c. Indikator BBTB
Berat badan memiliki hubungan linear dengan tinggi badan. Dalam kondisi normal, perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan
dengan kecepatan tertentu Supariasa dkk, 2001. Indikator BBTB ini dapat menggambarkan status gizi saat ini dengan lebih sensitif dan spesifik, terutama
apabila data umur yang akurat sulit diperoleh Soekirman, 2000. Metode dalam Penilaian Status Gizi dibagi ke dalam 3 kelompok, yaitu:
1. Penilaian secara langsung yang terdiri dari pemeriksaan tanda-tanda klinis,
tes laboratorium, metode biofisik, dan antropometri. 2.
Penilaian dengan melihat statistik kesehatan yang biasa disebut dengan penilaian status gizi tidak langsung.
Pengukuran antropometri adalah yang relatif paling sederhana dan banyak dilakukan dengan beberapa macam pengukuran, yaitu pengukuran terhadap berat
badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, tebal lemak, dan sebagainya. Dari beberapa pengukuran tersebut, berat badan, tinggi badan dan
lingkar lengan sesuai dengan usia adalah yang paling sering dilakukan dalam survei gizi. Hasilnya kemudian dibandingkan dengan suatu standar internasional
yang ditetapkan oleh WHO. Indeks antropometri yang umum digunakan dalam menilai status gizi adalah
berat badan menurut umur BBU, tinggi badan menurut umur TBU dan berat badan menurut tinggi badan BBTB.
Dari berbagai indeks tersebut, untuk menginterpretasikan dibutuhkan ambang batas. Ambang batas menurut kesepakatan para ahli gizi adalah :
Tabel 2.1 Kategori Status Gizi Berdasarkan Indikator Yang Digunakan Indikator
Status Gizi Keterangan
BBU BB Sangat Kurang
BB Kurang BB Normal
-3 SD ≥ -3 SD sd -2SD
-2 SD sd 2 SD
TBU TB Sangat Pendek
TB Pendek TB Normal
TB Lebih dari Normal -3 SD
≥ -3 SD sd -2SD -2 SD sd 2 SD
2 SD sd 3 SD BBTB
Sangat Kurus Kurus
Normal Gemuk
Obesitas -3 SD
≥ -3 SD sd -2SD -2 SD sd 2 SD
2 SD sd 3 SD 3 SD
Sumber: WHO, 2005
Berbagai jenis indeks di atas, untuk menginterpretasikanya dibutuhkan ambang batas. Penentuan ambang batas diperlukan kesepakatan para ahli gizi.
Ambang batas tersebut dapat disajikan dalam standar deviasi unit. Standar Deviasi disebut juga dengan Z-score. WHO menyarankan untuk mengunakan cara ini
untuk meneliti dan untuk memantau pertumbuhan. Pertumbuhan nasional untuk suatu populasi dinyatakan dalam positif dan negatif 2 SD unit Z-score dari
median. Dibawah nilai median -2 SD unit dinyatakan gizi kurang Supariasa dkk, 2001.
Rumus perhitungan Z-score adalah : Z
– score = Nilai Individu Subyek – Nilai Median Baku Rujukan Nilai Simpang Baku Rujukan