Nilai-nilai keagamaan merupakan pondasi atau dasar bagi umat beragama dalam kehidupannya sehari-hari di dunia. Kebutuhan nilai-nilai agama adalah mutlak
bagi tiap manusia tanpa terkecuali remaja tuna rungu wicara sehingga perilaku kesehariannya tidak menyimpang dari kaedah-kaedah nilai agama. Keterbatasan
remaja tuna rungu wicara dalam berkomunikasi menyebabkan remaja tuna rungu wicara membutuhkan cara khusus dalam mendapatkan bimbingan nilai agama. UPT
hadir menyediakan orang-orang yang mengerti bahasa isyarat dan ditugaskan untuk memberikan bimbingan agama bagi remaja tuna rungu wicara satu kali dalam
seminggu yakni hari rabu pukul 08.00 – 10.00. Bimbingan keagamaan yang
direncanakan oleh UPT dibagi menjadi 2 bagian yakni bimbingan agama islam yang diikuti oleh tuna rungu beragama islam dan bimbingan agama kristen yang diikuti
oleh remaja tuna rungu wicara yang beragama kristen. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian menunjukkan bahwa
keseluruhan responden menyatakan bimbingan keagamaan yang telah direncanakan dan diatur oleh UPT telah dilaksanakan sesuai dengan waktunya.
Berdasarkan data yang disajikan tentang waktu remaja tuna rungu wicara berolahraga, maka nilai skala likert adalah 1 dan termasuk dalam kategori efektif.
2. Perayaan hari besar keagamaan
Kegiatan perayaan hari besar keagaaman seperti Hari Raya Idul Fitri dan Hari Natal diperingati oleh seluruh komponen UPT dilakukan 1 tahun sekali, baik dalam
bentuk perayaan di luar UPT ataupun di dalam UPT. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan rasa spiritualitas mereka dalam memperingati hari-hari besar
keagamaan. Keseluruhan perayaan ini difasilitasi oleh UPT dan menggunakan
Universitas Sumatera Utara
remaja tuna rungu wicara sebagai pemeran utama di aktivitas perayaan hari besar keagamaan tersebut.
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian menunjukkan bahwa keseluruhan responden menyatakan kegiatan perayaan hari besar keagaaman seperti
Hari Raya Idul Fitri dan Hari Natal yang telah direncanakan dan diatur oleh UPT telah dilaksanakan sesuai dengan waktunya yakni sekali dalam setahun.
Berdasarkan data yang disajikan tentang waktu remaja tuna rungu wicara berolahraga, maka nilai skala likert adalah 1 dan termasuk dalam kategori efektif.
Jika diukur efektifitas progam pelayanan sosial bagi perkembangan biospsikososial spiritual remaja tuna rungu wicara di UPT Pelayanan Sosial Tuna
Rungu Wicara dan Lansia Pematang Siantar sehubungan dengan ketepatan waktu dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Bimbingan biologifisik
a. Jadwal makan = 1
b. Jadwal mandi = 1
c. Waktu remaja tuna rungu berolahraga = 1
d. Pemeriksaan kesehatan = -0.81
e. Jadwal kebersihan harian = 1
2. Psikososial
a. Konseling psikologi = -1
b. Pemberian pengetahuan dasar = 1
c. Bimbingan sosial = 1
d. Bimbingan keterampilan = 1
3. Spiritual keagamaan
a. Bimbingan keagamaan = 1
Universitas Sumatera Utara
b. Perayaan hari keagamaan = 1
Rata-rata = 1 + 1 + 1 + -0.81 + 1 + -1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 11
= 7.19 11
= 0.65
Dengan demikian dilihat dari ketepatan waktu pelayanan sosial bagi perkembangan biospsikososial spiritual remaja tuna rungu wicara di UPT Pelayanan
Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lansia Pematang Siantar tergolong dalam kategori yang efektif.
5.3.4 Tercapainya Tujuan 5.3.4.1 Bidang biologifisik
1. Pemberian makan tiga kali sehari
Berdasarkan penelitian dapat diketahui bahwa keseluruhan responden yang berjumlah 22 orang 100 menyatakan pemberian makan sebanyak 3 kali dalam
sehari dilaksanakan di UPT. Pemberian makanan diatur sesuai dengan jadwal yang dibagi menjadi 3 bagian yakni makan pagi, makan siang dan makan malam. Hal ini
menunjukkan bahwa UPT memperhatikan frekuensi dan jadwal makan dikarenakan makanan adalah sumber utama energi untuk melakukan aktivitas kegiatan sehari-
hari. Makanan yang juga merupakan sumber utama dalam pertumbuhan fisik remaja tuna rungu wicara sangatlah penting untuk dipenuhi.
Universitas Sumatera Utara