23
Dengan memperhatikan informasi mengenai variabel Price to Book Value PBV tersebut diharapkan investor mendapatkan return sesuai dengan yang
diharapkan, disamping risiko yang dihadapi Hartono, 2003:79.
2.1.9. Current Ratio CR
Current ratio menurut Kasmir 2010 :134 merupakan “rasio untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan”.
Menurut Keown 2004:108 “current ratio merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aset
lancar yang dimiliki”. Tingkat current ratio dapat ditentukan dengan jalan membandingkan antara
current assets dengan current liabilities.
CR = x 100
Rasio ini menunjukkan kemampuan aset lancar yang paling likuid mampu menutupi utang lancar. Menurut Kasmir 2010:135 apabila current
ratio rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang. Namun, apabila hasil pengukuran rasio tinggi, belum tentu
kondisi perusahaan sedang baik. Hal ini dapat saja terjadi karena kas tidak digunakan sebaik mungkin. Untuk mengatakan suatu kondisi perusahaan baik
atau tidaknya, ada suatu standar rasio yang digunakan, misalnya rata-rata
Universitas Sumatera Utara
24
industri untuk usaha yang sejenis atau dapat pula digunakan target yang telah ditetapkan perusahaan sebelumnya, sekalipun kita tahu bahwa target yang telah
ditetapkan perusahaan biasanya ditetapkan berdasarkan rata-rata industri untuk usaha yang sejenis.
Current ratio yang rendah akan menyebabkan terjadi penurunan harga pasar dari harga saham yang bersangkutan. Sedangkan Current ratio yang
tinggi dapat disebabkan adanya piutang yang tidak tertagih dan persediaan yang belum terjual, yang tentunya tidak dapat digunakan secara cepat untuk
membayar hutang. Perusahaan dengan posisi tersebut sering kali terganggu likuiditasnya, sehingga investor lebih menyukai untuk membeli saham-saham
perusahaan dengan nilai aset lancar yang tinggi dibandingkan perusahaan yang mempunyai nilai aset lancar yang rendah Prihantini, 2009.
2.1.10. Pertumbuhan Laba