standar yang telah ditentukan dalam satuan waktu yang lebih singkat atau memakai sumber daya yang lebih sedikit Ravianto, 1990
2.5.2. Faktor-faktor yang Memengaruhi Produktivitas
Menurut Ravianto 1990 produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Pendidikan dan Latihan
Pendidikan dan pelatihan pada dasarnya merupakan upaya untuk meningkatkan berbagai pengetahuan dan keterampilan. Semakin terampil dan cekatan seseorang
biasanya juga semakin produktif. b.
Motivasi Motivasi seseorang yang produktif ialah untuk selalu berprestasi. Bila motivasi
ini dilandasi oleh disiplin dan etika kerja yang baik, maka hasilnya akan semakin positif. Apalagi tenaga kerja tersebut memiliki kemampuan, mengenal kelebihan
dan kekurangan diri sendiri, mempunyai sasaran hidup, mendapatkan kesempatan untuk berprestasi, lingkungan menunjang, adanya peralatan yang memadai, maka
produktivitasnya akan tinggi. c.
Lingkungan dan Iklim Kerja Lingkungan dan iklim kerja dapat menghambat atau menunjang produktivitas
seseorang. Lingkungan dan iklim kerja yang sehat akan mendorong seseorang bekerja produktif dan sebaliknya.
Universitas Sumatera Utara
d. Makanan dan Minuman yang Sehat, Cukup dan Bergizi
Energi dalam tubuh bersumber dari makanan dan minuman. Makanan dan minuman yang sehat, cukup, dan bergizi, berguna untuk membangun dan
menggantikan sel sel tubuh yang aus, memberi energi, serta memelihara tubuh. Seseorang yang mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat, cukup, dan
bergizi serta didukung oleh gaya hidup yang teratur serta istirahat yang cukup akan menunjang produktivitasnya.
e. Tingkat Upah Minimal yang Berlaku
Tingkat upah yang terlalu rendah tidak memungkinkan tenaga kerja dapat memenuhi kebutuhan fisik minimal atau tidak mampu bekerja produktif atau
malas bekerja akibat kekurangan gizi. Bila produktivitas tenaga kerja hanya dikaitkan dengan satuan waktu, maka
tinggi rendahnya produktivitas tenaga kerja sangat tergantung dari aktivitas tenaga kerja itu sendiri. Secara teoritis, aktivitas ini sangat tergantung pada gizi yang
diperoleh dari makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh tenaga kerja. Menurut Soerdjadibroto 1984 yang dikutip oleh putra 1990 produktivitas
tenaga kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun yang berhubungan dengan lingkungan perusahaan. Faktor
tersebut dapat dikelompokkan dalam enam faktor utama yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Gizi dan Kesehatan
Jika hasil aktivitas persatuan waktu menjadi penyebab tinggi rendahnya produktivitas kerja maka secara teoritis aktivitas ini sangat tergantung dari kesehatan
dan gizi yang diperoleh dari makanan. Bagi manusia dalam bekerja memerlukan bahan-bahan bergizi seperti karbohidrat, protein dan lemak sebagai sumber tenaga,
pelindung seperti vitamin, garam garam mineral, zat besi dan lain lain. Dengan demikian tenaga kerja dapat bekerja baik selama ia memiliki tenga
yang diperoleh dari makanan. Gizi yang cukup dan badan yang sehat merupakan syarat bagi produktivitas kerja yang tinggi.
2. Pendidikan dan Pelatihan
Kemampuan seseorang untuk bekerja berawal dari pendidikan dan pelatihan yang dialaminya. Pendidikan dan pelatihan yang ditambah dengan praktek yang terus
menerus akan menambah kecakapan seseorang, pekerjaannya akan semakin bermutu dan semakin cepat selesai, dengan kata lain produktivitasnya akan meningkat.
Tingkat pendidikan yang lebih tinggi memberikan peluang penghasilan yang lebih tinggi serta produktivitasnya yang lebih tinggi. Hal ini terbukti dari tingginya rata rata
pendidikan di Negara maju dan produktivitas yang tinggi. 3.
Penghasilan dan Jaminan Sosial Upah dapat diartikan sebagai imbalan yang diterima tenaga kerja dalam
hubungan kerja berupa uang. Imbalan tersebut diperuntukkan bagi pemenuhan sebagian besar kebutuhan dirinya beserta keluarganya. Upah yang minimal hanya
untuk memenuhi kebutuhan hidup pada tingkat yang minimal. Tenga kerja dengan
Universitas Sumatera Utara
tingkat upah yang layak secara objektif barulah mampu memenuhi kebutuhan hidup dirinya serta keluarganya. Pada tingkat upah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
yang layak, produktivitas kerja memperoleh peluang untuk meningkat. 4.
Kesempatan Kesempatan yang terbuka bagi tenaga kerja untuk berbuat yang lebih baik
merupakan persyaratan bagi perbaikan produktivitas kerja. Kesempatan dalam hal ini sekaligus mencakup kesempatan kerja, yaitu pekerjaan yang sesuai dengan
pendidikan dan keterampilan serta minatnya dan kesempatan untuk berprestasi serta mengembangkan diri.
5. Manajemen
Produktivitas juga dipengaruhi oleh manajemen dari kepemimpinan organisasi perusahaan. Faktor manajerial ini berpengaruh pada semangat kerja
tenaga kerja melalui gaya kepemimpinan, kebijakan dan peraturan-peraturan perusahaan. Misalnya kebijaksanaan tentang insentif, pendidikan, pelatihan dan
disiplin. Faktor manajerial lain adalah masukan tanda signal masukan sejauh mana petunjuk tanda-tanda yang diberikan kepada tenaga kerja dalam melaksanakan
pekerjaannya dan sejauh mana hasilnya pekerjaan tenaga kerja diukur oleh manajer mereka.
6. Kebijaksanaan Pemerintah
Upaya perbaikan produktivitas dapat didorong oleh kebijaksanaan dan peraturan pemerintah, misalnya dengan kebijaksanaan penanaman modal, investasi,
Universitas Sumatera Utara
teknologi, ketatalaksanaan, moneter dan perkreditan serta eksport yang menciptakan iklim berusaha yang merangsang perbaikan produktivitas
Anoraga 2001 menyebutkan ada sepuluh faktor yang diinginkan oleh pekerja tetap untuk meningkatkan produktivitas kerja yaitu:
1. Pekerjaan yang menarik
2. Upah yang baik
3. Keamanan dan perlindungan dalam pekerjaan
4. Penghayatan atas maksud dan makna pekerjaan
5. Lingkungan atau suasana kerja yang baik
6. Promosi dan pengembangan diri mereka sejalan dengan perkembangan
perusahaan 7.
Merasa terlibat dalam kegiatan organisasi 8.
Pengertian dan simpati atas persoalan-persoalan pribadi 9.
Kesetiaan pemimpin pada diri si pekerja 10.
Disiplin kerja yang keras
2.6. Sektor Informal