PT PUPUK KALIMANTAN TIMUR DAN ENTITAS ANAKAND SUBSIDIARIES
Lampiran 529 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2016 DAN 2015 Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016 AND 2015
Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated 3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN
3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT
Berbagai aktivitas yang dilakukan membuat Grup terekspos terhadap berbagai risiko keuangan: risiko
pasar termasuk dampak risiko nilai tukar mata uang asing dan risiko tingkat suku bunga, risiko kredit,
dan risiko likuiditas. Tujuan dari manajemen risiko Grup adalah untuk mengidentifikasi, mengukur,
mengawasi, dan mengelola risiko dasar dalam upaya melindungi kesinambungan bisnis dalam
jangka panjang dan meminimalkan dampak yang tidak
diharapkan pada
kinerja keuangan
konsolidasian Grup. The Group’s activities are exposed to a variety of
financial risks: market risk including foreign currency exchange rates risk and interest rates risk,
credit risk and liquidity risk. The objectives of the
Group’s risk management are to identify, measure, monitor and manage basic risks in order to
safeguard the Groups long-term business continuity and to minimise potential adverse effects on the
financial performance of the consolidated Group.
Fungsi manajemen risiko keuangan dijalankan oleh Departemen Manajemen Risiko di bawah kebijakan-
kebijakan yang disetujui oleh Direksi. Departemen Manajemen
Risiko mengidentifikasi
dan mengevaluasi risiko-risiko keuangan.
Financial risk management is carried out by a Risk Management Department under policies approved
by the Board of Directors. The Risk Management Department identifies and evaluates financial risks.
a. Risiko pasar a. Market risk
i Risiko nilai tukar mata uang asing i Foreign exchange risk
Perubahan nilai
tukar telah,
dan diperkirakan
akan terus,
memberikan pengaruh terhadap hasil usaha dan arus
kas Grup. Beberapa belanja modal dan pembelian bahan baku berupa gas alam
adalah, dan diperkirakan akan terus, didenominasi dengan mata uang Dolar
Amerika Serikat. Namun demikian, Grup mempunyai pembiayaan dan pendapatan
yang didenominasi dalam mata uang Dolar AS, yang secara tidak langsung merupakan
lindung nilai alami natural hedging terhadap eksposur fluktuasi nilai tukar mata
uang asing. Changes in exchange rates have affected
and may continue to affect the Group ’s
results of operations and cash flows. Some of the Company’s capital expenditures and
purchase of raw material in the form of natural gas are, and are expected to
continue to be, denominated in United States Dollars. However, Group has financing and
revenue which are denominated in US Dollars, which indirectly represents a natural
hedge on exposure to fluctuations in foreign exchange rates.
Pada tanggal 31 Desember 2016, jika Rupiah melemahmenguat 5 terhadap
mata uang asing dengan seluruh variabel lain tetap, maka laba sebelum pajak
periode
berjalan berkurangbertambah
Rp273.121 2015: Rp297.384 terutama yang timbul sebagai akibat kerugian selisih
kurs atas penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing.
As at 31 December 2016, if the Rupiah had weakenedstrengthened by 5 against the
foreign currency with all other variables held constant, the profit for the period would have
been lowerhigher by Rp273,121 2015: Rp297,384 mainly as a result of foreign
exchange losses on the translation of monetary assets and liabilities denominated
in a foreign currency.
ii Risiko suku bunga ii Interest rate risk
Risiko suku bunga Grup terutama timbul dari pinjaman jangka pendek dan panjang
dalam mata uang Rupiah dan Dolar AS. Risiko suku bunga dari kas dan deposito
tidak signifikan dan semua instrumen keuangan lainnya tidak dikenakan bunga.
Pinjaman yang diterbitkan dengan tingkat bunga variabel mengekspos Grup terhadap
risiko suku bunga arus kas. The Gr
oup’s interest rate risk arises from short-term
and long-term
borrowings denominated in Rupiah and US Dollars. The
interest rate risk from cash and deposits is not significant and all other financial
instruments are
not interest
bearing. Borrowing issued at variable rates exposes
the Group to cash flow interest rate risk.
PT PUPUK KALIMANTAN TIMUR DAN ENTITAS ANAKAND SUBSIDIARIES
Lampiran 530 Schedule
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2016 DAN 2015 Dinyatakan dalam jutaan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2016 AND 2015
Expressed in millions of Rupiah,
unless otherwise stated 3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN lanjutan
3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT continued a. Risiko pasar lanjutan
a. Market risk continued
ii Risiko suku bunga lanjutan ii Interest rate risk continued
Untuk meminimalkan risiko tingkat suku bunga, Grup mengelola beban bunga
melalui suku bunga mengambang, dengan mengevaluasi kecenderungan suku bunga
pasar.
Manajemen juga
melakukan penelaahan berbagai suku bunga yang
ditawarkan oleh kreditur untuk mendapatkan suku bunga yang menguntungkan sebelum
mengambil keputusan untuk melakukan perikatan pinjaman.
To minimise interest rate risk, the Group manage interest cost through floating-rate
debts by evaluating market rate trends. Management also conducts assessments
among interest rates offered by creditors to obtain the most favorable interest rate before
taking any decision to enter a borrowing agreement.
Pada tanggal 31 Desember 2016, jika tingkat suku bunga atas pinjaman jangka
pendek dan panjang 100 basis poin lebih tinggilebih rendah, dengan asumsi semua
variabel lain konstan, beban keuangan untuk tahun berjalan akan menjadi lebih
rendahlebih tinggi sebesar Rp93.114 2015: Rp96.970.
As at 31 December 2016, if interest rates on short-term and long-term borrowings had
been 100 basis points higherlower with all other variables held constant, the finance
costs for the year would have been Rp93,114 2015: Rp96,970.
b. Risiko kredit b. Credit risk
Pada tanggal 31 Desember 2016, jumlah maksimum eksposur dari risiko kredit adalah
Rp5.472.969 2015: Rp5.501.800. Risiko kredit terutama berasal dari penempatan pada bank,
piutang usaha, piutang subsidi, piutang subsidi yang belum ditagihkan, aset keuangan lainnya
dan piutang lain-lain. As at 31 December 2016, the total maximum
exposure from credit risk was Rp5,472,969 2015: Rp5,501,800. Credit risk arises from
cash in banks, trade receivables, other current assets, subsidy receivables, unbilled subsidy
receivables other financial assets and other receivables.
Semua kas dan deposito di bank ditempatkan di bank asing dan lokal yang berelasi dengan
pemerintah yang memiliki reputasi dan memiliki kualitas kredit yang baik terlihat dengan
sebagian besar bank tersebut berperingkat
mulai dari “AA+“ ke “AAA” dari lembaga pemeringkat Pefindo.
All the cash and deposits in banks are placed in reputable foreign and government-related
banks and have good credit quality as evidenced by the fact most of the banks are
rated ranging from AA+ to AAA based on Pefindo.
Risiko kredit pada piutang subsidi pupuk dan piutang subsidi dari pemerintah yang belum
tertagih dianggap dapat diabaikan, sebab pihak yang bersangkutan merupakan Pemerintah
Indonesia. The credit risk on receivables from fertiliser
subsidy and unbilled subsidy receivables from the Government is considered negligible, since
the counterparty is the Government of Indonesia.
Kualitas kredit dari piutang usaha dan aset keuangan lancar lainnya yang belum jatuh
tempo dan tidak mengalami penurunan nilai dapat diperkirakan dengan mengacu pada data
historis terkait tingkat gagal bayar penerbit aset keuangan:
The credit quality of trade receivables and other current financial assets that are neither past due
nor impaired can be assessed by reference to historical information about counterparty default
rates: