Jenis Data Metode Pengumpulan Data Gambaran Umum Kesimpulan

54 No Nama Emiten Kode Kriteria Sampel 1 2 3 35 Mega Manunggal Property, Tbk MMLP √ - - - 36 Metropolitan Land, Tbk MTLA √ √ √ 26 37 Metro Reality, Tbk MTSM √ - √ - 38 Nirvana Development, Tbk NIRO √ - - - 39 Indonesia Prima Property, Tbk OMRE √ - √ - 40 PP Property, Tbk PPRO √ - - - 41 Plaza Indonesia Realty, Tbk PLIN √ √ √ 27 42 Pudjiadi Prestige, Tbk PUDP √ √ √ 28 43 Pakuwon Jati, Tbk PWON √ √ √ 29 44 Ristia Bintang Mahkotasejati, Tbk RBMS √ - √ - 45 Roda Vivatex, Tbk RDTX √ √ √ 30 46 Pikko Land Development, Tbk RODA √ √ √ 31 47 Danayasa Arthatama, Tbk SCBD √ √ √ 32 48 Suryamas Dutamakmur, Tbk SMDM √ √ √ 33 49 Summarecon Agung, Tbk SMRA √ √ √ 34 50 Sitara Propertindo, Tbk TARA √ - - - Sumber : www.idx.co.id, data diolah

3.6. Jenis Data

Penelitian ini menggunakan jenis data pooling. Menurut Gujarati 2003:31 data pooling adalah gabungan antara data berkala time series dan data individual cross section. Data pooling juga biasa disebut data panel. Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari 34 perusahaan dengan 102 amatan penelitian 34 X 3 periode 2012-2014, di mana pada masing-masing perusahaan setiap runtun waktu tersebut terdapat lima variabel bebas yaitu, Return on Asset ROA, Debt to Equity Ratio DER, Price Earning Ratio PER, Price to Book Value PBV, dan Current Ratio CR, dan satu variabel intervening yaitu pertumbuhan laba. Universitas Sumatera Utara 55

3.7. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode dokumentasi. Data penelitian diperoleh dari dokumentasi laporan keuangan tahunan annual report yang dipublikasikan melalui situs Bursa Efek Indonesia melalui alamat www.idx.co.id. 3.8. Teknik Analisis Data 3.8.1. Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik sampel yang digunakan dan menggambarkan variabel-variabel dalam penelitian. Analisis statistik deskriptif meliputi jumlah, sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata mean, dan standar deviasi dari semua variabel. 3.8.2. Uji Asumsi Klasik 3.8.2.1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal Ghozali, 2011:110, melalui uji ini diharapkan didapatnya kepastian dipenuhinya syarat normalitas yang akan menjamin dapat dipertanggungjawabkannya langkah-langkah analisis statistik sehingga kesimpulan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan. Universitas Sumatera Utara 56 Ada 2 cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji analisis statistik. Analisis grafik untuk melihat normalitas dilakukan dengan melihat kurva normal probability plot, sedangkan analisis statistik dilakukan dengan uji kolmogorov-smirnov.

3.8.2.2. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terdapat korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya antar variabel independen tidak terjadi korelasi. Pendekatan yang digunakan untuk menguji ada tidaknya multikolonieritas ada dua yaitu dengan melihat nilai tolerance dan lawannya dan dengan uji tes Variance Inflation Factor VIF, dengan analisis sebagai berikut: a. Jika nilai tolerance 0,10 dan VIF 10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi. b. Jika nilai tolerance 0,10 dan VIF 10, maka dapat diartikan bahwa terdapat multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi. Universitas Sumatera Utara 57

3.8.2.3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model dalam model regresi linier ada korelasi antar pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi dapat dilakukan dengan pengujian terhadap nilai uji Durbin- Watson Uji DW dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Bila nilai Durbin-Watson DW terletak antara batas atas atau Upper Bound DU dan 4 – DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi. 2. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau Lower Bound DL, maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol, berarti ada autokorelasi positif. 3. Bila nilai DW lebih besar daripada 4-DL, maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol, berarti ada autokorelasi negatif. 4. Bila nilai DW terletak di antara batas atas DU dan batas bawah DL atau DW terletak antara 4-DU dan 4-DL, maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

3.8.2.4. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain Ghozali, 2011:105. Jika variance Universitas Sumatera Utara 58 dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut sebagai homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Data tidak terkena heteroskedastisitas jika nilai signifikansi lebih besar dar 0.05 Ghozali, 2011:105.

3.8.3. Analisis Regresi

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi berganda Multiple Regression Analysis untuk hubungan variabel independen ke variabel dependen. Regresi berganda adalah regresi yang digunakan untuk untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai pengaruh antara variable Independen terhadap variable dependen. Kriteria pengujian hipotesis penelitian dalam metode regresi berganda dengan memperbandingkan nilai signifikansi ά yang digunakan, yaitu 0,05. Apabila tingkat signifikansi 0,05, maka hipotesis diterima, tetapi jika tingkat signifikansi 0,05, maka hipotesis tidak dapat diterima. Model regresi berganda yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah sebagai berikut: Y CG = α + β 1 ROA + β 2 DER + β 3 PER + β 4 PBV + β 5 CR + β 6 PL + e Keterangan: Y CG = Capital Gain α = Konstanta Universitas Sumatera Utara 59 β 1 - β 6 = Koefisien Regresi ROA = Return on Asset DER = Debt to Equity Ratio PER = Price Earning Ratio PBV = Price to Book Value CR = Current Ratio PL = Pertumbuhan Laba e = Error term, yaitu tingkat kesalahan dalam penelitian Untuk menganalisis hubungan variabel independen ke variabel intervening juga digunakan model analisis regresi berganda Multiple Regression Analysis. Model regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y PL = α + β 1 ROA + β 2 DER + β 3 PER + β 4 PBV + β 5 CR + e Keterangan: Y PL = Pertumbuhan Laba α = Konstanta β 1 - β 5 = Koefisien Regresi ROA = Return on Asset DER = Debt to Equity Ratio PER = Price Earning Ratio PBV = Price to Book Value CR = Current Ratio e = Error term, yaitu tingkat kesalahan dalam penelitian.

3.8.4. Analisis Jalur Path Analysis

Analisis jalur digunakan untuk menguji pengaruh variabel intervening yang digunakan dalam model penelitian. Variabel intervening yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba. Model analisis jalur yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Universitas Sumatera Utara 60 Y CG = Pyx 1 + Pyx 2 + Pyx 3 + Pyx 4 + Pyx 5 + Pyx 6 + e 1 ………….. 1 Y PL = Px 6 x 1 + Px 6 x 2 + Px 6 x 3 + Px 6 x 4 + Px 6 x 5 + e 2 ………….. 2 Keterangan: Y CG = Capital Gain Y PL = Pertumbuhan Laba Px 6 x 1 -Px 6 x 5 = Koefisien Jalur terhadap pertumbuhan laba Pyx 1 -Pyx 6 = Koefisien Jalur terhadap capital gain e = Error term, yaitu tingkat kesalahan dalam penelitian

3.8.5. Uji Hipotesis

Untuk mengetahui kebenaran prediksi dari pengujian regresi yang dilakukan, maka dilakukan pencarian nilai koefisien determinasi adjusted R 2 Ghozali, 2011:83. Uji F juga digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Sedangkan pengujian untuk mendukung hipotesis adalah dengan uji t yaitu seberapa jauh pengaruh variabel independen secara individual terhadap variabel dependen.

3.8.5.1. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi adjusted R 2 berguna untuk menguji seberapa jauh kemampuan model penelitian dalam menerangkan variabel dependen. Semakin besar adjusted R 2 suatu variabel independen, maka menunjukkan semakin dominan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai adjusted R 2 yang telah disesuaikan adalah antara 0 dan sampai dengan 1. Nilai adjusted R 2 yang mendekati 1 berarti kemampuan variabel-variabel independen Universitas Sumatera Utara 61 memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Nilai adjusted R 2 yang kecil atau dibawah 0,5 berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat kecil. Apabila terdapat nilai adjusted R 2 bernilai negatif, maka dianggap bernilai nol Ghozali, 2011:83.

3.8.5.2. Uji Parsial Uji Statistik t

Menurut Ghozali 2011:87 uji stastistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Pada uji statistik t, nilai t hitung akan dibandingkan dengan nilai t tabel, Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 α=5. Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut : a. Bila t hitung t tabel atau probabilitas tingkat signifikansi Sig 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak, variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. b. Bila t hitung t tabel atau probabilitas tingkat signifikansi Sig 0,05, maka Ha ditolak dan Ho diterima, variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Universitas Sumatera Utara 62

3.8.5.3. Uji Simultan Uji Statistik F

Uji statistik F menunjukkan apakah variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel dependennya. Uji simultan digunakan untuk menguji besarnya pengaruh dari variabel independen secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependen. Untuk menentukan nilai F tabel, tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5 dengan derajat kebebasan degree of freedom df = n-k dan k-1 dimana n adalah jumlah sampel, kriteria yang digunakan adalah: a. Bila F hitung F tabel atau probabilitas nilai signifikan Sig ≤ 0,05, maka Ha hipotesis alternatif tidak dapat ditolak, ini berarti bahwa secara simultan variabel independen memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. b. Bila F hitung F tabel atau probabilitas nilai signifikan Sig ≥ 0,05, maka Ha hipotesis alternatif ditolak, ini berarti bahwa secara simultan variabel independen tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Universitas Sumatera Utara 63 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum

Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda untuk hubungan langsung antara variabel independen terhadap variabel dependen dan hubungan antara variabel independen terhadap variabel intervening. Untuk menganalisis variabel intervening dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur path analysis. Data-data terlebih dahulu dianalisis dengan menggunakan Microsoft Excel, dan kemudian pengujian dilakukan dengan menggunakan software pengolah data SPSS versi 19. Proses pengolahan data dimulai dengan input variabel-variabel penelitian ke program SPSS dan menghasilkan output sesuai dengan metode analisis data yang telah ditentukan. Sampel penelitian ditentukan secara purposive sampling, dan rincian sampel penelitian secara lengkap ditampilkan pada Tabel 3.2.

4.2. Hasil Penelitian

2

4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif memberikan informasi mengenai gambaran data meliputi jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, niali rata-rata mean, dan standar deviasi dari variabel-variabel penelitian. Peneliti menggunakan statistik deskriptif untuk variabel-variabel yang diukur dengan skala rasio. Universitas Sumatera Utara 64 Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel Capital Gain CG, Return on Asset ROA, Debt to Equity Ratio DER, Price Earning Ratio PER, Price to Book Value PBV, Current Ratio CR, dan Pertumbuhan Laba PL Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation CG 102 -.60 2.30 .3023 .25229 ROA 102 .42 31.61 7.5493 5.07455 DER 102 .14 9.10 .9201 .90583 PER 102 .64 168.13 21.3842 17.54240 PBV 102 .07 7.14 1.7399 1.29244 CR 102 .24 6.35 2.0475 1.33529 PL 102 -93.00 974.00 91.6961 88.80737 Valid N listwise 102 Sumber : Output SPSS, data diolah peneliti, 2016 Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dideskripsikan beberapa hal sebagai berikut: 1. Jumlah seluruh sampel penelitian adalah 34 perusahaan dengan 102 amatan penelitian, yaitu 34 perusahaan dikali dengan tiga tahun periode penelitian. 2. Variabel dependen Capital Gain CG memiliki nilai minimum sebesar -0,60 dan nilai maksimum sebesar 2,30 dengan rata-rata 0,3023. Nilai standar deviasi sebesar 0,25229 yang lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai mean artinya nilai mean merupakan representasi yang baik dari keseluruhan data. Universitas Sumatera Utara 65 3. Variabel independen Return on Asset ROA memiliki nilai minimum sebesar 0,42 dan nilai maksimum sebesar 31,61 dengan rata-rata 7,5493. Hal ini menunjukkan bahwa semua perusahaan yang menjadi sampel mempunya nilai ROA positif. Nilai standar deviasi sebesar 5,07455 yang jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai mean artinya nilai mean merupakan representasi yang baik dari keseluruhan data. 4. Variabel independen Debt to Equity Ratio DER memiliki nilai minimum sebesar 0,14 dan nilai maksimum sebesar 9,10 dengan nilai rata-rata 0,9201. Nilai standar deviasi sebesar 0,90583 yang lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai mean artinya nilai mean merupakan representasi yang baik dari keseluruhan data. 5. Variabel independen Price Earning Ratio PER memiliki nilai minimum sebesar 0,64 dan nilai maksimum sebesar 168,13 dengan nilai rata-rata 21,3842. Nilai standar deviasi sebesar 17,54240 yang jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai mean artinya nilai mean merupakan representasi yang baik dari keseluruhan data. 6. Variabel independen Price Book Value PBV memiliki nilai minimum sebesar 0,07 dan nilai maksimum sebesar 7,14 dengan nilai rata-rata 1,7399. Nilai standar deviasi sebesar 1,29244 yang lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai mean artinya nilai mean merupakan representasi yang baik dari keseluruhan data. Universitas Sumatera Utara 66 7. Variabel independen Pertumbuhan Laba PL memiliki nilai minimum sebesar -93,00 dan nilai maksimum sebesar 974,00 dengan nilai rata- rata 91,6961. Nilai standar deviasi sebesar 88,80737 yang lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai mean artinya nilai mean merupakan representasi yang baik dari keseluruhan data. 2 4.2.2. Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Pengujian normalitas data penelitian ini menggunakan analisis grafik dan statistik. Analisis grafik untuk melihat normalitas dilakukan dengan melihat kurva normal probability plot. Analisis statistik dilakukan dengan uji kolmogrov-smirnov. Analisis statistik dilakukan karena uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan secara visual. Data bisa terlihat normal padahal secara statistik bisa sebaliknya. Universitas Sumatera Utara 67 Gambar 4.1 Grafik Normal P-Plot Sumber : Output SPSS, data diolah peneliti, 2016 Pada Gambar 4.1 terlihat data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis histograf menuju pola distribusi nomal maka variabel dependen capital gain memenuhi asumsi normalitas. Selain itu uji normalitas juga dapat dilakukan dengan uji one-sample kolmogorov-smirnov. Nilai signifikansi dari residual yang berdistribusi secara normal adalah jika nilai asymp.Sig 2-tailed dalam pengujian one-sample kolmogorov-smirnov test lebih dari 0,05. Hasil uji one- sample kolmogorov-smirnov test ditampilkan pada Tabel 4.2 di bawah ini. Universitas Sumatera Utara 68 Tabel 4.2 Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Unstandardized Residual N 102 Normal Parameters a,b Mean .0000000 Std. Deviation .48562010 Most Extreme Differences Absolute .119 Positive .119 Negative -.074 Kolmogorov-Smirnov Z 1.201 Asymp. Sig. 2-tailed .112 a. Test distribution is Normal. Sumber: Output SPSS, data diolah peneliti, 2016 Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai kolmogorov smirnov adalah 1,201 dengan nilai asymp.sig.2-tailed sebesar 0,112 hal ini berarti data dalam model regresi berdistribusi normal, karena nilai asymp.sig.2-tailed lebih besar dari 0,05.

4.2.2.2. Uji Multikolinieritas

Pengukuran multikolonieritas dalam penelitian ini dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor VIF. Apabila nilai tolerance 0,10 dan VIF 10 maka model regresi tersebut bebas dari multikolonieritas. Berikut hasil perhitungan menggunakan SPSS 19. Universitas Sumatera Utara 69 Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients a Model Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics Beta Tolerance VIF 1 Constant -.616 .539 ROA .189 1.756 .082 .705 1.418 DER -.104 -1.031 .305 .800 1.250 PER .014 .128 .898 .709 1.411 PBV .395 3.623 .000 .684 1.462 CR .007 .072 .943 .907 1.102 PL -.018 -.187 .852 .839 1.192 Sumber : Output SPSS, data diolah peneliti, 2016 Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa antar variabel independen tidak terjadi multikolonieritas. Hal ini dapat dilihat dari nilai tolerance yang memiliki nilai 0,10 dan nilai VIF 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi ini.

4.2.2.3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Pengukuran autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan menggunakan uji Durbin- Universitas Sumatera Utara 70 Watson DW-Test. Untuk melihat terjadi atau tidaknya autokorelasi dalam suatu model regresi dapat dilihat pada tabel Model Summary di bawah ini. Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .821 a .674 .660 5.186 1.946 a. Predictors: Constant, PL, PER, CR, DER, ROA, PBV b. Dependent Variable: CG Sumber : Output SPSS, data diolah peneliti, 2016 Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa nilai DW sebesar 1,946. Nilai tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan signifikansi 5, jumlah sampel 102, dan jumlah variabel independen 6 k=6. Dari Tabel 4.4 dapat diketahui nilai DW sebesar 1,946 yang lebih besar dari batas atas dU 1,8035 dan kurang dari 4 – 1,8035 4 – dU maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi baik positif maupun negatif.

4.2.2.4. Uji Heterokedastisitas

Uji ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Untuk dapat mengetahui ada tidaknya gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji Glejser yaitu pengujian Universitas Sumatera Utara 71 yang meregresikan nilai absolut residual terhadap variabel independen. Berikut hasil pengolahan dengan pengujian tersebut. Tabel 4.5 Hasil Uji Heterokedastisitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta Constant .309 .103 3.012 .003 ROA .011 .008 .173 1.455 .149 DER -.038 .038 -.113 -1.012 .314 PER .001 .001 .100 .842 .402 PBV .011 .030 .045 .373 .710 CR -.018 .026 -.074 -.702 .485 PL -4.429E-5 .000 -.024 -.221 .826 a. Dependent Variable: RES2 Sumber : Output SPSS, data diolah peneliti, 2016 Hasil pengujian yang terlihat pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa data penelitian ini tidak terkena heteroskedastisitas karena nilai signifikan keenam variabel independen lebih besar dari 0.05. Universitas Sumatera Utara 72 2

4.2.3. Analisis Regresi

Analisis regresi digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian. Analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda yang digunakan untuk menguji apakah variabel independen yaitu Return on Asset ROA, Debt to Equty Ratio DER, Price Earning Ratio PER, Price Book Value PBV, Current Ratio CR, dan Pertumbuhan Laba PL berpengaruh langsung terhadap Capital Gain CG. Model regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Y CG = α + β 1 ROA + β 2 DER + β 3 PER + β 4 PBV + β 5 CR + β 6 PL + e Keterangan: Y CG = Capital Gain α = Konstanta β 1 - β 6 = Koefisien Regresi ROA = Return on Asset DER = Debt to Equity Ratio PER = Price Earning Ratio PBV = Price to Book Value CR = Current Ratio PL = Pertumbuhan Laba e = Error term, yaitu tingkat kesalahan dalam penelitian Universitas Sumatera Utara 73 Berikut ini adalah hasil analisis regresi berganda: Tabel 4.6 Hasil Uji Analisis Regresi Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -.097 .157 -.616 .539 ROA .021 .012 .189 2.156 .042 DER -.060 .058 -.104 -1.031 .305 PER .000 .002 .014 .128 .898 PBV .169 .047 .395 3.623 .000 CR .003 .039 .007 .072 .943 PL -5.738 .000 -.018 2.187 .002 a. Dependent Variable: CG Sumber : Output SPSS, data diolah peneliti, 2016 Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dibuat persamaan regresi berganda sebagai berikut : Y CG = -0,097 + 0,021 ROA – 0,060 DER + 0,000 PER + 0,169 PBV + 0,003 CR – 5,738 PL + e Dari persamaan regresi diatas di atas dapat diartikan sebagai berikut : 1. Konstanta = -0,097 Artinya jika variabel Return on Asset ROA, Debt to Equty Ratio DER, Price Earning Ratio PER, Price Book Value PBV, Current Universitas Sumatera Utara 74 Ratio CR, dan Pertumbuhan Laba PL dianggap sama dengan nol atau tetap, maka variabel Capital Gain CG turun sebesar 0,097. 2. Koefisien regresi Return on Asset ROA = 0,021 Artinya apabila Return on Asset meningkat 1 satuan maka akan diikuti peningkatan Capital Gain sebesar 0,021 . 3. Koefisien regresi Debt to Equty Ratio DER= -0,060 Artinya apabila Debt to Equty Ratio meningkat 1 satuan maka akan diikuti penurunan Capital Gain sebesar 0,060 . 4. Koefisien regresi Price Earning Ratio PER = 0,000 Artinya apabila Price Earning Ratio meningkat 1 satuan satuan maka Capital Gain dianggap sama dengan nol atau tetap. 5. Koefisien regresi Price Book Value PBV = 0,169 Artinya apabila Price Book Value meningkat 1 satuan maka Capital Gain akan meningkat sebesar 0,169 . 6. Koefisien regresi Current Ratio CR = 0,003 Artinya apabila Current Ratio meningkat 1 satuan maka Capital Gain akan meningkat sebesar 0,003 . 7. Koefisien regresi Pertumbuhan Laba PL = -5,378 Artinya apabila pertumbuhan laba meningkat 1 satuan maka Capital Gain akan menurun sebesar 5,378 . Universitas Sumatera Utara 75 Untuk hubungan antara variabel independen terhadap variabel intervening dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Model regresi berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y PL = α + β 1 ROA + β 2 DER + β 3 PER + β 4 PBV + β 5 CR + e Keterangan: Y PL = Pertumbuhan Laba α = Konstanta β 1 - β 5 = Koefisien Regresi ROA = Return on Asset DER = Debt to Equity Ratio PER = Price Earning Ratio PBV = Price to Book Value CR = Current Ratio e = Error term, yaitu tingkat kesalahan dalam penelitian. Tabel 4.7 Hasil Uji Analisis Regresi Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -15.250 52.214 -.292 .771 ROA 6.166 3.827 .177 2.611 .010 DER -24.714 19.168 -.134 -1.289 .200 PER .163 .642 .028 .254 .800 PBV 42.240 14.847 .309 2.845 .005 CR 3.005 12.990 .023 .231 .818 a. Dependent Variable: PL Sumber : Output SPSS, data diolah peneliti, 2016 Universitas Sumatera Utara 76 Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dibuat persamaan regresi berganda sebagai berikut : Y PL = -15,250 + 6,166 ROA – 24,714 DER + 0,163 PER + 42,240 PBV + 3,005 CR + e Dari persamaan regresi diatas di atas dapat diartikan sebagai berikut : 1. Konstanta = -15,250 Artinya jika variabel Return on Asset ROA, Debt to Equty Ratio DER, Price Earning Ratio PER, Price Book Value PBV, Current Ratio CR, dianggap sama dengan nol atau tetap, maka variabel Pertumbuhan Laba PL turun sebesar 15,250. 2. Koefisien regresi Return on Asset ROA = 6,166 Artinya apabila Return on Asset meningkat 1 satuan maka akan diikuti peningkatan Pertumbuhan Laba sebesar 6,166 . 3. Koefisien regresi Debt to Equty Ratio DER= -24,714 Artinya apabila Debt to Equty Ratio meningkat 1 satuan maka akan diikuti penurunan Pertumbuhan Laba sebesar 24,714 . 4. Koefisien regresi Price Earning Ratio PER = 0,163 Artinya apabila Price Earning Ratio meningkat 1 satuan satuan maka akan diikuti peningkatan Pertumbuhan Laba sebesar 0,163 . 5. Koefisien regresi Price Book Value PBV = 42,240 Artinya apabila Price Book Value meningkat 1 satuan maka Pertumbuhan Laba akan meningkat sebesar 42,240 . Universitas Sumatera Utara 77 6. Koefisien regresi Current Ratio CR = 3,005 Artinya apabila Current Ratio meningkat 1 satuan maka Pertumbuhan Laba akan meningkat sebesar 3,005 .

4.2.4. Analisis Jalur Path Analysis

Analisis jalur digunakan untuk menguji pengaruh mediasi dari suatu model penelitian melalui variabel intervening. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba. Berikut ini adalah hasil analisis jalur dalam penelitian ini. Tabel 4.8 Hasil Analisis Jalur R Square Regresi 1 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .792 a .627 .607 15.072 a. Predictors: Constant, PL, PER, CR, DER, ROA, PBV b. Dependent Variable: CG Sumber : Output SPSS, data diolah peneliti, 2016 Universitas Sumatera Utara 78 Tabel 4.9 Hasil Analisis Jalur Coefficients Regresi 1 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -.097 .157 -.616 .539 ROA .021 .012 .189 2.156 .042 DER -.060 .058 -.104 -1.031 .305 PER .000 .002 .014 .128 .898 PBV .169 .047 .395 3.623 .000 CR .003 .039 .007 .072 .943 PL -5.738 .000 -.018 2.187 .002 a. Dependent Variable: CG Sumber : Output SPSS, data diolah peneliti, 2016 Tabel 4.10 Hasil Analisis Jalur R Square Regresi 2 Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .854 a .729 .708 17.193 a. Predictors: Constant, CR, ROA, DER, PBV, PER Sumber : Output SPSS, data diolah peneliti, 2016 Universitas Sumatera Utara 79 Tabel 4.11 Hasil Analisis Jalur Coefficients Regresi 2 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -15.250 52.214 -.292 .771 ROA 6.166 3.827 .177 2.611 .010 DER -24.714 19.168 -.134 -1.289 .200 PER .163 .642 .028 .254 .800 PBV 42.240 14.847 .309 2.845 .005 CR 3.005 12.990 .023 .231 .818 a. Dependent Variable: PL Sumber : Output SPSS, data diolah peneliti, 2016 Berdasarkan dua model regresi di atas yang menguji pertumbuhan laba sebagai variabel intervening antara variabel Return on Asset ROA, Debt to Equty Ratio DER, Price Earning Ratio PER, Price Book Value PBV, dan Current Ratio CR terhadap variabel capital gain dapat diketahui nilai koefisien beta dari masing-masing variabel melalui gambar berikut ini. Universitas Sumatera Utara 80 P yx1 = 0,021 P yx2 = -0,060 P yx3 = 0,000 P yx4 = 0,169, P yx5 = 0,003 P x6x1 = 0,177 P x6x2 = -0,134 P x6x3 = 0,028 P x6x4 = 0,309 P x6x5 = 0,023 P yx6 = -5,738 e 1 = 0,611 e 2 = 0,520 Gambar 4.2 Model Analisis Jalur Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa Return on Asset ROA memiliki nilai koefisien beta = 0,021 dan memiliki signifikansi sebesar 0,042. Nilai koefisien beta pada ROA merupakan nilai jalur Pyx 1 =0,021. Nilai koefisien beta untuk Pertumbuhan Laba PL sebesar -5,738 merupakan nilai jalur Pyx 6 =-5,738. Persamaan regresi 2 yang ditunjukkan dengan Tabel 4.11, menunjukkan nilai standardized beta untuk return on asset ROA sebesar 0,177 yang merupakan nilai jalur Px 6 x 1 =0,177. Besarnya nilai e 1 = √1 – 0,627 = 0,611 dan besarnya nilai e 2 = √1 – 0,729 = 0,520. Berdasarkan perhitungan di atas diketahui pengaruh langsung variabel return on asset ROA ke capital gain CG sebesar 0,021, sedangkan ROA DER PER PBV CR Pertumbuhan Laba Capital Gain Universitas Sumatera Utara 81 pengaruh tidak langsung variabel ROA ke capital gain sebesar -5,738 x 0,177 = -1,016. Pengaruh langsung memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan pengaruh tidak langsung antara variabel ROA ke capital gain, sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan laba PL bukan merupakan variabel intervening. Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa debt to equity ratio DER memiliki nilai koefisien beta = -0,060 dan memiliki signifikansi sebesar 0,305. Nilai koefisien beta pada debt to equity ratio DER merupakan nilai jalur Pyx 2 = -0,060. Nilai koefisien beta untuk pertumbuhan laba PL sebesar -5,738 merupakan nilai jalur Pyx 6 =-5,738. Persamaan regresi 2 yang ditunjukkan dengan Tabel 4.11, menunjukkan nilai standardized beta untuk DER sebesar -0,134 yang merupakan nilai jalur Px 6 x 2 =-0,134. Berdasarkan perhitungan di atas diketahui pengaruh langsung variabel debt to equity ratio DER ke capital gain CG sebesar –0,060, sedangkan pengaruh tidak langsung variabel DER ke capital gain CG sebesar -5,738 x -0,134 = 0,769. Pengaruh langsung memiliki nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan pengaruh tidak langsung antara variabel DER ke capital gain, sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan laba PL merupakan variabel intervening. Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa price earning ratio PER memiliki nilai koefisien beta = 0,000 dan memiliki signifikansi sebesar 0,898. Nilai koefisien beta pada price earning ratio PER Universitas Sumatera Utara 82 merupakan nilai jalur Pyx 3 = 0,000. Nilai koefisien beta untuk pertumbuhan laba PL sebesar -5,738 merupakan nilai jalur Pyx 6 =-5,738. Persamaan regresi 2 yang ditunjukkan dengan Tabel 4.11, menunjukkan nilai standardized beta untuk PER sebesar 0,028 yang merupakan nilai jalur Px 6 x 3 =0,028. Berdasarkan perhitungan di atas diketahui pengaruh langsung variabel price earning ratio PER ke capital gain CG sebesar 0,000, sedangkan pengaruh tidak langsung variabel PER ke capital gain CG sebesar -5,738 x 0,028 = -0,161. Pengaruh langsung memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan pengaruh tidak langsung antara variabel PER ke capital gain, sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan laba PL bukan merupakan variabel intervening. Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa price to book value PBV memiliki nilai koefisien beta = 0,169 dan memiliki signifikansi sebesar 0,000. Nilai koefisien beta pada price to book value PBV merupakan nilai jalur Pyx 4 =0,169. Nilai koefisien beta untuk pertumbuhan laba PL sebesar -5,738 merupakan nilai jalur Pyx 6 =-5,738. Persamaan regresi 2 yang ditunjukkan dengan Tabel 4.11, menunjukkan nilai standardized beta untuk PBV sebesar 0,309 yang merupakan nilai jalur Px 6 x 4 =0,309. Berdasarkan perhitungan di atas diketahui pengaruh langsung variabel price to book value PBV ke capital gain CG sebesar 0,169, sedangkan pengaruh tidak langsung variabel PBV ke capital gain CG sebesar -5,738 Universitas Sumatera Utara 83 x 0,309 = -1,773. Pengaruh langsung memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan pengaruh tidak langsung antara variabel PBV ke capital gain, sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan laba PL bukan merupakan variabel intervening. Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa current ratio CR memiliki nilai koefisien beta = 0,003 dan memiliki signifikansi sebesar 0,943. Nilai koefisien beta pada current ratio CR merupakan nilai jalur Pyx 5 = 0,003. Nilai koefisien beta untuk pertumbuhan laba PL sebesar - 5,738 merupakan nilai jalur Pyx 6 =-5,738. Persamaan regresi 2 yang ditunjukkan dengan Tabel 4.11, menunjukkan nilai standardized beta untuk CR sebesar 0,023 yang merupakan nilai jalur Px 6 x 5 =0,023. Berdasarkan perhitungan di atas diketahui pengaruh langsung variabel current ratio CR ke capital gain CG sebesar 0,003, sedangkan pengaruh tidak langsung variabel CR ke capital gain CG sebesar -5,738 x 0,023 = -0,132. Pengaruh langsung memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan pengaruh tidak langsung antara variabel CR ke capital gain, sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan laba PL bukan merupakan variabel intervening. Universitas Sumatera Utara 84 4.2.5. Uji Hipotesis 4.2.5.1. Koefisien Determinasi Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi berganda ditunjukkan oleh nilai R Square. Hasil pengujian koefisien determinasi R Square dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut ini: Tabel 4.12 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .792 a .627 .607 15.072 a. Predictors: Constant, PL, PER, CR, DER, ROA, PBV b. Dependent Variable: CG Sumber : Output SPSS, data diolah peneliti, 2016 Berdasarkan Tabel 4.12 nilai R Square adalah 0,627 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 62,7 sedangkan sisanya 37,3 dijelaskan oleh faktor lain di luar model penelitian.

4.2.5.2. Uji Parsial Uji Statistik t

Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen yaitu Return on Asset ROA, Debt to Equty Ratio DER, Price Earning Ratio PER, Price Book Value PBV, Current Ratio CR, Universitas Sumatera Utara 85 dan Pertumbuhan Laba PL secara parsial mempengaruhi variabel dependen secara signifikan atau tidak. Tabel 4.13 Hasil Uji Parsial Uji t Model 1 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -.097 .157 -.616 .539 ROA .021 .012 .189 2.156 .042 DER -.060 .058 -.104 -1.031 .305 PER .000 .002 .014 .128 .898 PBV .169 .047 .395 3.623 .000 CR .003 .039 .007 .072 .943 PL -5.738 .000 -.018 2.187 .002 a. Dependent Variable: CG Sumber : Output SPSS, data diolah peneliti, 2016 Berdasarkan Tabel 4.13 diperoleh hasil pengujian pada variable ROA yaitu nilai t hitung sebesar 2,156 t tabel sebesar 1,9849 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,042 atau lebih kecil dari 0,05 sehingga ROA dapat diterima, artinya ROA berpengaruh terhadap capital gain atau H a diterima dan H ditolak. Untuk variabel DER diperoleh nilai t hitung sebesar -1,031 t tabel sebesar 1,9849 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,305 atau lebih besar dari 0,05 sehingga DER tidak dapat diterima, artinya DER tidak berpengaruh terhadap capital gain atau H a ditolak dan H diterima. Universitas Sumatera Utara 86 Untuk variabel PER diperoleh nilai t hitung sebesar 0,128 t tabel sebesar 1,9849 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,898 atau lebih besar dari 0,05 sehingga PER tidak dapat diterima, artinya PER tidak berpengaruh terhadap capital gain atau H a ditolak dan H diterima. Untuk variabel PBV diperoleh nilai t hitung sebesar 3,623 t tabel sebesar 1,9849 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 atau lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga PBV dapat diterima, artinya PBV berpengaruh terhadap capital gain atau H a diterima dan H ditolak. Untuk variabel CR diperoleh nilai t hitung sebesar 0,072 t tabel sebesar 1,9849 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,943 atau lebih besar dari 0,05 sehingga CR tidak dapat diterima, artinya CR tidak berpengaruh terhadap capital gain atau H a ditolak dan H diterima. Untuk variabel pertumbuhan laba diperoleh nilai t hitung sebesar 2,187 t tabel sebesar 1,9849 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,002 atau lebih kecil dari 0,05 sehingga pertumbuhan laba dapat diterima, artinya pertumbuhan laba berpengaruh terhadap capital gain atau H a diterima dan H ditolak. Universitas Sumatera Utara 87 Tabel 4.14 Hasil Uji Parsial Uji t Model 2 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -15.250 52.214 -.292 .771 ROA 6.166 3.827 .177 2.611 .010 DER -24.714 19.168 -.134 -1.289 .200 PER .163 .642 .028 .254 .800 PBV 42.240 14.847 .309 2.845 .005 CR 3.005 12.990 .023 .231 .818 a. Dependent Variable: PL Sumber : Output SPSS, data diolah peneliti, 2016 Berdasarkan Tabel 4.14 diperoleh hasil pengujian pada variabel ROA yaitu nilai t hitung sebesar 2,611 t tabel sebesar 1,9847 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,010 atau lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ROA berpengaruh terhadap pertumbuhan laba sehingga H a diterima dan H ditolak. Untuk variabel DER diperoleh nilai t hitung sebesar -1,289 t tabel sebesar 1,9847 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,200 atau lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa DER tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba sehingga H a ditolak dan H diterima. Universitas Sumatera Utara 88 Untuk variabel PER diperoleh nilai t hitung sebesar 0,254 t tabel sebesar 1,9847 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,800 atau lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa PER tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba sehingga H a ditolak dan H diterima. Untuk variabel PBV diperoleh nilai t hitung sebesar 2,845 t tabel sebesar 1,9847 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,005 atau lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa PBV berpengaruh terhadap pertumbuhan laba sehingga H a diterima dan H ditolak. Untuk variabel CR diperoleh nilai t hitung sebesar 0,231 t tabel sebesar 1,9847 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,818 atau lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa CR tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba sehingga H a ditolak dan H diterima.

4.2.5.3. Uji Simultan Uji Statistik F

Untuk melihat pengaruh seluruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama simultan pada model regresi berganda digunakan uji F. Universitas Sumatera Utara 89 Tabel 4.15 Hasil Uji Simultan Uji F Model 1 ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 6.989 6 1.165 4.646 .000 a Residual 23.819 95 .251 Total 30.808 101 a. Predictors: Constant, PER, CR, DER, ROA, PBV b. Dependent Variable: CG Sumber: Output SPSS, data diolah peneliti, 2016 Untuk menguji hubungan secara simultan antara variabel ROA, DER, PER, PBV, dan CR terhadap capital gain menggunakan uji kelinieran persamaan regresi seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.15 di atas. Berdasarkan Tabel 4.15 diperoleh nilai F hitung sebesar 4,646 F tabel sebesar 2,31 dan sig = 0,000 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel independen ROA, DER, PER, PBV, dan CR berpengaruh terhadap capital gain atau H a diterima. Universitas Sumatera Utara 90 Tabel 4.16 Hasil Uji Simultan Uji F Model 2 ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 508719.752 5 101743.950 3.688 .004 a Residual 2648625.826 96 27589.852 Total 3157345.578 101 a. Predictors: Constant, CR, ROA, DER, PBV, PER b. Dependent Variable: PL Sumber : Output SPSS, data diolah peneliti, 2016 Untuk menguji hubungan secara simultan antara variabel ROA, DER, PER, PBV, dan CR terhadap pertumbuhan laba menggunakan uji kelinieran persamaan regresi seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.16 di atas. Berdasarkan Tabel 4.16 diperoleh nilai F hitung sebesar 3,688 F tabel sebesar 2,47 dan sig = 0,004 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel independen ROA, DER, PER, PBV, dan CR berpengaruh terhadap pertumbuhan laba atau H a diterima. 4.3. Pembahasan 4.3.1. Pengaruh Return on Asset ROA terhadap Capital Gain Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada Tabel 4.13 variabel return on asset mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,042 dan lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga return on asset ROA dapat diterima, artinya ROA berpengaruh terhadap capital gain. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan Affinanda 2015 dan Pardamean Universitas Sumatera Utara 91 2006 yang menyebutkan bahwa Return on Asset ROA berpengaruh signifikan terhadap capital gain. Hasil penelitian ini sesuai dengan logika teori yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa nilai ROA dapat mempengaruhi nilai capital gain.

4.3.2. Pengaruh Debt to Equity Ratio DER terhadap Capital Gain

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada Tabel 4.13 untuk variabel DER mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,305 dan lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga DER tidak dapat diterima, artinya Debt to equity ratio DER tidak berpengaruh terhadap capital gain. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Petcharabul dan Roprasert 2014 dan Pardamean 2006 yang menyebutkan dalam penelitiannya bahwa DER tidak berpengaruh terhadap capital gain. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan logika teori yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa nilai DER suatu perusahaan dapat mempengaruhi nilai capital gain dari saham.

4.3.3. Pengaruh Price Earning Ratio PER terhadap Capital Gain

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada Tabel 4.13 untuk variabel PER mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,898 dan lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga PER tidak dapat diterima, artinya PER tidak berpengaruh terhadap capital gain. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Indriani 2014 dan Astutik 2005 yang Universitas Sumatera Utara 92 menyebutkan dalam penelitiannya bahwa PER tidak berpengaruh terhadap capital gain, tetapi tidak konsisten dengan hasil penelitian Asiah 2011. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan logika teori yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa nilai PER suatu perusahaan dapat mempengaruhi nilai capital gain dari suatu saham.

4.3.4. Pengaruh Price to Book Value PBV terhadap Capital Gain

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada Tabel 4.13 untuk variabel PBV mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000 dan lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga PBV dapat diterima, artinya PBV berpengaruh terhadap capital gain. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nathaniel 2008 dan Puspitasari 2012 yang menyebutkan dalam penelitiannya bahwa PBV berpengaruh terhadap capital gain. Hasil penelitian ini sesuai dengan logika teori yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa nilai PBV suatu perusahaan dapat mempengaruhi nilai capital gain dari suatu saham.

4.3.5. Pengaruh Current Ratio CR terhadap Capital Gain

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada Tabel 4.13 untuk variabel CR mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,943 dan lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga CR tidak dapat diterima, artinya current ratio CR tidak berpengaruh terhadap capital gain. Hasil penelitian ini konsisten dengan Universitas Sumatera Utara 93 hasil penelitian yang dilakukan oleh Petcharabul dan Roprasert 2014 yang menyebutkan dalam penelitiannya bahwa CR tidak berpengaruh terhadap capital gain. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan logika teori yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa nilai current ratio suatu perusahaan dapat mempengaruhi nilai capital gain.

4.3.6. Pengaruh ROA, DER, PER, PBV, dan CR terhadap Capital Gain

Berdasarkan Tabel 4.15 nilai signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan variabel independen ROA, DER, PER, PBV, dan CR berpengaruh terhadap capital gain atau hasil penelitian ini telah sesuai dengan logika teori yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa ROA, DER, PER, PBV, dan CR berpengaruh secara simultan terhadap capital gain suatu saham.

4.3.7. Pengaruh Return on Asset ROA terhadap Pertumbuhan Laba

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada Tabel 4.14 untuk variabel ROA mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,010 dan lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga ROA dapat diterima, artinya ROA berpengaruh terhadap audit pertumbuhan laba. Hasil penelitian ini sesuai dengan logika teori yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa ROA dapat mempengaruhi pertumbuhan laba suatu perusahaan. Universitas Sumatera Utara 94

4.3.8. Pengaruh Debt to Equity Ratio DER terhadap Pertumbuhan Laba

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada Tabel 4.14 untuk variabel DER mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,200 dan lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga DER tidak dapat diterima, artinya DER tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan logika teori yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa nilai DER dapat mempengaruhi pertumbuhan laba suatu perusahaan.

4.3.9. Pengaruh Price Earning Ratio PER terhadap Pertumbuhan Laba

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada Tabel 4.14 untuk variabel PER mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,800 dan lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga PER tidak dapat diterima, artinya PER tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan logika teori yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa nilai PER dapat mempengaruhi pertumbuhan laba suatu perusahaan.

4.3.10. Pengaruh Price to Book Value PBV terhadap Pertumbuhan Laba

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada Tabel 4.14 untuk variabel PBV mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,005 dan lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga PBV dapat diterima, artinya PBV berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Hasil penelitian ini sesuai dengan logika teori yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa nilai PBV dapat mempengaruhi pertumbuhan laba suatu perusahaan. Universitas Sumatera Utara 95

4.3.11. Pengaruh Current Ratio CR terhadap Pertumbuhan Laba

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada Tabel 4.14 untuk variabel CR mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,818 dan lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga CR tidak dapat diterima, artinya CR tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan logika teori yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa nilai CR dapat mempengaruhi pertumbuhan laba suatu perusahaan.

4.3.12. Pengaruh ROA, DER, PER, PBV, dan CR terhadap Pertumbuhan laba

Berdasarkan Tabel 4.16 diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,004 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel independen ROA, DER, PER, PBV, dan CR berpengaruh terhadap pertumbuhan laba atau hasil penelitian ini telah sesuai dengan logika teori yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa ROA, DER, PER, PBV, dan CR berpengaruh secara simultan terhadap nilai capital gain dari suatu saham.

4.3.13. Pengaruh Pertumbuhan Laba terhadap Capital Gain

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada Tabel 4.13 untuk variabel pertumbuhan laba mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,002 dan lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga pertumbuhan laba dapat diterima, artinya pertumbuhan laba berpengaruh terhadap capital gain. Hasil penelitian ini sesuai dengan logika teori yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa pertumbuhan laba dapat mempengaruhi nilai capital gain dari suatu saham. Universitas Sumatera Utara 96

4.3.14. Pengaruh ROA terhadap Capital Gain dengan Pertumbuhan Laba sebagai Variabel Intervening

Berdasarkan Gambar 4.2 diketahui pengaruh langsung variabel ROA terhadap capital gain sebesar 0,021 sedangkan pengaruh tidak langsung variabel ROA terhadap capital gain sebesar -5,738 x 0,177 = -1,016. Pengaruh langsung memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan pengaruh tidak langsung antara variabel ROA ke capital gain, sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan laba bukan merupakan variabel intervening atau hasil penelitian ini tidak sesuai dengan logika teori yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa pertumbuhan laba merupakan variabel intervening antara variabel ROA dengan capital gain.

4.3.15. Pengaruh DER terhadap Capital Gain dengan Pertumbuhan Laba sebagai Variabel Intervening

Berdasarkan Gambar 4.2 diketahui pengaruh langsung variabel DER ke capital gain sebesar -0,060, sedangkan pengaruh tidak langsung variabel DER ke capital gain sebesar -5,738 x -0,134 = 0,769. Pengaruh langsung memiliki nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan pengaruh tidak langsung antara variabel DER capital gain, sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan laba merupakan variabel intervening atau hasil penelitian ini sesuai dengan logika teori yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa pertumbuhan laba merupakan variabel intervening antara variabel DER dengan capital gain. Universitas Sumatera Utara 97

4.3.16. Pengaruh PER terhadap Capital Gain dengan Pertumbuhan Laba sebagai Variabel Intervening

Berdasarkan Gambar 4.2 diketahui pengaruh langsung variabel PER ke capital gain sebesar 0,000, sedangkan pengaruh tidak langsung variabel PER ke capital gain sebesar -5,738 x 0,028 = -0,161. Pengaruh langsung memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan pengaruh tidak langsung antara variabel PER ke capital gain, sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan laba bukan merupakan variabel intervening atau hasil penelitian ini tidak sesuai dengan logika teori yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa pertumbuhan laba merupakan variabel intervening antara variabel PER dengan capital gain.

4.3.17. Pengaruh PBV terhadap Capital Gain dengan Pertumbuhan Laba sebagai Variabel Intervening

Berdasarkan Gambar 4.2 diketahui pengaruh langsung variabel PBV ke capital gain sebesar 0,169, sedangkan pengaruh tidak langsung variabel PBV ke capital gain sebesar -5,738 x 0,309 = -1,773. Pengaruh langsung memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan pengaruh tidak langsung antara variabel PBV ke capital gain, sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan laba bukan merupakan variabel intervening atau hasil penelitian ini tidak sesuai dengan logika teori yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa pertumbuhan laba merupakan variabel intervening antara variabel PBV dengan capital gain. Universitas Sumatera Utara 98

4.3.18. Pengaruh CR terhadap Capital Gain dengan Pertumbuhan Laba sebagai Variabel Intervening

Berdasarkan Gambar 4.2 diketahui pengaruh langsung variabel CR ke capital gain sebesar 0,003, sedangkan pengaruh tidak langsung variabel CR ke capital gain sebesar -5,738 x 0,023 = -0,132. Pengaruh langsung memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan pengaruh tidak langsung antara variabel CR ke capital gain, sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan laba bukan merupakan variabel intervening atau hasil penelitian ini tidak sesuai dengan logika teori yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa pertumbuhan laba merupakan variabel intervening antara variabel CR dengan capital gain. Universitas Sumatera Utara 99 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji statistik dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Return on Asset ROA dan Price to Book Value PBV secara parsial berpengaruh signifikan terhadap capital gain, sedangkan Debt to Equity Ratio DER, Price Earning Ratio PER, dan Current Ratio CR secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap capital gain. Akan tetapi Return on Asset ROA, Debt to Equity Ratio DER, Price Earning Ratio PER, Price to Book Value PBV dan Current Ratio CR berpengaruh secara simultan terhadap capital gain. 2. Return on Asset ROA dan Price to Book Value PBV secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba, sedangkan Debt to Equity Ratio DER, Price Earning Ratio PER, dan Current Ratio CR secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Akan tetapi Return on Asset ROA, Debt to Equity Ratio DER, Price Earning Ratio PER, Price to Book Value PBV dan Current Ratio CR berpengaruh secara simultan terhadap pertumbuhan laba. 3. Pertumbuhan laba secara parsial berpengaruh signifikan terhadap capital gain. 4. Pertumbuhan laba merupakan variabel intervening antara hubungan variabel DER dengan capital gain, akan tetapi pertumbuhan laba bukan merupakan Universitas Sumatera Utara 100 variabel intervening antara hubungan variabel ROA dengan capital gain, PER dengan capital gain, PBV dengan capital gain, dan CR dengan capital gain.

5.2. Keterbatasan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Analisi Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2008 hingga 2012)

3 72 165

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Loan to Deposit Ratio, Capital Adequancy Ratio, dan Operational Eficiency Terhadap Pertumbuhan Tingkat Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI untuk Periode 2009-2011

3 122 107

Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010

1 36 101

Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Pertumbuhan Laba Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

8 104 89

Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di BEI Tahun 2006-2008

2 29 131

Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Asuransi yang Terdaftar di BEI

13 118 97

Pengaruh Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba dengan Fee Audit sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek)

1 13 109

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Loan to Deposit Ratio, Capital Adequancy Ratio, dan Operational Eficiency Terhadap Pertumbuhan Tingkat Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI untuk Periode 2009-2011

0 1 16

Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010

0 1 22

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013

0 2 11