Price Earning Ratio PER Price to Book Value PBV

20 Besarnya Debt to Equity Ratio DER dapat dihitung dengan rumus: DER = x 100 Semakin tinggi debt to equity ratio menunjukkan semakin besar total utang terhadap total ekuitas Ang, 1997:35, hal ini juga akan menunjukkan semakin besar ketergantungan perusahaan terhadap pihak luar kreditur sehingga tingkat resiko perusahaan semakin besar. Menurut Bringham dan Houston 2006:17 ”Semakin tinggi resiko dari penggunaan lebih banyak utang cenderung akan menurunkan harga saham ”. Investor perlu memperhatikan kesehatan perusahaan melalui perbandingan antara modal sendiri dan modal pinjaman. Debt to Equity Ratio DER juga menunjukkan tingkat hutang perusahaan, perusahaan dengan hutang yang besar mempunyai biaya hutang yang besar pula. Hal tersebut menjadi beban tersendiri bagi perusahaan karena dapat menurunkan tingkat kepercayaan investor. Para investor cenderung menghindari saham-saham yang memiliki Debt to Equity Ratio DER yang tinggi. Ketika terdapat penambahan jumlah hutang secara absolut maka akan menurunkan tingkat solvabilitas perusahaan, yang selanjutnya akan berdampak dengan menurunnya nilai capital gain.

2.1.7. Price Earning Ratio PER

Price Earning Ratio PER adalah ukuran kinerja saham yang didasarkan atas perbandingan antara harga pasar saham terhadap pendapatan Universitas Sumatera Utara 21 per lembar saham earning per share, EPS. PER dapat dihitung dengan formula sebagai berikut : PER = x 100 Pertumbuhan laba dan deviden serta expected rate of return dari suatu saham akan berubah-ubah nilainya, maka PER diharapkan juga akan berubah sepanjang waktu berjalan. PER adalah mengukur jumlah uang yang akan dibayar oleh investor untuk setiap rupiah pendapatan perusahaan. Semakin tinggi PER maka semakin besar kepercayaan investor terhadap masa depan perusahaan . Menurut Arifin 2002:87, suatu perusahaan yang memiliki PER yang tinggi, berarti perusahaan tersebut mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi hal ini menunjukkan bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan laba dimasa mendatang, sebaliknya perusahaan dengan PER rendah akan mempunyai tingkat pertumbuhan yang rendah.

2.1.8. Price to Book Value PBV

Menurut Tryfino 2009:9 “Price to Book Value PBV adalah perhitungan atau perbandingan antara market value dengan book value suatu saham ”. Rasio ini berfungsi untuk melengkapi analisis book value. Jika pada analisis book value, investor hanya mengetahui kapasitas per lembar dari nilai saham, pada rasio PBV investor dapat mengetahui langsung sudah berapa kali market value suatu saham dihargai dari book value-nya. Sihombing 2008:95 Universitas Sumatera Utara 22 berpendapat bahwa Price to Boook Value PBV merupakan suatu nilai yang dapat digunakan untuk membandingkan apakah sebuah saham lebih mahal atau lebih murah dibandingkan dengan saham lainnya. Untuk membandingkannya, kedua perusahaan harus dari satu kelompok usaha yang memiliki sifat bisnis yang sama. Menurut Ang 1997:44 PBV merupakan rasio pasar yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya. PBV dapat dihitung dengan formula sebagai berikut : PBV = x 100 Nilai PBV yang semakin besar menunjukkan harga pasar dari saham tersebut semakin tinggi pula. Jika harga pasar dari suatu saham semakin tinggi, maka capital gain actual return juga akan makin tinggi. Perusahaan yang kinerjanya baik biasanya nilai rasio PBV nya diatas satu, hal ini menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih tinggi dari nilai bukunya. Rasio Price to Book Value PBV adalah rasio yang menunjukkan apakah harga saham harga pasar yang diperdagangkan berada di atas overvalued, wajar, atau di bawah undervalued nilai buku saham tersebut. Bagi para investor, rasio price to book value PBV sebuah perusahaan mutlak menjadi salah satu pertimbangan dalam penentuan stategi investasinya. Tingkat rasio price to book value PBV perusahaan yang tinggi akan mampu menghasilkan tingkat return yang tinggi pula bagi investor. Universitas Sumatera Utara 23 Dengan memperhatikan informasi mengenai variabel Price to Book Value PBV tersebut diharapkan investor mendapatkan return sesuai dengan yang diharapkan, disamping risiko yang dihadapi Hartono, 2003:79.

2.1.9. Current Ratio CR

Dokumen yang terkait

Pengaruh Analisi Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2008 hingga 2012)

3 72 165

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Loan to Deposit Ratio, Capital Adequancy Ratio, dan Operational Eficiency Terhadap Pertumbuhan Tingkat Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI untuk Periode 2009-2011

3 122 107

Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010

1 36 101

Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Pertumbuhan Laba Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

8 104 89

Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di BEI Tahun 2006-2008

2 29 131

Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Asuransi yang Terdaftar di BEI

13 118 97

Pengaruh Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba dengan Fee Audit sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek)

1 13 109

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Loan to Deposit Ratio, Capital Adequancy Ratio, dan Operational Eficiency Terhadap Pertumbuhan Tingkat Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI untuk Periode 2009-2011

0 1 16

Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010

0 1 22

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013

0 2 11