makan sayuran. Jadi mengajarkan sesuatu yang mana orang tuanya juga melakukan hal tersebut, akan mudah untuk diikuti anak.
5.3. Frekuensi Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut ISPA pada Anak Balita
Kejadian ISPA pada anak balita berdasarkan hasil pernyataan ibu balita diketahui lama balita mengalami ISPA dengan gejala yang bisa diamati ibu salam
satu bulan terakhir yaitu batuk, pilek dan disertai demam yang menunjukkan bahwa anak balita yang menderita ISPA dalam satu bulan terakhir sebagian besar
frekuensi jumlah kejadian dengan kelompok umur 12-36 bulan sebanyak 2 kali dalam sebulan 50.0 dengan lama kejadian paling banyak 3-5 hari.
Kejadian ISPA pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Tiram disebabkan karena kondisi keadaan rumah dengan tidak adanya pentilasi
udara dan kepadatan anggota dalam keluarga merupakan faktor risiko terjadinya ISPA. Menurut Edza 2009, faktor risiko terjadinya ISPA diantaranya adalah
faktor lingkungan yaitu pencemaran udara dalam rumah asap rokok dan asap hasil pembakaran bahan bakar untuk memasak dengan konsentrasi tinggi dapat
merusak paru sehingga memudahkan ISPA. Hal ini dapat terjadi pada rumah yang keadaan ventilasinya kurang dan dapur terletak di dalam rumah.
55
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dan uraian pembahasan maka dapat diperoleh kesimpulan:
1. Anak balita penderita ISPA lebih banyak pada kelompok umur 12-36
bulan, dan jenis kelamin mayoritas perempuan. 2.
Susunan makanan balita penderita ISPA sebagian besar tergolong tidak lengkap. Makanan pokok jenis nasi dan lauk pauk jenis ikan masing-
masing frekuensi makan 1-3xhari. 3.
Asupan karbohidrat dan protein pada anak balita penderita ISPA lebih banyak pada kategori sedang, dan asupan vitamin A, zink dan zat besi
dalam kategori defisit. 4.
Frekuensi kejadian ISPA pada anak balita lebih banyak terjadi 2 kali dalam sebulan.
5. Status gizi anak balita penderita ISPA menurut indeks BBU terdapat
kategori sangat kurang 3,2, dan kategori kurang 14,3. Menurut indeks TBU terdapat kategori sangat pendek 9,5, dan pendek 25,4. Menurut
indeks BBTB ditemukan kategori kurus 22,3.
6.2. Saran
1. Diharapkan Puskesmas memberikan penyuluhuan kepada ibu balita penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut ISPA agar
memperhatikan pola makan anak balita, baik jenis, jumlah, kandungan gizi serta frekuensi makan
anak balita.
2. Kepada keluarga balita penderita ISPA sebaiknya memperhatikan kondisi
kebersihan rumah agar tidak menimbulkan penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas ISPA untuk menciptakan derajat kesehatan lingkungan,
karena ISPA yang dialami oleh balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Tiram disebabkan oleh faktor lingkungan Tanjung Tiram yang
masih kurang sehat.