Implikasi Hasil Penelitian SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

158 dan tingkat apresiasi belajar, sebelum menggunakan strategi pembelajaran Cooperative Learning 62,60. Setelah mengikuti pembelajaran dengan strategi Cooperative Learning meningkat menjadi 71,03.

B. Implikasi Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Apresiasi Cerita Rakyat dengan Strategi Cooperative Learning” yang dilakukan sebanyak tiga siklus dapat meningkatkan motivasi belajar dan kemampuan apresiasi cerita rakyat siswa. Motivasi belajar siswa muncul karena beberapa rangsangan stimulus. Ia bukanlah sesuatu yang inheren dalam diri individu begitu saja, melainkan perlu dibangkitkan dan diupayakan bagaimana memunculkannya. Pembelajaran yang dapat merangsang munculnya motivasi belajar siswa, semangat siswa, kegairahan siswa dapat diciptakan dengan memberikan kesempatan bagi siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan pemebelajaran. Keterlibatan siswa secara langsung dalam pembelajaran untuk melakukan aktivitas-aktivitas belajar yang bermakna bagi dirinya sangatlah membantu munculnya semangat dan motivasi belajar tersebut. Oleh karena itu, pembelajaran yang demikian wajib memberi kesempatan kepada siswa untuk dapat giat sendiri, menentukan sendiri, dan giat secara mandiri. Walaupun pembelajaran yang digambarkan di atas tidak mudah untuk diciptakan dan dilaksanakan, setidak-tidaknya guru harus dapat memberikan ruang gerak yang lebih luas demi kepentingan motivasi belajar siswa tersebut. Hal yang 159 tidak dapat diremehkan bagi perkembangan motivasi belajar siswa adalah apakah pada diri guru terlihat adanya suatu sikap yang memiliki daya tarik. Hal ini dapat terjadi jika guru merasa tergerak berada di tengah-tengah mata pelajaran tersebut. Contoh sikap yang diperlihatkan oleh seorang guru memiliki peranan penting. Sebaliknya, guru yang tidak merasa tertarik dan tidak menaruh perhatian terhadap sesuatu, serta tidak disukai oleh siswa, akan sukar merangsang timbulnya motivasi belajar. Pembelajaran dengan strategi Cooperative Learning yang diterapkan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan kemampuan apresiasi cerita rakyat siswa adalah pembelajaran yang mengutamakan kerja sama, diskusi kelompok, saling berpartisipasi, saling berusaha membantu, saling mendengarkan, saling memuji, saling bertanya, saling memperhatikan sehingga suasana pembelajar tampak menyenangkan tidak membosankan, belajar dengan bergairah, pembelajaran aktif- responsif, siswa aktif dan kritis , dan guru kreatif. Siswa yang biasanya hanya pasif menerima pelajaran menurut perintah atau petunjuk guru, berubah menjadi siswa yang aktif menentukan sendiri bagaimana langkah-langkah apresiasi cerita rakyat dengan tepat tanpa banyak diintervensi oleh guru. Dengan demikian, siswa lebih banyak aktif melakukan aktivitas praktik tidak hanya sekedar duduk, dengar, catat penjelasan guru yang sangat teoretis. Pada akhir pembelajaran, siswa dapat merefleksi bahwa apresiasi cerita rakyat bukanlah hal yang membosankan. Bahkan, siswa sangat termotivasi dalam belajarnya untuk mencoba 160 dan terus berupaya apresiasi cerita rakyat lain sehingga pengaruhnya sangat positif terhadap peningkatan kemampuan apresiasi cerita rakyat itu sendiri. Mengingat penerapan strategi pembelajaran Cooperative Learning dapat meningkatkan motivasi belajar dan kemampuan apresiasi cerita rakyat siswa, maka diharapkan strategi pembelajaran tersebut dapat diterapkan di dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran apresiasi cerita rakyat. Hal-hal yang dapat diterapkan oleh guru untuk memotivasi belajar siswa sebagai implikasi dari hasil penelitian ini adalah: a. Melibatkan siswa secara langsung mengalami. Kegiatan apresiasi cerita rakyat bukanlah kegiatan yang hanya berurusan dengan masalah kognitif semata, melainkan berkaitan juga dengan aspek afektif. Misalnya, masalah perasaan senang, tertarik, bergairah, bersemangat dalam pembelajaran. Kendatipun proses pembelajaran apresiasi cerita rakyat sudah melibatkan kedua aspek kognitif dan afektif dengan cara yang bervariasi, namun keterlibatan langsung siswa untuk mengalami pengalaman sendiri dengan banyak melakukan aktivtas belajar di kelas sangat diperlukan karena peluang seperti dapat dijadikan sumber munculnya motivasi belajar, kegairahan dan semangat belajar yang tinggi yang pada akhirnya gagasan-gagasan baru dari siswa akan muncul pula. b. Memilih materi pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan jiwa dan dunia siswa. Pemilihan materi pembelajaran yang kaitkan dengan perkembangan jiwa dan kehidupan nyata siswa, dapat menjadikan pembelajaran 161 tersebut benar-benar memotivasi mereka untuk belajar. Mereka dapat belajar dalam suasana senang, tidak tertekan, dan merasa bahwa materi yang dipelajari itu sangat bermanfaat bagi dirinya. c. Memberikan keteladanan bersikap yang positif terhadap sesuatu. Guru perlu menunjukkan sikap ketertarikannya terhadap bidang cerita rakyat. Sikap yang ditunjukkan oleh guru sangat berpengaruh positif terhadap tumbuh berkembangnya motivasi belajar siswa demi peningkatan kemampuan apresiasi cerita rakyat yang didengarnya. Apabila guru banyak mengoleksi cerita rakyat dari berbagai ragam budaya dan etnis, tunjukkan pada siswa dalam rangka memotivasi belajar mereka. d. Mempersering kegemaran membaca cerita rakyat Siswa perlu didorong untuk terus membaca cerita rakyat, lalu ditugasi membuat ringkasan ceritanya. Kalau hal ini dilakukan, siswa akan terbiasa membaca cerita rakyat yang pada akhirnya tidak mustahil akan menjadi seorang pendongengpencerita yang mahir.

C. Saran 1. Saran untuk Penelitian Lanjut.

Dokumen yang terkait

PENGARUH KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS V SD DI KECAMATAN PUCAKWANGI KABUPATEN PATI

0 9 252

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 02 WONOGIRI TAHUN 2010

0 3 64

ENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEGALMADE 02 MOJOLABAN SUKOHARJO

0 2 77

PENDAHULUAN Penggunaan Pendekatan Cooperative Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Diskripsi Pada Siswa Kelas V SD Negeri Baturejo 02 Sukolilo Pati Tahun Ajaran 2013/2014.

0 1 6

PENGGUNAAN PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNINGUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DISKRIPSI Penggunaan Pendekatan Cooperative Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Diskripsi Pada Siswa Kelas V SD Negeri Baturejo 02 Sukolilo Pati Tahun Ajaran 2013/20

0 2 16

PENGGUNAAN STRATEGI CARD SORT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DALAM PEMBELAJARAN IPA (PTK pada Siswa Kelas V Penggunaan Strategi Card Sort Sebagai Upaya Peningkatan Keaktifan Dalam Pembelajaran Ipa (Ptk Pada Siswa Kelas V Sd Negeri 02 Lumbungke

0 1 16

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI ACTION LEARNING PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS V SD NEGERI 104208 CINTA RAKYAT TA. 2011/2012.

0 1 26

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK KELILING KELAS Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA dengan Model Cooperative Learning Teknik Keliling Kelas Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sugihan IV Tahun 2011/2012.

0 0 12

PENDAHULUAN Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA dengan Model Cooperative Learning Teknik Keliling Kelas Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sugihan IV Tahun 2011/2012.

0 2 5

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN CERITA DENGAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH PADA SISWA KELAS V SD NEGERI WINONGKIDUL TAHUN AJARAN 2013/2014.

2 12 218