bakteri yang selalu ditemukan pada 23 dua pertiga dari hasil isolasi yaitu 73,9 aspirat paru dan 69,1 hasil isolasi dari spesimen darah. Bakteri merupakan
penyebab utama dari pneumonia pada balita. Diperkirakan besarnya persentase bakteri sebagai penyebabnya adalah sebesar 50. Sedangkan di negara maju, saat
ini pneumonia pada anak umumnya disebabkan oleh virus WHO, 2012.
Tanda dan gejala Infeksi Saluran Pernafasn Akut ISPA sangat bervariasi antara lain demam, pusing, malaise lemas, anoreksia tidak nafsu makan,
vomitus muntah, photophobia takut cahaya, gelisah, batuk, keluar sekret, stridor suara napas, dyspnea kesulitan bernapas, retraksi suprasternal adanya
tarikan dada, hipoksia kurang oksigen, dan dapat berlanjut pada gagal napas apabila tidak mendapat pertolongan dan dapat mengakibatkan kematian
Behrman, 1999. Pengklasifikasian Infeksi Saluran Pernafasn Akut ISPA, WHO 2012
mengklasifikasikannya menjadi dua bagian berdasarkan lokasi anatomi, yaitu:
1. Infeksi Saluran Pernafasan Akut bagian Atas ISPAa, yaitu infeksi yang
menyerang hidung sampai epiglotis, misalnya rhinitis akut, faringitis akut, sinusitis akut dan sebagainya.
2. Infeksi Saluran Pernafasan Akut bagian Bawah ISPAb, dinamakan
sesuaidengan organ saluran pernafasan mulai dari bagian epiglotis sampaialveoli paru misalnya laringitis, trakhetis, bronkhitis akut, pneumonia
dan sebagainya. Depkes
2012 melalui
program pemberantasan
ISPA P2-ISPA,
mengklasifikasikan ISPA berdasarkan kelompok umur sebagai berikut :
1. Kelompok umur kurang dari 2 bulan, diklasifikasikan atas : a. Pneumonia berat : Bila dalam pemeriksaan ditemukan adanya penarikan yang
kuat padadinding dada bagian bawah ke dalam dan adanya nafas cepat, frekuensi nafas 60 kali per menit atau lebih.
b. Bukan pneumonia batuk pilek biasa : Bila tidak ditemukan tanda tarikan kuat pada dinding dada bagian bawah ke dalam dan tidak ada nafas cepat.
2. Kelompok umur 2 bulan sampai dengan 5 tahun diklasifikasikan atas : a. Pneumonia berat : Bila dalam pemeriksaan ditemukan adanya tarikan dinding
dada bagian bawah kedalam. b. Pneumonia : Bila tidak ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah ke
dalam, adanya nafas cepat, frekuensi nafas 50 kali atau lebih pada umur 2 –12
bulan dan 40 kali per menit atau lebih pada umur 12 bulan –5 tahun.
c. Bukan pneumonia : Bila tidak ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam, tidak ada nafas cepat, frekuensi nafas kurang dari 50 kali per menit
padaanak umur 2 –12 bulan dan kurang dari 40 kali permenit 12 bulan–5
tahun.
2.2. Pola Pemberian Makan
Pola pemberian makan adalah gambaran mengenai jumlah, jenis, dan frekuensi bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan
merupakan ciri khas dari suatu kelompok masyarakat tertentu. Pola pemberian makan yang baik mengandung makanan yang merupakan energi, zat pembangun,
dan zat pengatur, karena semua zat gizi diperlukan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh serta serta perkembangan otak dan produktifitas kerja, serta
dimakan dalam jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan. Dengan pola makan sehari-hari yang seimbang, berguna untuk mencapai dan mempertahankan status
gizi dan kesehatan yang optimal Almatsier, 2001 Pola hidangan sehari yang dianjurkan adalah makanan yang seimbang
yang terdiri dari : 1. Sumber zat tenaga nasi, roti, mie, jagung, tepung-tepungan, gula, minyak
2. Sumber zat pembangun ikan, telur, ayam, daging, susu, kacang dan lainnya 3. Sumber zat pengatur sayuran dan buah-buahan berwarna hijau dan kuning
Konsumsi pangan dipengaruhi oleh kebiasaan makannya, selain itu juga akan mempengaruhi kemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaan sehingga
kecukupan konsumsi pangan perlu mendapat perhatian Anak-anak yang berasa dari keluarga dengan tingkat sosial ekonomi rendah sangat rawan terhadap gizi
kurang. Mereka mengkonsumsi pangan energy dan protein lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak dari keluarga berada Khomsan, 2003
2.3. Tingkat Asupan Makanan Anak Balita
Zat gizi adalah zat atau unsur-unsur kimia yang terkandung dalam pangan yang diperlukan untuk metabolism dalam .Manusia memerlukan zat gizi agar
dapat hidup dengan sehat dan mempertahankan kesehatannya. Oleh Karena itu, jumlah zat gizi yang diperoleh melalui konsumsi pangan harus mencukupi
kebutuhan tubuh untuk melakukan kegiatan internal dan eksternal, pemeliharaan tubuh dan pertumbuhan, serta untuk aktivitas Supariasa dkk, 2001.
Tahap awal dari kekurangan zat gizi dapat diidentifikasi dengan penilaian konsumsi pangan. Konsumsi pangan yang kurang akan berdampak terhadap
kurangnya zat gizi dalam tubuh. Secara umum terdapat dua criteria untuk menentukan kecukupan konsumsi pangan, yaitu konsumsi energi dan protein
Beck, 2011. Kebutuhan energi biasanya dipenuhi dari konsumsi pangan pokok,
sedangkan kebutuhan protein dipenuhi dari sejumlah substansi hewan, seperti ikan, daging, telur dan susu Supariasa dkk, 2001. Angka Kecukupan Gizi
AKG dapat digunakan untuk menilai tingkat kecukupan zat gizi individu. Basis dari AKG adalah kebutuhan Estimated Average Requirement.
2.4. Zat Gizi Makro
Asupan zat gizi makro sangat penting bagi tubuh balita dan dibutuhkan dalam jumlah besar, karena zat gizi makro berperan penting untuk membentuk,
memelihara jaringan tubuh, sebagai sumber tenaga dan sebagai zat pengatur sistem kekebalan tubuh. Sistem kekebalan tubuh anak yang berkurang maka akan
lebih mudah terserang penyakit infeksi seperti ISPa. Zat gizi makro yang berperan sebagai kekebalan tubuh pada balita seperti karbohidrat dan protein.
2.4.1. Karbohidrat
Fungsi dari karbohidrat adalah sebagai sumber energi bagi tubuh. Satu gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori. Kekurangan karbohidrat akan
menyebabkan akan menyebabkan badan lemah, kurus, dan daya tahan tubuh akan menurun sehingga lebih mudah terserang penyakit infeksi Beck,2011.
Sumber karbohidrat adalah padi-padian atau serelia, umbi-umbian, kacang-kacangan dan gula. Sebagian besar sayur dan buah tidak mengadung
karbohidrat. Sayur, umbi-umbian, seperti wortel dan bit serta sayur kacang-