PERBAI K AN GI Z I M ASY ARAK AT

100 Gambaran pemberian kapsul vitamin A selama tiga tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 4.41 berikut. GAMBAR 4.41 PERSENTASE PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A MENURUT SASARAN TAHUN 2006 Sumber: Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Depkes RI Persentase cakupan pemberian kapsul vitamin A pada bayi, anak balita, dan ibu nifas tahun 2006 menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 4.23 3 . Pe m be ria n T a ble t Be si Pelayanan pemberian tablet besi dimaksudkan untuk mengatasi kasus Anemia serta meminimalisasi dampak buruk akibat kekurangan Fe khususnya yang dialami ibu hamil. Perkembangan cakupan pemberian tablet besi pada ibu hamil Fe-1 dan Fe-3 pada tahun 2002 – 2006 dapat dilihat pada Gambar 4.42 di bawah ini. GAMBAR 4.42 PERSENTASE CAKUPAN PEMBERIAN TABLET BESI PADA IBU HAMIL TAHUN 2002 – 2006 Sumber: Dit.Gizi Masy. dan Dit.Kes.Ibu, Ditjen Binkesmas, Depkes 101 Pada gambar di atas terlihat bahwa tren cakupan pemberian tablet besi Fe-1 dan Fe- 3 dari tahun 2002 hingga 2004 menunjukkan peningkatan, namun tahun 2005 dan 2006 sedikit mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya. Provinsi dengan cakupan Fe-3 tertinggi adalah Provinsi Kalimantan Selatan 99,75, Jawa Barat 79 dan Sumatera Selatan 77,86 sedangkan provinsi dengan cakupan Fe-3 terendah yaitu Provinsi Kepulauan Riau 6,08, Jawa Tengah 17,93 dan Jambi 18,68. Cakupan pemberian tablet besi Fe-3 kepada ibu hamil menurut provinsi tahun 2006 dapat dilihat pada Gambar 4.43 di bawah ini dan Lampiran 4.24. GAMBAR 4.43 CAKUPAN PEMBERIAN TABLET BESI Fe3 PADA IBU HAMIL MENURUT PROVINSI TAHUN 2006 Sumber: Dit.Gizi Masyarakat, Ditjen Binkesmas, Depkes

E. PELAY AN AN K ESEH AT AN DALAM SI T U ASI BEN CAN A

Bencana di Indonesia dapat dikategorikan menjadi 2 macam yaitu bencana lingkungan hidup dan bencana alam. Bencana lingkungan hidup terjadi akibat dari kerusakan lingkungan seperti banjir, tanah longsor, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, kecelakaan industri, tumpahan minyak di laut, sedangkan bencana alam terjadi sebagai akibat aktifitas lapisankerak bumifenomena alam seperti gempa bumi, gelombang tsunami, letusan gunung berapi, badai atau angin ribut yang kejadiannya sulit diprediksi. 1 . Be nc a na Lingk unga n H idup Pada tahun 2006 bencana banjir terjadi di 20 provinsi, 44 kabupatenkota dengan jumlah korban meninggal 108 orang, 34.036 orang luka ringan, 2.576 orang luka berat, hilang 79 orang dan 162.064 orang mengungsi. Upaya kesehatan yang dilakukan adalah evakuasi korban bencana banjir, membentuk pos kesehatan, kesehatan lingkungan, melakukan 102 surveilans terhadap penyakit potensi KLB, memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas dan rumah sakit, melakukan droping obat-obatan ke lokasi kejadian dan lain-lain. Bencana tanah longsor terjadi di 19 provinsi, 19 kabupatenkota dengan korban meninggal 123 orang, 30 luka berat, 335 luka ringan dan 2.127 orang mengungsi. Upaya yang telah diberikan meliputi evakuasi korban, menyiagakan pos kesehatan 24 jam, melakukan pengamatan dengan surveilans epidemiologi untuk mengantisipasi KLB diare, dll. Rekapitulasi kejadian bencana tahun 2006 dapat dilihat pada Lampiran 4.29. 2 . Be nc a na Ala m Letak Indonesia yang berada di antara tiga lempeng utama dunia yaitu lempeng Australia, lempeng Eurasia dan lempeng Pasifik serta berada di posisi Ring of fire menjadikan Indonesia kerap kali diterpa bencana gempa bumi dan letusan gunung berapi. Sebelumnya gempa terjadi di Sumatra pada 28 Maret 2005 menewaskan 361 orang serta gempa bumi dan tsunami di Aceh pada 26 Desember 2004 yang menewaskan 129.498 orang dan 37.606 lainnya hilang. Pada tahun 2006 bencana alam gempa bumi terjadi di 3 provinsi dengan korban meninggal 5.788 orang, luka berat 26.506 orang, luka ringan 167.748 orang, 82 orang hilang dan 2.179.156 orang mengungsi. Gempa bumi Yogyakarta adalah peristiwa gempa bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih pukul 05.55 WIB selama 57 detik. Gempa bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter. Lokasi gempa menurut Badan Geologi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia terjadi di koordinat 8,007° LS dan 110,286° BT pada kedalaman 17,1 km. Sedangkan menurut BMG, posisi episenter gempa terletak di koordinat 110,31° LS dan 8,26° BT pada kedalaman 33 km. USGS memberikan koordinat 7,977° LS dan 110,318 BT pada kedalaman 35 km. Hasil yang berbeda tersebut dikarenakan metode dan peralatan yang digunakan berbeda-beda. Secara umum posisi gempa berada sekitar 25 km selatan-barat daya Yogyakarta, 115 km selatan Semarang, 145 km selatan-tenggara Pekalongan dan 440 km timur-tenggara Jakarta. Walaupun hiposenter gempa berada di laut, tetapi tidak mengakibatkan tsunami. Gempa juga dapat dirasakan di Solo, Semarang, Purworejo, Kebumen dan Banyumas. Getaran juga sempat dirasakan sejumlah kota di provinsi Jawa Timur seperti Ngawi, Madiun, Kediri, Trenggalek, Magetan, Pacitan, Blitar dan Surabaya. Korban tewas menurut laporan terakhir dari Departemen Sosial Republik Indonesia pada 1 Juni 2006 pukul 07:00 WIB, berjumlah 6.234 orang dengan rincian: Yogyakarta 165 jiwa, Kulon Progo 26 jiwa, Gunung Kidul 69 jiwa, Sleman 326 jiwa, Klaten 1.668 jiwa, Magelang 3 jiwa, Boyolali 3 jiwa, Purworejo 5 jiwa, Sukoharjo 1 jiwa dan korban terbanyak di Bantul 3.968 jiwa. Sementara korban luka berat sebanyak 33.231 jiwa dan 12.917 lainnya menderita luka ringan. Kabupaten Bantul merupakan daerah yang paling parah terkena bencana. Informasi menyebutkan sebanyak 7.057 rumah di daerah ini rubuh. Upaya yang dilakukan meliputi evakuasi korban, membuka pos kesehatan 24 jam di lokasi bencana, memberikan pelayanan kesehatan rawat jalan maupun rawat inap di rumah sakit pemerintah dan swasta; evakuasi 200 pasien yang harus dioperasi ke RS di Jawa Tengah dan Jawa Timur; bantuan transportasi hercules; di Bantul mendirikan rumah sakit lapangan untuk rawat inap 60 TT; memberikan bantuan air bersih dan pembuatan jamban; melakukan imunisasi campak, TT dan pemberian Vitamin A; dan lain-lain.