.869 8.332.625 8.490.634 8.651.972 8.816.716 8.984.945 Tabel IV.13. Komposisi dan Dry Matter Content Sampah Domestik Sumsel No. Komponen Sampah Komposisi sampah Dry Matter Content Berat Basah 1 Sisa Makanan 58,85 23,34 2 Kertas, Karton dan Nappies 14,99 52,33 3 Kayu dan Sampah Taman 3,36 53,61 4 Kain dan Produk Tekstil 1,80 55,45 5 Karet dan Kulit 0,34 90,31 6 Plastik 18,79 78,21 7 Logam 0,40 100,00 8 Gelas 1,05 93,44 9 Lain - lain 0,42 88,61 Total 100,00 - Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 150 Metode Perhitungan Emisi Sampah Domestik: 2006 IPCC Guidelines for National Green House Gas Inventory Suatu panduan telah disusun oleh Intergovernmental Panel on Climate Change IPCC untuk program National Green House Gas Inventory pada tahun 2006. Berdasarkan IPCC 2006 GL, tingkat emisi GRK dari SWDS ditentukan dengan metode first order decay FOD. Berdasarkan metoda ini, total emisi gas CH4 pada tahun T adalah total gas CH 4 yang dihasilkan pada tahun T dikoreksi dengan besarnya gas CH 4 yang dimanfaatkan atau dibakar Tim ITB, 2012. Persamaan estimasi GRK digunakan untuk menentukan tingkat emisi CH 4 dari SWDS, yaitu: CH 4 Emissions T, Ggram = [∑ x CH 4 generated x , T – R T ] 1-OX T , dengan;  CH 4 Emissions T = emisi pada tahun T,  ∑ x CH 4 generated x , T = Jumah dari potensi emisi pada tahun T dari berbagai komponen sampah,  R T = banyaknya CH 4 yang direcovery untuk dimanfaatkan atau dibakar dan,  OX T = Faktor Oksidasi. Sedangkan gas metan yang dihasilkan pada proses dekomposisi sampah dihitung berdasarkan persamaan – persamaan berikut:  CH 4 generated T = DDOCmdecomp T F 1612  DDOCmdecomp T = DDOCma T – 11-e -k  DDOCma T = DDOCmd T + DDOCma T - 1-e -k  DDOCm = WDOCDOCfMCF dengan;  DDOCm = massa DOC tersimpan di SWDS yang dapat terdekomposisi, Gg  DDOCmdecomp T = DDOCm pada tahun T, Ggram  DDOCma T = DDOCm yang terakumulasi di SWDS pada akhir tahun T, Gg  DDOCmd T = DDOCm yang disimpan di SWDS pada tahun T, Gg  F = Fraksi volume CH 4 pada gas landfill yang ditimbulkan,  W = Massa sampah yang tersimpan di SWDS, Gg  DOC = DOC pada tahun penyimpanan, fraksi Ggram CGgram sampah  DOCf = Fraksi DOC yang dapat terdekomposisi Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 151  MCF = Faktor koreksi dekomposisi aerobik di tahun penyimpanan, fraksi Sedangkan untuk emisi dari aktifitas open burning dihitung dengan menjumlahkan emisi CO2, emisi CH4 dan emisi N2O yang dihasilkan.  Fossil CO2 Emissions = Total Amount of Waste open-burned x Dry Matter Content x Fraction of Carbon in Dry Matter x Fraction of Fossil Carbon in Total Carbon x Oxidation Factor x Conversion Factor  Methane Emissions = Total Amount of Waste Open-burned Wet Weight x Methane Emission Factor  Nitrous Oxide Emissions = Total Amount of Waste Open-burned Wet Weight x Nitrous Oxide Emission Factor Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 152 Tabel IV.14. Estimasi dan Proyeksi Volume Sampah Sumsel per Tahun dari 2010 s.d 2020 No. Kota Timbulan Volume Sampah Gg Kabupaten kgjiwahr 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 1 OKU 0,4 47 49 50 52 53 55 57 58 60 62 64 2 OKI 0,4 106 108 111 113 115 117 120 122 125 127 130 3 Muara Enim 0,4 105 107 109 111 113 116 118 120 123 125 128 4 L a h a t 0,4 54 55 55 56 57 57 58 59 60 60 61 5 Musi Rawas 0,4 77 78 80 81 83 84 86 87 89 91 92 6 Musi Banyuasin 0,4 82 85 87 90 93 96 99 103 106 109 113 7 Banyuasin 0,5 137 139 141 144 146 148 151 153 156 158 161 8 OKU Selatan 0,4 46 47 47 47 48 48 48 49 49 49 49 9 OKU Timur 0,4 89 90 92 93 95 96 98 99 101 102 104 10 Ogan Ilir 0,4 56 57 57 58 59 60 61 62 63 64 65 11 Empat Lawang 0,4 32 33 33 33 33 34 34 34 34 35 35 12 Palembang 0,6 319 324 330 336 342 348 354 361 367 374 380 13 Prabumulih 0,5 30 30 31 32 33 34 35 36 37 38 40 14 Pagar Alam 0,5 23 23 24 24 24 24 25 25 25 26 26 15 Lubuk Linggau 0,5 37 38 38 39 40 41 42 43 44 45 46 ∑ Sampah Total 1.239 1.262 1.286 1.310 1.335 1.360 1.385 1.411 1.438 1.465 1.493 1 Emisi dari Open Dumping: Un-managed Deep dan Un-categorized Tidak semua sampah Sumsel diangkut ke TPA, sebagian tidak terangkut, sebagian terolah baik pada skala sumber, kawasan maupun skala kota. Untuk sampah tidak terangkut, sebagian besar terhampar di TPS, TPA ilegal, pinggir sungai, pinggir jalan dan halaman warga. Sebagian lainnya, untuk sampah tidak terangkut dibakar secara langsung oleh masyarakat open burning. Distribusi pengelolaan sampah domestik di Sumatera Selatan disajikan dalam tabel IV.15 Berdasarkan jumlah sampah dan persentase un-managed deep, tabel IV.16 menyajikan estimasi sampah yang terangkut ke TPA. TPA di Sumsel dapat dikategorikan dalam un-managed deep. Hal ini dikarenakan timbunan sampah yang melebihi 5 m dan atau muka air tanah yang tinggi. Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 153 Tabel IV.15. Rekapitulasi Aktifitas Pengangkutan, Pembuangan Sampah Sembarangan, Komposting dan Open Burning 2010 No. Kota Kabupaten ∑ penduduk Estimasi Sampah Volume Sampah Volume Sampah Sampah Tdk Terangkut Gg 2010 Total Gg Terangkut Gg Terolah Gg Terhampar Open Burning 1 Ogan Komering Ulu 324.045 47,3 4,7 0,0 34,1 8,5 2 Ogan Komering Ilir 727.376 106,2 10,6 0,2 76,3 19,1 3 Muara Enim 716.676 104,6 10,5 4,7 71,6 17,9 4 L a h a t 369.974 54,0 5,4 0,8 38,3 9,6 5 Musi Rawas 525.508 76,7 7,7 0,0 55,2 13,8 6 Musi Banyuasin 561.458 82,0 8,5 0,0 58,8 14,7 7 Banyuasin 750.110 109,5 11,0 0,0 78,9 19,7 8 OKU Selatan 318.428 46,5 5,1 0,0 33,1 8,3 9 OKU Timur 609.982 89,1 8,9 0,0 64,1 16,0 10 Ogan Ilir 380.904 55,6 5,6 0,0 40,0 10,0 11 Empat Lawang 221.176 32,3 3,2 0,0 23,3 5,8 12 Palembang 1.455.284 212,5 167,9 10,1 27,6 6,9 13 Prabumulih 161.984 23,6 16,6 1,2 4,7 1,2 14 Pagar Alam 126.181 18,4 9,4 0,6 6,7 1,7 15 Lubuk Linggau 201.308 29,4 16,8 1,5 8,9 2,2 Sumatera Selatan 7.450.394 1087,8 291,8 19,1 621,5 155,4 Persentase 27 2 57 14 Sumber: Hasil Analisa 2012 Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 154 Tabel IV.16. Estimasi dan Proyeksi BAU Volume Sampah Sumsel Masuk ke TPA dari 2010 s.d 2020 No. Kota masuk ke Jumlah Sampah Gg Kabupaten TPA 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 1 Ogan Komering Ulu 10,0 5 5 5 5 6 6 6 6 7 7 7 2 Ogan Komering Ilir 10,0 11 11 11 12 12 12 13 13 13 14 14 3 Muara Enim 10,0 10 11 11 11 12 12 13 13 13 14 14 4 L a h a t 10,0 5 6 6 6 6 6 6 6 6 7 7 5 Musi Rawas 10,0 8 8 8 8 9 9 9 9 10 10 10 6 Musi Banyuasin 10,4 9 9 9 10 10 10 11 11 12 12 13 7 Banyuasin 10,0 11 11 12 12 12 12 13 13 13 14 14 8 OKU Selatan 10,9 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 9 OKU Timur 10,0 9 9 9 10 10 10 10 11 11 11 11 10 Ogan Ilir 10,0 6 6 6 6 6 6 7 7 7 7 7 11 Empat Lawang 10,0 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 12 Palembang 79,0 168 173 177 182 187 193 198 204 209 215 221 13 Prabumulih 70,0 17 17 18 19 19 20 21 22 23 24 24 14 Pagar Alam 51,0 9 10 10 10 10 10 11 11 11 11 12 15 Lubuk Linggau 57,2 17 17 18 19 19 20 20 21 22 23 23 Total 292 300 309 318 327 337 346 357 367 378 389 Sedangkan tabel IV.17 menyajikan estimasi dan proyeksi sampah terhampar sembarangan dalam kondisi un-categorized, berdasarkan jumlah sampah total dan persentase sampah terhampar sembarangan. Tabel IV.17. Estimasi dan Proyeksi BAU Sampah Terolah dari 2010 s.d 2020 No. Kota Kabupaten Estimasi Volume Volume Sampah Terolah Sampah Total Gg Gg 1 Ogan Komering Ulu 47,31 0,00 0,0 2 Ogan Komering Ilir 106,20 0,25 0,2 3 Muara Enim 104,63 4,73 4,5 4 L a h a t 54,02 0,76 1,4 5 Musi Rawas 76,72 0,00 0,0 6 Musi Banyuasin 81,97 0,00 0,0 7 Banyuasin 109,52 0,00 0,0 8 OKU Selatan 46,49 0,00 0,0 9 OKU Timur 89,06 0,04 0,0 10 Ogan Ilir 55,61 0,00 0,0 11 Empat Lawang 32,29 0,00 0,0 12 Palembang 212,47 10,06 4,7 13 Prabumulih 23,65 1,18 5,0 14 Pagar Alam 18,42 0,62 3,4 15 Lubuk Linggau 29,39 1,47 5,0 Sumatera Selatan 1087,76 19,12 1,8 Tabel IV.18 menyajikan rekapitulasi total volume sampah tertimbun open dumping, baik dalam kategori Un-Managed Deepke TPA maupun Un- categorizedterhampar sembarangan, terolahdikomposkan, dan dibakar langsungopen dumping dalam wilayah provinsi Sumatera Selatan. 84 sampah tertimbun dalam kondisi un-managed deep dan un-categorized BAU Sedangkan perbandingan open dumping dalam kondisi Un-managed Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 155 deepdi TPA dan Un-categorizedterhampar sembarangan. Pada kondisi BAU, 32 timbunan sampah Sumsel diperkirakan dalam kondisi Un- managed deepdi TPA dan 68 timbunan sampah dalam kondisi Un- categorizedterhampar sembarangan lihat gambar 4.29. Tabel IV.18. Rekapitulasi Sampah Open Dumping, Open burning dan terolahdikomposkan BAU. No. Komponen Jumlah Sampah Gg 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 1 Total Sampah 1.088 1.119 1.152 1.185 1.219 1.255 1.291 1.329 1.368 1.408 1.449 2 Open dumping 913 940 967 995 1.024 1.054 1.084 1.116 1.148 1.182 1.217 3 Open dumping 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 3 Open burning 155 160 164 169 174 179 184 190 195 201 207 4 Terolah 19 20 20 21 21 22 23 23 24 25 26 Gambar 4.29 Perbandingan tipe timbunan sampah domestic provinsi Sumatera Selatan. Dengan memasukkan persentase tipe timbunan, persentase timbunan sampah, jumlah penduduk, timbulan dan komposisi sampah ke dalam 2006 IPCC GL untuk SWDS, dapat diketahui estimasi emisi GRK sektor sampah. Untuk sampah industri, estimasi emisi GRK masih menggunakan Tier I sesuai dengan panduan 2006 IPCC GL. Data yang dibutuhkan adalah PDRB Sumsel, sebesar Rp. 157,77 T atau sekitar 16.784,04 Juta dollar. 5 Gg sampah diperkirakan akan dihasilkan setiap juta dollar GDPtahun. Sehingga pada tahun 2010 diperkirakan sampah industri sebesar 50 Gg dan terus meningkat s.d 50 Gg sampah industri pada tahun 2020. Diasumsikan seluruh sampah industri masuk ke zona timbunan dengan distribusi tipe timbunan dan komposisi sampah mengikuti default 2006 IPCC GL. Tabel IV.19 memperlihatkan hasil estimasi emisi GRK sektor sampah domestik dan industri dengan menggunakan spreadsheet 2006 IPCC GL. Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 156 Tabel IV.19. Hasil Estimasi Emisi GRK dari aktifitas Open Dumping BAU. Methane generated Year Food Garden Paper Wood Textile Nappies Sludge MSW Industrial Total Methane recovery Methane emission A B C D E F G H J K L Gg Gg Gg Gg Gg Gg Gg Gg Gg Gg Gg Gg 2010 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,00 2011 6,9 0,2 1,0 0,0 0,1 0,0 0,0 0,0 8,2 8,16 2012 11,6 0,5 1,9 0,0 0,1 0,0 0,0 0,0 14,1 14,10 2013 14,9 0,6 2,7 0,0 0,2 0,0 0,0 0,0 18,5 18,53 2014 17,3 0,8 3,6 0,0 0,3 0,0 0,0 0,0 21,9 21,93 2015 19,0 1,0 4,4 0,0 0,3 0,0 0,0 0,0 24,6 24,64 2016 20,3 1,1 5,1 0,0 0,4 0,0 0,0 0,0 26,9 26,86 2017 21,3 1,2 5,8 0,0 0,4 0,0 0,0 0,0 28,8 28,76 2018 22,1 1,3 6,5 0,0 0,5 0,0 0,0 0,0 30,4 30,42 2019 22,8 1,4 7,2 0,0 0,5 0,0 0,0 0,0 31,9 31,92 2020 23,4 1,5 7,9 0,0 0,6 0,0 0,0 0,0 33,3 33,31 2021 24,0 1,5 8,5 0,0 0,6 0,0 0,0 0,0 34,6 34,63 2 Emisi dari Open Burning Jumlah sampah yang dibakar secara langsung oleh masyarakat Sumsel relatif tinggi, sekitar 13 dari total keseluruhan volume sampah, atau sekitar 142,6 Gg sampah pada tahun 2010 lihat tabel IV.15. Jumlah sampah yang dibakar secara terbukaopen burning diperkirakan naik sampai dengan 173 Gg pada tahun 2020 lihat tabel IV.18 . Tabel IV.20 menyajikan emisi CO2, CH4 dan N2O dari aktifitas open burning di Sumsel. Pada tahun 2020, diperkirakan 4,51 Gg CH4 ekuivalen akan dihasilkan dari aktifitas open burning BAU. Tabel IV.20. Estimasi-Proyeksi Emisi GRK Sumsel dari Aktifitas Open Burning BAU. Tahun Hasil Estimasi Emisi Tahun Hasil Estimasi Emisi 2006 IPCC GL 2006 IPCC GL 2010 68,17 Gg CO 2 ≈ 3,25 Gg CH 4 2016 76,24 Gg CO 2 ≈ 3,63 68,17 1,08 Gg CH 4 ≈ 1,08 Gg CH 4 1,21 Gg CH 4 ≈ 1,21 1,08 0,0000651 Gg N 2 O ≈ 0,0010 Gg CH 4 0,0000728 Gg N 2 O ≈ 0,0011 0,0000651 Total emisi 4,33 Gg CH 4 Total emisi 4,84 2011 69,02 Gg CO 2 ≈ 3,29 Gg CH 4 2017 77,68 Gg CO 2 ≈ 3,70 69,02 1,09 Gg CH 4 ≈ 1,09 Gg CH 4 1,23 Gg CH 4 ≈ 1,23 1,09 0,0000659 Gg N 2 O ≈ 0,0010 Gg CH 4 0,0000742 Gg N 2 O ≈ 0,0011 0,0000659 Total emisi 4,38 Gg CH 4 Total emisi 4,93 2012 70,31 Gg CO 2 ≈ 3,35 Gg CH 4 2018 79,16 Gg CO 2 ≈ 3,77 70,31 1,11 Gg CH 4 ≈ 1,11 Gg CH 4 1,25 Gg CH 4 ≈ 1,25 1,11 0,0000671 Gg N 2 O ≈ 0,0010 Gg CH 4 0,0000756 Gg N 2 O ≈ 0,0011 0,0000671 Total emisi 4,46 Gg CH 4 Total emisi 5,02 2013 72,08 Gg CO 2 ≈ 3,43 Gg CH 4 2019 80,67 Gg CO 2 ≈ 3,84 72,08 1,14 Gg CH 4 ≈ 1,14 Gg CH 4 1,28 Gg CH 4 ≈ 1,28 1,14 0,0000688 Gg N 2 O ≈ 0,0010 Gg CH 4 0,0000770 Gg N 2 O ≈ 0,0011 0,0000688 Total emisi 4,57 Gg CH 4 Total emisi 5,12 2014 73,44 Gg CO 2 ≈ 3,50 Gg CH 4 2020 82,21 Gg CO 2 ≈ 3,91 73,44 1,16 Gg CH 4 ≈ 1,16 Gg CH 4 1,30 Gg CH 4 ≈ 1,30 1,16 0,0000701 Gg N 2 O ≈ 0,0010 Gg CH 4 0,0000785 Gg N 2 O ≈ 0,0012 0,0000701 Total emisi 4,66 Gg CH 4 Total emisi 5,22 2015 74,82 Gg CO 2 ≈ 3,56 Gg CH 4 Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 157 Tahun Hasil Estimasi Emisi Tahun Hasil Estimasi Emisi 2006 IPCC GL 2006 IPCC GL 1,18 Gg CH 4 ≈ 1,18 Gg CH 4 0,0000714 Gg N 2 O ≈ 0,0011 Gg CH 4 Total emisi 4,75 Gg CH 4 3 Emisi dari Aktifitas Pengomposan Sampah Terolah Berdasarkan estimasi dan proyeksi sampah terolah pada tabel IV.21, dapat diprediksi jumlah emisi GRK dari kegiatan pengomposan sampah. Dari tabel 4.1 Volume 5 2006 IPCC GL, diambil nilai emisi 4 g CH4 dan 0,3 g N2O per kg sampah dikomposkan. Diperkirakan 0,228 Gg CH4 ekuivalen akan dikeluarkan dari aktifitas pengomposan 27 Gg sampah domestik pada tahun 2010 dan terus meningkat sampai dengan 0,263 Gg CH4 ekuivalen pada tahun 2020 dari hasil pengomposan 31 Gg sampah. Tabel IV.21. Estimasi-Proyeksi Emisi GRK Sumsel dari Aktifitas Pengomposan Sampah Domestik BAU. No. Tahun Emisi GRK dari komposting Gg CH4 Gg N2O Total 21 310 Gg CH4 1 2010 0,079 0,006 0,167 2 2011 0,081 0,006 0,170 3 2012 0,082 0,006 0,173 4 2013 0,084 0,006 0,177 5 2014 0,085 0,006 0,180 6 2015 0,087 0,007 0,183 7 2016 0,089 0,007 0,187 8 2017 0,090 0,007 0,191 9 2018 0,092 0,007 0,194 10 2019 0,094 0,007 0,198 11 2020 0,096 0,007 0,202 Dari perhitungan estimasi emisi open dumping, open burning dan pengomposan, didapat 11 titik dari tahun 2010 s.d tahun 2020 yang digunakan sebagai baseline emisi BAU sektor sampah Sumatera Selatan. Tabel IV.22 dan gambar 4.30 menyajikan baseline emisi BAU sektor sampah provinsi Sumatera Selatan. Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 158 Tabel IV.22. Rekapitulasi Estimasi dan Proyeksi Emisi GRK Sumsel dari sektor Sampah BAU. No. Tahun Emisi GRK dari sumber Gg CH4 Total Estimasi Emisi base year Gg CH 4 Timbunan open burning Komposting BAU 1 2010 8,16 4,33 0,17 12,66 2 2011 14,10 4,38 0,17 18,65 3 2012 18,53 4,46 0,17 23,16 4 2013 21,93 4,57 0,18 26,68 5 2014 24,64 4,66 0,18 29,48 6 2015 26,86 4,75 0,18 31,79 7 2016 28,76 4,84 0,19 33,78 8 2017 30,42 4,93 0,19 35,54 9 2018 31,92 5,02 0,19 37,14 10 2019 33,31 5,12 0,20 38,63 11 2020 34,63 5,22 0,20 40,05 Gambar 4.30 BAU Baseline Emisi GRK sector sampah Provinsi Sumatera Selatan.

b. Limbah Cair Domestik dan Industri

Dikarenakan di Sumsel belum meliki sistem sewerage collected, sumber emisi GRK untuk air limbah domestik Sumsel hanya bersumber dari pembuangan dan pengolahan setempatuncollected, melingkupi; a. Aktifitaspembuangan di septic tank, b. Aktifitas pembuangan di jambanlatrin, c. Aktifitas pembuangan langsung ke sungai. Data air limbah domestik yang perlu untuk dikumpulkan meliputi; 1. Pengumpulan data BOD air limbah domestik. Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 159 2. Pengumpulan data sewer dan IPAL domestik, baik eksisting maupun rencana. Data juga melingkupi kapasitas dan sistem pengolahan. 3. Pengumpulan data pengolahan air limbah domestik on-site; septic tank dan pit- latrine, atau lainnya. Data eksisting dan rencana akan dikumpulkan oleh tim. 4. Pengumpulan peraturan daerah, kelembagaan dan pendanaan terkait pengelolaan air limbah domestik. 5. Pengumpulan dokumen Master PlanOutline Plan Air limbah. Tabel IV.23. Potensi Emisi CH 4 dan N 2 O untuk Air Limbah, Pengolahan Lumpur, dan Sistem Pembuangan Air Limbah Domestik di Sumatera Selatan Tipe Pengolahan dan Pembuangan Potensi Emisi CH 4 dan N 2 O Unc ol le c te d Tangki Septik Pengurasan lumpur secara teratur akan mengurangi produksi CH 4 . Open pitsLatrines Pitslatrine akan menghasilkan CH 4 ketika temperatur dan waktu retensi memungkinkan. Pembuangan langsung ke sungai Pitslatrine akan menghasilkan CH 4 ketika temperatur dan waktu retensi memungkinkan. Sumber: Hasil Analisa Keterbatasan data menggiring perkiraan emisi GRK sektor limbah cair masih dalam tingkatan tier I. Dukungan JICA SP1, dapat memperbaiki kualitas estimasi dengan penajaman pada data distribusi pengelolaan air limbah untuk perhitungan MCF lihat tabel IV.23. Nilai estimasi emisi didasarkan pada jumlah penduduk provinsi Sumsel, dengan asumsi nilai degradable organic component sebesar 14,6 kg BODcap.yr dan maximum methane producing capacity sebesar 0,6 kg CH4kgBOD sesuai panduan 2006 IPCC GL Chapter 6. Dari hasil estimas, emisi GRK sektor limbah cair domestik sebesar 16,69 Gg CH4 dan akan terus meningkat s.d 20,10 Gg CH4 pada tahun 2020. Tabel IV.24. Potensi Emisi GRK dari Limbah Cair Domestik di Sumsel No. Tahun Emisi Metan Gg CH4 1 2010 22,34 2 2011 22,76 3 2012 23,19 4 2013 23,62 5 2014 24,06 6 2015 24,51 7 2016 24,97 8 2017 25,44 9 2018 25,92 10 2019 26,40 11 2020 26,90 Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 160 Sedangkan untuk limbah cair industri, emisi didasarkan pada total produk dari berbagai produk industri di Sumatera Selatan. Tabel IV.26 menyajikan estimasi emisi GRK sektor limbah cair industri Sumatera Selatan. Sehingga dari sektor sampah dan limbah cair domestik, didapatkan estimasi emisi sebesar 66,94 Gg CH4 1.405.766 ton CO2 eq pada tahun 2020 seperti terlihat pada tabel IV.25 dan gambar 4.31. Tabel IV.25. Potensi Emisi GRK Sektor Limbah Provinsi Sumatera Selatan No. Tahun Emisi GRK Gg CH4 Emisi GRK ton CO2 eq Sampah Domestik Limbah Cair Domestik Total Sampah Domestik Limbah Cair Domestik Total 1 2010 12,66 22,34 35,00 265.800 469.148 734.948 2 2011 18,65 22,76 41,41 391.668 477.935 869.604 3 2012 23,16 23,19 46,35 486.462 486.887 973.349 4 2013 26,68 23,62 50,30 560.363 496.007 1.056.370 5 2014 29,48 24,06 53,54 619.026 505.297 1.124.324 6 2015 31,79 24,51 56,31 667.662 514.762 1.182.424 7 2016 33,78 24,97 58,75 709.397 524.404 1.233.801 8 2017 35,54 25,44 60,98 746.357 534.226 1.280.583 9 2018 37,14 25,92 63,06 779.991 544.233 1.324.223 10 2019 38,63 26,40 65,03 811.294 554.427 1.365.720 11 2020 40,05 26,90 66,94 840.955 564.811 1.405.766 Gambar 4.31 BAU Baseline Emisi GRK sector limbah provinsi Sumatera Selatan Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 161 4.2 Usulan Aksi Mitigasi dan Perkiraan Penurunan Emisi

4.2.1. Pertanian a. Budidaya Padi

Seperti diisajikan pada Gambar 4.1 bahwa emisi CH 4 asal budidaya padi di Provinsi Sumatera Selatan dari tahun 2005 sampai 2011 meningkat dari 17.707.514,28 menjadi 30.618.724,18 kg CH 4 atau meningkat rata-rata sebesar 12,5 per tahun. Jika pola budidaya masih tetap seperti semula dan laju peningkatan dianggap konstan, maka diperkirakan emisi CH 4 akan meningkat dari 30.547.988,56 kg CH 4 pada tahun 2011 menjadi 71.348.632 kg CH 4 atau meningkat sekitar 134. Angka ini merupakan angka yang sangat besar. Oleh karena itu, perlu langkah untuk menekan laju CH 4 asal budidaya padi di Provinsi Sumatera Selatan. Ada tiga langkah utama yang diusulkan, yaitu: 1. Implementasi budidaya padi berbasis System Rice Intensification SRI Skenario I, 2. Penanaman padi varietas rendah emisi Skenarion II, 3. Kombinasi antara skenarion I dan Skenario II Skenario III, dan 4. Perbaikan dan optimalisasi sistem irigasi. Skenarion I System Rice IntensificationSRI sesungguhnya telah diintroduksi Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Selatan mulai tahun 2011 yang lalu. Sistem ini berazaskan efisiensi penggunaan air dengan mengatur genangan air sesuai kebutuhan. Statistik dinas Pertanian Provinsi Sumatera Selatan 2012 menunjukkan bahwa luasan budidaya padi dengan SRI pada tahun 2011, 2012, dan proyeksi 2013, berturut-turut sebesar 320, 2.800, dan 7.640 ha. Jika mengacu pada angka pergerakan implementasi Metode SRI dari tahun 2011 sampai 2013 tersebut, maka rata-rata peningkatan luas areal Budidaya Padi dengan Metode SRI adalah sekitar 1 per tahun. Jika angka ini dipakaai sebagai dasar untuk pengembangan areal SRI sampai tahun 2020, maka pergerakan luas areal Budidaya Padi Metode SRI di provinsi Sumatera Selatan seperti pada Tabel 4.26. Karena pengembangan ini juga disertai dengan perbaikan jaringan irigasi, maka dimungkinkan untuk dapat dilakukan 2 kali tanam per tahun. Tabel IV.26. Proyeksi cakupan luas areal budidaya padi metode SRI di Provinsi Sumatera Selatan Sistem Luas ha pada Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 SRI 320 2.800 7.640 7.716 7.794 7.872 7.950 8.030 8.110 8.191 Sumber: Hasil perhitungan mengacu kepada data Dinas Tanaman Pangan Sumsel 2012 Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 162 Hasil penelitian Husny 2011 menunjukkan bahwa implementasi SRI di sawah irigasi, lebak, dan pasang surut jika dibandingkan dengan metode budidaya padi konvensional dasar perhitungan BAU baseline, dapat menekan emisi CH 4 berturut-turut dari 24,86; 25,67; dan 44,1 kg CH 4 th -1 menjadi 13,31; 12,1; dan 35,75 kg CH 4 th -1 . Karena pengembangan areal SRI pada Tabel IV.26 belum ditentukan lokasinya irigasi, lebak atau pasang surut, maka perhitungan proyeksi emisi dari metode SRI ini didasarkan atas asumsi : 1. Penanaman dengan Metode SRI telah diterapkan di Provinsi Sumatera Selatan sejak tahun 2011 320 ha, 2012 2.800 ha, dan telah diproyeksikan rencana luas areal dalam Rencana Kerja Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Selatan untuk tahun 2013, yaitu sebesar 7.640 ha, 2. Metode SRI hanya diimplementasikan di areal sawah irigasi dengan nilai EF = 13,31 kg CH 4 th -1 , dan 3. Untuk proyeksi mulai tahun 2014 sampai 2020, mengacu kepada proporsi luas areal SRI terhadap luas total sawah, yaitu 1 pada tahun 2013 sampai 2020. Dengan skenario ini, maka diperoleh proyeksi reduksi emisi CH 4 asal sawah di Provinsi Sumatera Selatan seperti pada Gambar 4.32. Implementasi skenario aplikasi SRI mulai 2011 sampai 2020 akan menghasilkan total penurunan emisi CH 4 sebesar 13.133.211,3 Gg CH 4 atau 2,7, yaitu dari 484.378.962,1 kg CH 4 bila berbasis BAU menjadi 471.245.750,8 kg CH 4 . Jika hanya bertumpu pada skenario ini, maka upaya ini tidak dapat memberikan hasil yang signifikan. Agar upaya penurunan emisi ini lebih bermakna, maka penurunan emisi CH 4 dari areal sawah di Provinsi Sumatera Selatan perlu diupayakan melalui mekanisme lain. Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 163 Gambar 4.32 Skenario proyeksi 2011-2020 penurunan emisi CH 4 asal sawah di Provinsi Sumatera Selatan melalui implementasi SRI. Upaya alternatif yang dapat dilakukan adalah melalui Skenarion II, yaitu penanaman padi varietas rendah emisi CH 4 . Proyeksi penurunan emisi CH 4 melalui skenario ini didasarkan atas asumsi sebagai berikut : 1. Perhitungan emisi CH 4 asal sawah yang ditanam padi rendah emisi didasarkan luas areal tanam dan panen, 2. Penanaman padi rendah emisi Varietas Ciherang sudah dimulai tahun 2011. Pengadaan bibit dilakukan melalui alokasi anggaran Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Selatan, 3. Data dan perencanaan Dinas Pertanian Tanaman Pengan Provinsi Sumatera selatan menunjukkan bahwa ada alokasi bibit untuk sawah seluas 176.000 ha, 200.000 ha, dan 225.000 ha berturut-turut pada tahun 2011, 2012, dan 2013. Sekitar 65 60-70 dari alokasi tersebut adalah bibit padi Varietas Ciherang yang merupakan padi rendah emisi. Berdasarkan angka tersebut, berarti bahwa ada sawah seluas 114.000, 130.000, dan 146.250 ha ditanami padi Ciherang pada tahun 2011, 2012, dan 2013, 4. Proporsi luas areal sawah yang ditanami dengan padi varietas rendah emisi diproyeksikan mengalami penambahan proporsional terhadap alokasi benih Vaietas Ciherang setiap tahun sampai tahun 2020, yaitu sebesar 65 60- 70 dari total alokasi benih untuk Provinsi Sumatera Selatan, 5. Benih padi Varietas Ciherang terdistribusi di ketiga tipologi sawah di Provinsi Sumatera Selatan, yaitu sawah irigasi, lebak, dan pasang surut dengan Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 164 proporsi distribusi 54,72, 21,75, dan 23,53, berturut-turut untuk sawah irigasi, lebak, dan pasang surut. Implementasi skenario ini memberikan proyeksi reduksi emisi CH 4 asal sawah di Provinsi Sumatera Selatan seperti pada Gambar 4.33 Gambar 4.33. Skenario proyeksi 2011-2020 penurunan emisi CH 4 asal sawah di Provinsi Sumatera Selatan melalui penanaman varietas padi emisi CH 4 rendah. Berdasarkan hasil pada Gambar 4.34 di atas, implementasi skenario penanaman padi Varietas Ciherang ini telah mampu menurunkan emisi CH 4 sebesar 87 sampai 88 pada tahun 2011 dan 2012. Ini menunjukkan bahwa sesungguhnya budidaya padi di Provinsi Sumatera Selatan telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap upaya penurunan emisi GRK. Program yang sama juga sudah dialokasikan anggarannya untuk tahun 2013 dengan proyeksi luas areal mencapai 7.640 ha Tabel IV.26 dengan penurunan emisi CH 4 sebesar 87. Selanjutnya hasil poyeksi penurunan emisi CH 4 sampai tahun 2020 melalui penanaman padi Varietas Ciherang ini juga akan tetap dapat menurunkan emisi pada kisaran 87 sampai 88. Oleh karena itu, program ini perlu mendapat dukungan lebih lanjut. Jika kedua skenario tersebut SRI dan Varietas Rendah Emisi diimplementasikan secara bersama maka langkah tersebut mulai tahun 2013 sampai 2020 diperkirakan akan menyebabkan penurunan emisi CH 4 sekitar 91 Gambar 4.34 Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 165 Gambar 4.34. Skenario proyeksi 2011-2020 penurunan emisi CH 4 asal sawah di Provinsi Sumatera Selatan melalui kombinasi Metode SRI dan Varietas Rendah Emisi.

b. Pembakaran Limbah Pertanian

Seperti telah dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa dengan mengacu pada data historis 2005-2011, maka diproyeksikan peningkatan luas panen sawah di Provinsi Sumatera Selatan adalah sebesar 9,87 per tahun. Peningkatan luas panen ini tentunya menimbulkan konsekuensi logis akan terjadinya peningkatan potensi emisi GRK CO 2 , CO, CH 4 , N 2 O, dan NOx. Meskipun petani di Provinsi Sumatera Selatan sudah tidak membakar jerami padi sejak tahun 2005, namun estimasi emisi GRK Tabel 4.29 masih tetap diperlukan agar program zero burning melalui pemanfaatan jerami padi untuk kompos masih tetap perlu dilakukan yang hasilnya. Kelima jenis GRK tersebut diperkirakan akan meningkat sebesar 133 selama kurun waktu 2011 sampai 2020 jika program pemanfaatan jerami padi ini tidak terus digalakkan. Ada tiga langkah utama yang diusulkan, yaitu: 1. Edukasi petani secara terus menerus tentang pemanfaatan jerami padi untuk kompos dan pakan ternak, dan 2. Pembenaman langsung jerami padi ke tanah setelah dicacah terlebih dahulu. Langkah ini penting untuk mempertahankan tingkat bahan organik tanah. Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 166 Tabel IV.27. Rekapitulasi proyeksi besaran emisi GRK asal pembakaran jerami padi Jenis GRK Emisi ton pada Tahun Berbasis BAU 2011 2020 CO 2 8.918.733,18 20.807.279,07 CO 541.599,64 1.263.544,34 CH 4 15.894,77 37.082,28 N 2 O 412,09 961,40 NOx 14.717,39 34.335,44 Sumber: Perhitungan berdasarkan data Dinas Tanaman Pangan 2012 Implementasi skenario di atas memungkinkan untuk tetap mempertahankan praktek pemanfaatan jerami padi tanpa membakar. Praktek tanpa membakar jerami ini selain didorong oleh upaya pemanfaatan jerami padi untuk kompos, juga didorong oleh kesadaran para petani untuk menerapkan Permenhut No. 10 Tahun 2010 tentang Mekanisme Pencegahan Pencemaran danatau Kerusakan Lingkungan Hidup yang Berkaitan dengan Kebakaran Hutan danatau lahan. Seperti telah dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa dengan mengacu pada data historis 2005-2011 dan luas areal dianggap konstan, maka diproyeksikan peningkatan produksi biomassa tebu di Provinsi Sumatera Selatan dari tahun 2012 sampai 2020 adalah sebesar 4,9 per tahun. Peningkatan produksi ini tentu menimbulkan konsekuensi logis akan terjadinya peningkatan potensi emisi GRK CO 2 , CO, CH 4 , N 2 O, dan NOx sebesar 5,3 per tahun jika praktek membakar sebelum panen dilakukan Tabel IV.30. Tabel IV.28. Rekapitulasi proyeksi besaran emisi GRK asal pembakaran jerami tebu Jenis GRK Emisi ton pada Tahun Berbasis BAU 2011 2020 CO 2 428.175,36 658.568,67 CO 26.001,41 39.992,29 CH 4 763,08 1.173,68 N 2 O 19,78 30,43 NOx 706,56 1.086,746 Sumber: Perhitungan berdasarkan data Dinas Tanaman Pangan 2012 Karena pembakaran biomassa sebelum panen tebu sudah tidak dilakukan lagi, maka ada dua langkah utama yang diusulkan melalui SKPD terkait, yaitu: Dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RAD-GRK Sumatera Selatan 167 1. Edukasi petani secara terus menerus tentang pemanfaatan biomassa tebu untuk kompos. Kompos yang dihasilkan dapat digunakan sendiri oleh petani tebu atau juga dijual untuk sumber pendapatan tambahan bagi petani, dan 2. Pembenaman langsung biomassa tebu ke tanah setelah dicacah terlebih dahulu. Kedua langkah di atas penting untuk mempertahankan tingkat bahan organik tanah. Selain itu, pemanfaatan kompos dan biomassa tebu sebagai sumber bahan organik juga dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia. Implementasi skenario di atas memungkinkan untuk tetap mempertahan praktek panen tebu tanpa harus membakar terlebih dahulu.

c. Peternakan