V e k t or M a la ria

98 TABEL 4.12 DAFTAR VEKTOR MALARIA DAN TAHUN KONFIRMASINYA DI INDONESIA DENGAN SEKRESI KELENJAR LUDAH NO SPESIES WILAYAH TAHUN 1. An. Aconitus Jawa 1982 2. An. Sundaicus Jawa 1979 3. An. Subpictus Jawa 1979 4. An. Barbirostris NTT 1980 5. An. Maculatus Jawa 1982 6. An. Balabacensis Kalsel, Kaltim, Jawa Tengah 1981, 1998, 2001 7. An. Letifer Kalteng, Bangka 1985 8. An. Punctulatus Papua 1979 9. An. Farauti Papua 1979 10. An. Koliensis Papua 1979 Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI TABEL 4.13 DAFTAR VEKTOR MALARIA DAN TAHUN KONFIRMASINYA DI INDONESIA DENGAN UJI ELISANO SPESIES WILAYAH TAHUN 1. An. Vagus NTT 1995 2. An. Kochi Sumatera Utara 1996 3. An.tesselatus Sumatera Utara Nias 1995 4. An. Parangensis Sumatera Utara 1995 5. An. Sinensis Nias 1995 6. An. Nigerimus Kalimantan suspect 7. An. Minimus Sulawesi suspect 8. An. Karwari Papua suspect Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI c . V e k t or Fila ria Hingga saat ini telah ditemukan konfirmasi vektor yang berperan sebagai penular penyakit filaria dalam 5 tahun terakhir antara lain lihat Gambar 4.40 terdapat sekurang- kurangnya 4 spesies Mansonia yang sudah dikonfirmasi sebagai vektor utama dan 1 spesies Culex sebagai vektor utama tipe urban serta 9 spesies Anopheles yang sudah dikonfirmasi sebagai vektor utama tipe rural. Konfirmasi vektor filariasis telah dilaksanakan di beberapa provinsi, dapat dilihat pada gambar di bawah ini. 99 GAMBAR 4.40 PENYEBARAN VEKTOR DAN PENYAKIT FILARIASIS DI INDONESIA TAHUN 2006 Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

D. PERBAI K AN GI Z I M ASY ARAK AT

Upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakikatnya dimaksudkan untuk menangani permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Berdasarkan pemantauan yang telah dilakukan ditemukan beberapa permasalahan gizi yang sering dijumpai pada kelompok masyarakat adalah kekurangan vitamin A dan anemia gizi besi. 1 . Pe m be ria n K a psul V it a m in A Upaya perbaikan gizi juga dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan banyak mengalami kekurangan terhadap vitamin A, yang dilakukan melalui pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun Februari dan Agustus dan pada ibu nifas diberikan 1 kali . Vitamin A adalah salah satu zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh imunitas dan kesehatan mata. Anak yang menderita kurang vitamin A, bila terserang campak, diare atau penyakit infeksi lain, penyakit tersebut akan bertambah parah dan dapat mengakibatkan kematian. Infeksi akan menghambat kemampuan tubuh untuk menyerap zat-zat gizi dan pada saat yang sama akan mengikis habis simpanan vitamin A dalam tubuh. Kekurangan vitamin A untuk jangka waktu lama juga akan mengkibatkan terjadinya gangguan pada mata, dan bila anak tidak segera mendapat vitamin A akan mengakibatkan kebutaan. 100 Gambaran pemberian kapsul vitamin A selama tiga tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 4.41 berikut. GAMBAR 4.41 PERSENTASE PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A MENURUT SASARAN TAHUN 2006 Sumber: Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Depkes RI Persentase cakupan pemberian kapsul vitamin A pada bayi, anak balita, dan ibu nifas tahun 2006 menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 4.23 3 . Pe m be ria n T a ble t Be si Pelayanan pemberian tablet besi dimaksudkan untuk mengatasi kasus Anemia serta meminimalisasi dampak buruk akibat kekurangan Fe khususnya yang dialami ibu hamil. Perkembangan cakupan pemberian tablet besi pada ibu hamil Fe-1 dan Fe-3 pada tahun 2002 – 2006 dapat dilihat pada Gambar 4.42 di bawah ini. GAMBAR 4.42 PERSENTASE CAKUPAN PEMBERIAN TABLET BESI PADA IBU HAMIL TAHUN 2002 – 2006 Sumber: Dit.Gizi Masy. dan Dit.Kes.Ibu, Ditjen Binkesmas, Depkes