2
Bab IV - Situasi Upaya Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang upaya-upaya kesehatan yang telah dilaksanakan oleh bidang kesehatan sampai tahun 2006, untuk tercapainya dan
berhasilnya program-program pembangunan di bidang kesehatan. Gambaran tentang upaya kesehatan yang telah dilakukan itu meliputi persentase pencapaian cakupan pelayanan
kesehatan dasar, persentase pencapaian cakupan pelayanan kesehatan rujukan dan berbagai upaya lain yang berupa gambaran pelayanan program kesehatan lainnya.
Bab V - Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang sumber daya pembangunan bidang kesehatan sampai tahun 2006 ini. Gambaran tentang keadaan sumber
daya sampai dengan tahun 2006 ini mencakup tentang keadaan tenaga, sarana dan fasilitas kesehatan yang ada sampai tahun 2006. Pada bab ini juga akan dijelaskan tentang jumlah dan
penyebaran sarana pelayanan kesehatan yang terdiri dari rumah sakit dan puskesmas termasuk puskesmas pembantu dan puskesmas keliling.
Bab VI - Perbandingan Indonesia dengan Negara Anggota ASEAN dan SEARO. Bab ini menyajikan perbandingan beberapa indikator tertentu meliputi data kependudukan, Angka
Kelahiran, Angka Kematian, Indeks Pembangunan Manusia, data tuberkulosis, angka estimasi HIVAIDS, kasus penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi, status gizi
buruk, gizi kurang, dan BBLR, cakupan imunisasi pada bayi dan upaya kesehatan. Bab VII - Penutup.
3 Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di Asia Tenggara dengan jumlah
pulau 17.504. Fakta ini membuat Indonesia memiliki keragaman budaya dan adat istiadat dengan karakteristik yang berbeda satu sama lain. Keragaman dalam berbagai aspek
tersebut juga terkait dengan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan.
Pada tahun 2006 secara administratif wilayah Indonesia terbagi atas 33 provinsi, 349 kabupaten, dan 91 kota. Wilayah tersebut meliputi 5.656 kecamatan, 7.123 kelurahan
dan 71.563 desa. Jika jumlah tersebut dibandingkan dengan tahun 2005, maka dapat
dikatakan telah terjadi peningkatan. Pada tahun 2005 wilayah kecamatan berjumlah 5.263 dan wilayah desa berjumlah 62. 806.
Pada bab ini akan diuraikan gambaran umum Indonesia dan perilaku penduduk
pada tahun 2006 yang meliputi: keadaan penduduk, keadaan ekonomi, keadaan pendidikan, keadaan lingkungan, dan perilaku penduduk yang berkaitan dengan
kesehatan.
A. K EADAAN PEN DU DU K
Berdasarkan proyeksi penduduk terhadap hasil Survei Penduduk Antar Sensus SUPAS Tahun 2005, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2006 tercatat sebesar
222.192.000 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 118 per km
2
. Tingkat kepadatan yang tinggi masih didominasi oleh provinsi-provinsi di Pulau
Jawa. Provinsi yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi adalah DKI Jakarta, yaitu sebesar 13.499 jiwa per km
2
. Provinsi Jawa Barat merupakan wilayah yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi ke-2 dengan kepadatan 1.146 jiwa per km
2
. Provinsi dengan tingkat kepadatan tertinggi ke-3 yaitu Banten sebesar 1.066 jiwa per km
2
. Kepadatan penduduk terendah di Provinsi Papua, yaitu hanya 8 jiwa per km
2
. Sulawesi Barat merupakan provinsi dengan tingkat kepadatan penduduk terendah ke-2 yaitu
sebesar 11 jiwa per km
2
, yang kemudian diikuti oleh Kalimantan Timur dengan kepadatan 13 jiwa per km
2
. Dari proyeksi jumlah penduduk dapat diketahui terdapat ketimpangan persebaran
penduduk antar pulau yang nyata. Lebih dari separuh penduduk Indonesia berada di Pulau Jawa, yaitu sebesar 58,51, dengan luas hanya 7 wilayah Indonesia. Sisanya
tersebar di Sumatera sebesar 21,10 ; Sulawesi 7,23; Kalimantan 5,55; Kepulauan Nusa Tenggara dan Bali 5,42; dan Papua dan Maluku 2,18. Jumlah penduduk dan
angka kepadatan penduduk per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.2.
BAB I I GAM BARAN U M U M DAN PERI LAK U PEN DU DU K
4 Melalui proyeksi penduduk berdasarkan hasil SUPAS 2005 kita dapat
memperoleh gambaran piramida penduduk sebagai berikut.
GAMBAR 2.1 PIRAMIDA PENDUDUK INDONESIA
TAHUN 2006
Komposisi penduduk Indonesia menurut kelompok umur, menunjukkan bahwa penduduk yang berusia muda 0-14 tahun sebesar 28,26, yang berusia produktif 15-64
tahun sebesar 66,71, dan yang berusia tua 65 tahun sebesar 5,03. Dengan demikian maka Angka Beban Tanggungan Dependency Ratio penduduk Indonesia pada
tahun 2006 sebesar 49,90. Angka ini mengalami sedikit penurunan dibandingkan tahun 2005 sebesar 50,81. Provinsi dengan persentase beban tanggungan tertinggi adalah
Nusa Tenggara Timur sebesar 71,45, diikuti oleh Sulawesi Barat sebesar 64,18, dan Maluku sebesar 63,85. Sedangkan provinsi dengan Angka Beban Tanggungan terendah
yaitu DKI Jakarta sebesar 37,01, diikuti oleh Jawa Timur sebesar 44,38 dan DI Yogyakarta sebesar 44,63. Berdasarkan tipe daerah, angka beban tanggungan di
perdesaan lebih besar dibandingkan perkotaan, yaitu 53,61 berbanding 45,35. Rincian jumlah penduduk menurut kelompok umur, provinsi, wilayah dan angka beban
tanggungan tahun 2006 dapat dilihat pada Lampiran 2.3, 2.3.a, dan 2.3.b.
B. K EADAAN EK ON OM I
Kondisi perekonomian merupakan salah satu aspek yang diukur dalam menentukan keberhasilan pembangunan suatu negara. Data BPS menyebutkan bahwa
selama tahun 2006, pertumbuhan ekonomi nasional menunjukkan penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Jika pada tahun 2005 pertumbuhan ekonomi sebesar
5,7, pada tahun 2006 angka ini turun menjadi 5,5.
Mengkaji kondisi perekonomian tentu saja tidak terlepas dari tingkat inflasi. Data BPS menyebutkan bahwa tingkat inflasi pada tahun 2004 berada pada tingkat 6,4 .
Angka ini melonjak drastis menjadi 17,11 pada tahun 2005. Hingga pada tahun 2006
Sumber : Proyeksi SUPAS Tahun 2005, Badan Pusat Statistik