4.1.2. Gambaran Industri Pengolahan Ubi Kayu
Industri Pengolahan ubi kayu yang ada si Desa Pegajahan merupakan jenis industri rumah tangga dalam sektor informal, dimana pengusahanya terdiri dari
beberapa rumah tangga. Dari hasil penelitian didapati industri pengolahan ubi ada sebanyak 66 Kepala Keluarga KK. Pekerja wanita banyak terserap dalam industri
rumah tangga ini, dimana hasil olahan ubi kayu menghasilkan bahan olahan pangan ubi, berupa kerupuk mie, opak lidah, balong kuok, rengginang dan opak koin, namun
yang terbanyak adalah kerupuk mie. Pada penelitian ini penulis hanya meneliti industri pengolahan ubi kayu menjadi kerupuk mie.
Proses pengolahan ubi kayu menjadi kerupuk mie dimulai dengan memilih ubi kayu yang masuk untuk memisahkan ubi yang baik dan utuh dan yang rusak.
Kemudian ubi kayu dikupas, setelah dikupas ubi dicuci dengan air bersih dan ditiriskan. Selanjutnya ubi kayu diparut sampai menjadi adonan bubur kemudian
adonan bubur ditiriskan dalam wadah yang ada saringannya. Air tirisan yang dihasilkan dari penyaringan adalah endapan bubur yang kemudian dicampur kembali
ke dalam adonan bubur dan siap untuk proses selanjutnya. Proses ubi kayu menjadi cetakanletrek disediakan ubi kayu mentah yang masih berkulit sebanyak 500 kg,
setelah melalui proses pengupasan, pencucian, penirisan dan pemarutan menghasilkan 6 ember ukuran diameter 90 cm dan tinggi ember 40 cm bubur ubi
kayu.
Universitas Sumatera Utara
Proses selanjutnya adalah pencetakan pertama atau yang biasa disebut pekerja dengan “peletrekan”, yaitu mengambil adonan bubur ubi kayu sebanyak 0,5 kg lalu
adonan bubur ubi kayu ditaruh diatas plastik transparan yang berukuran 55x40 cm lalu diratakan kira-kira setebal 0,25 cm. 1 satu ember bubur ubi kayu bisa
menghasilkan 150 cetakanletrek. Setelah semua adonan bubur ubi kayu selesai dicetakdiletrek, kemudian dikukus dengan menggunakan rak-rak yang terbuat dari
bambu 1 rak = 15 cetakanletrek selama 2-3 jam hingga adonan menjadi matang, lalu dibiarkan hingga cetakanletrek menjadi dingin. Kemudian dilakukan Proses
penjemuran hingga setengah kering, lalu masuk proses pemotongan lebih kecil agar bisa dimasukkan ke dalam mesin Ampia dan menghasilkan mie dengan kondisi
setengah kering. Mie setengah kering ini dijemur kembali sehingga benar-benar kering yang ditandai dengan mie mudah dipatahkan dan rapuh. Akhirnya menjadi
kerupuk mie ubi kayu siap untuk dipasarkan oleh pengusaha industri tersebut. Adapun proses pembuatan kerupuk mie ubi kayu dapat dilihat pada gambar
dibawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1. Proses Pembuatan Kerupuk Mie
Pengusaha industri rumah tangga mendapatkan ubi kayu mentah dari agen bahan baku ubi kayu yang ada di Desa Pegajahan. Agen ubi kayu memberikan ubi
kayu mentah pada industri rumah tangga dengan harga Rp. 1.000,- per kilogram ubi kayu. Kemudian Agen akan menerima kerupuk mie ubi kayu dari industri rumah
tangga dengan harga Rp. 6.000,- per kilogram kerupuk mie ubi kayu. Setiap industri rumah tangga menerima ubi kayu mentah sebanyak 500 kg. Setelah melalui tahapan
UBI KAYU MENTAH
- dikupas - dicuci
- ditiriskan
UBI KAYU
BERSIH
diparut
ADONAN BUBUR
ditiriskan
ADONAN BUBUR
menjadi
ADONAN BUBUR
dicampur
AIR TIRISAN
ADONAN
diendapkan air dibuang
ENDAPAN
DIJEMUR SAMPAI
KERING MIE ½
KERING
CETAKAN II
Dengan Ampia
dipotong
KERUPUK MIE
Adonan Bubur
Air Tirisan
Adonan
CETAKAN I
Letrek DIKUKUS
2-3 Jam
DIJEMUR ½ KERING
Universitas Sumatera Utara
proses pembuatan sehingga menjadi kerupuk mie akan menghasilkan 150 kg kerupuk mie ubi kayu. Bila harga kerupuk mie perkilogram sebesar Rp. 6.000.-, maka hasil
penjualan kerupuk mie ubi kayu sebanyak 150 kg menjadi sebesar Rp. 900.000,- dan bila kemudian dikurangi biaya ubi kayu mentah sebesar Rp. 500.000, maka akhirnya
pengusaha menerima pendapatan sebesar Rp. 400.000,-. Tetapi pengusaha industri rumah tangga masih harus megeluarkan dana untuk menggaji pekerjanya.
Jumlah tenaga kerja dalam proses pembuatan kerupuk mie dalam setiap industri rumah tangga sebanyak 5 orang, dimana 2 orang diantaranya pekerja pada
proses pencetakanpeletrekan. Tenaga kerja pencetakanpeletrekan adalah wanita. Setiap pekerja pencetakanpeletrek harus menghabiskan 3 ember adonan bubur ubi
kayu untuk dicetakdiletrek. 1 ember adonan bubur ubi kayu menghasilkan 150 lembar letrek sehingga 3 ember adonan bubur ubi kayu menghasilkan 450 lembar
cetakanletrek yang bisa dikerjakan selama 6 jam dalam satu hari. Upah yang diterima pekerja berdasarkan banyaknya adonan bubur ubi kayu dalam satuan ember
yang akan dicetakletrek. Upah yang diterima satu ember sebesar Rp. 7.000,-. Dalam satu hari, pekerja harus menghabiskan 3 ember adonan bubur ubi kayu, untuk itu
pekerja akan menerima upah sebesar Rp. 21.000,- atau untuk 450 lembar hasil pencetakanpeletrekan. Upah diterima oleh pekerja cetakanpeletrekan pada saat
pengusaha industri rumah tangga sudah menjual kerupuk mie ubi kayu kepada agen ubi kayu. Agen ubi kayu akan datang membeli kerupuk mie ubi kayu dalam satu
Universitas Sumatera Utara
minggu sebanyak 2 kali baru kemudian pengusaha industri rumah tangga akan membayar pekerja pencetakanpeletrekan.
4.2. Karakteristik Sampel 4.2.1. Umur