32
semakin besar apabila dibandingkan dengan total modal sendiri, sehingga hal ini akan berdampak pada semakin besar pula beban perusahaan terhadap pihak
eksternal para kreditur. Peningkatan beban terhadap kreditur akan menunjukkan sumber modal perusahaan sangat tergantung dari pihak
eksternal, sehingga mengurangi minat investor dalam menanamkan dananya di perusahaan yang bersangkutan. Penurunan minat investor dalam menanamkan
dananya ini akan berdampak pada penurunan harga saham perusahaan, sehingga capital gain yang diharapkan dari saham yang ditanamkan juga
cenderung menurun. Semakin besar nilai Debt to Equity Ratio DER menandakan bahwa
struktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutang ‐hutang relatif
terhadap ekuitas. DER yang terlalu tinggi mempunyai dampak buruk terhadap kinerja perusahaan, karena tingkat hutang yang semakin tinggi menandakan
beban bunga perusahaan akan semakin besar dan mengurangi keuntungan. Sehingga semakin tinggi hutang DER cenderung menurunkan capital gain.
Disamping itu semakin tinggi Debt to Equity Ratio DER mencerminkan risiko perusahaan yang relatif tinggi, akibatnya para investor cenderung
menghindari saham ‐saham yang memiliki nilai Debt to Equity Ratio DER
yang tinggi Ang, 1997:35.
2.3.3. Pengaruh Price Earning Ratio PER terhadap Capital Gain
Rasio ini menggambarkan ketersediaan investor membayar satu jumlah tertentu untuk setiap perolehan laba perusahaan. PER merupakan
Universitas Sumatera Utara
33
perbandingan antara harga pasar suatu saham dengan EPS dari saham yang bersangkutan. Semakin tinggi PER menunjukkan prospektus harga saham
dinilai semakin tinggi oleh investor terhadap pendapatan per lembar sahamnya, dan merupakan indikator perkembangan atau pertumbuhan
perusahaan di masa yang akan datang prospects of the firm. PER yang semakin tinggi juga menunjukkan semakin mahal saham
tersebut terhadap pendapatannya. Jika harga saham semakin tinggi maka selisih harga saham periode sekarang dengan periode sebelumnya semakin
besar, sehingga capital gain juga semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena capital gain actual return dihitung dari selisih antara harga saham
periode sekarang dengan harga saham periode sebelumnya. Dapat disimpulkan bahwa PER yang tinggi akan mengakibatkan return saham berupa capital gain
meningkat.
2.3.4. Pengaruh Price to Book Value PBV terhadap Capital Gain
Pada umumnya perusahaan ‐perusahaan yang dapat beroperasi dengan
baik akan mempunyai rasio Price to Book Value PBV diatas 1 Hartono, 2003:79, dimana hal ini menunjukkan nilai saham suatu perusahaan, dihargai
diatas nilai bukunya. Apabila suatu perusahaan dinilai lebih tinggi oleh investor, maka harga saham perusahaan yang bersangkutan akan semakin
meningkat di pasar, sehingga apabila saham tersebut diperdagangkan maka akan berakibat pada meningkatnya return saham berupa capital gain. Hal
Universitas Sumatera Utara
34
inilah yang selanjutnya akan menimbulkan sentimen positif di kalangan investor.
Bagi para investor, rasio Price to Book Value PBV sebuah perusahaan mutlak menjadi salah satu pertimbangan dalam penentuan stategi investasinya.
Tingkat rasio Price to Book Value PBV perusahaan yang tinggi akan mampu menghasilkan tingkat return berupa capital gain yang tinggi pula bagi
investor. Dengan memperhatikan informasi mengenai variabel PBV tersebut diharapkan investor mendapatkan return sesuai dengan yang diharapkan,
disamping risiko yang dihadapi Hartono, 2003:79.
2.3.5. Pengaruh Current Ratio CR terhadap Capital Gain