155
pegawai yang dianggap telah mencukupi dan para pegawainya juga akan terus diberi pelatihan-pelatihan dan penambahan personil-personil yang
berkompeten dibidang-bidangnya, terarahnya wewenang yang dimiliki di Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat, informasi yang dihasilkan pun selalu
up to date atau terbaru serta informasinya pun sangat transparan sehingga masyarakat pun dapat dengan mudah mengakses informasi yang dibutuhkan
dan juga fasilitas atau sarana dan prasarana pendukung yang digunakan selama proses penerapan sistem KKP dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat telah ada dan dalam kondisi yang baik.
2. Komunikasi
Sebelum sebuah kebijakan diimplementasikan, pelaksana kebijakan harus menyadari bahwa suatu keputusan yang akan dibuat, dan perintah yang
akan dikeluarkan, sehingga para pelaksana tersebut dapat bekerja dengan memiliki wewenangnya masing-masing. Pada suatu implementasi, peran
komunikasi sangat penting dalam mensinergikan setiap aktivitas yang ada, karena komunikasi merupakan suatu proses penyampaian informasi yang
akurat, jelas, konsisten, menyeluruh dan juga berkaitan dengan koordinasi antara instansi-instansi yang terkait. Untuk membuat suatu implementasi
menjadi efektif, maka para pelaksana yang bertanggung jawab atas pengimplementasian program tersebut harus mengetahui apa yang seharusnya
mereka kerjakan. Komunikasi dalam penerapan sistem Komputerisasi Kantor Pertanahan KKP ini meliputi tiga variabel yaitu, transmisi, kejelasan dan
konsistensi.
Universitas Sumatera Utara
156
a. Komunikasi Berdasarkan Variabel Transmisi
Komunikasi dalam penerapan sistem KKP bila dilihat berdasarkan variabel transmisi bahwa proses penyaluran komunikasi yang terjalin sudah
cukup baik dan berjalan dengan lancar, karena didalam organisasi tersebut para pelaksana saling memberikan informasi, masukkan dan juga sering
terlibat dalam pembahasan permasalahan yang menyangkut pertanahan dan sistem KKP dalam memberikan pelayanan kepada masyakarat. Dengan
diterapkannya sistem KKP ini pun semakin mudah proses komunikasi yang terjalin antara Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat dengan Badan
Pertanahan Nasional Pusat, karena proses penyaluran komunikasinya sudah dengan elektronik, yang memungkinkan untuk lebih meminimalisir terjadinya
suatu kesalahan atau miskomunikasi didalam proses komunikasinya.
Hal ini pun didukung dari hasil wawancara yang didapatkan oleh peneliti pada saat dilapangan, yang mana bahwa pihak yang terlibat dalam
proses implementasi tersebut dalam memberikan pelayanannya kepada masyarakat sudah dapat menunjukkan komunikasi yang efektif dan
koordinasi yang lancar. Yang mana koordinasi yang berasal dari Badan Pertanahan Nasional Pusat kepada Kepala Kantor Pertanahannya telah
berjalan lancar dan kemudian dilanjutkan ke semua pegawainya. Hal ini pun membuktikan bahwa dari tingkatan-tingkatan komunikasi tersebut,
penyaluran komunikasinya untuk memberikan informasi yang up to date
berjalan dengan baik dan terarah keterangan ada pada halaman 111..
Universitas Sumatera Utara
157
b. Komunikasi Berdasarkan Variabel Kejelasan
Komunikasi dalam penerapan sistem KKP bila dilihat berdasarkan variabel kejelasan. Kejelasan komunikasi yang terjalin didalam penerapan
sistem KKP ini, dirasa sudah cukup baik, karena tindakan-tindakan yang dilakukan oleh para pelaksana sistem KKP ini sesuai dengan prosedur yang
ada, seperti adanya pernyataan yang jelas mengenai persyaratan dan tujuan pelayanan, serta melaksanakan mekanisme pelaporan secara terinci. Hal ini
pun terlihat dari para pegawai yang mengerti tugas dan fungsinya masing- masing serta dapat bekerjasama dengan baik dengan pegawai lainnya. Hal ini
berarti terdapat kejelasan, pihak mana yang harus bertanggungjawab, serta bagaimana koordinasinya dan kerjasama untuk memberikan pelayanan-
pelayanan yang terbaik dibidang pertanahan. Dengan jelasnya apa yang menjadi tugas-tugas dan fungsi para
pegawai kantor dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat membuktikan bahwa proses atau tahapan-tahapan komunikasinya menjadi
jelas dan juiga cepat, seperti keterangan yang peneliti dapatkan dilapangan bahwa dengan jelasnya arah komunikasi yang terjadi membuat pegawai
Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat jarang sekali mengalami kesalahan
diskomunikasi keterangan ada pada halaman 111.
Data lain yang mendukung dari kejelasan dari sistem KKP ini ialah berdasarkan data kuesioner yang di isi oleh 10 sepuluh orang pegawai
Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat, berdasarkan data kuesioner tersebut yang berada pada poin 6 enam huruf B, bahwa 8 dari 10 responden
Universitas Sumatera Utara
158
mengatakan bahwa dengan direrapkannya sistem KKP ini membuat mereka para pegawai jadi lebih dapat memberikan informasi yang jelas, cepat, dan
juga singkat keterangan ada pada halaman 134.
Adanya kejelasan dan kepastian dalam pelayanan di Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat sesuai dengan Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 81 Tahun 1993 tentang Pedoman Tatalaksana Pelayanan Umum yang perlu dipedomani oleh setiap birokrasi
publik dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat berdasarkan pada salah satu prinsip pelayanannya, yaitu harus adanya kejelasan dan kepastian,
terutama kejelasan komunikasi antara pegawai dengan masyarakat, baik itu kejelasan dalam hal prosedur dan tata cara pelayanan, persyaratan pelayanan
baik teknis maupun administratif, unit kerja pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan, rincian biaya atau tarif
pelayanan dan tata cara pembayaran, serta jangka waktu penyelesaian pelayanannya.
c. Komunikasi Berdasarkan Variabel Konsistensi
Selanjutnya, komunikasi dalam penerapan sistem KKP bila dilihat berdasarkan variabel konsistensi. Konsistensi berkaitan dengan ketetapan
perintah yang diberikan. Dan bila dilihat dari penerapan sistem KKP ini, mengenai ketetapan pemberian perintahnya dirasa sudah baik dan jelas, karena
berdasarkan data wawancara yang didapatkan dilapangan bersama Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat dan Admin KKP mengenai ketetapan
perintah yang diberikan dalam pelaksanaan sistem tersebut sudah konsisten
Universitas Sumatera Utara
159
dan jelas untuk diterapkan, hal ini karena pemberian perintah yang dilakukan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat kepada pegawai
kantornya, telah dilaksanakan sesuai dengan pedoman yang ada, sehingga hal ini memungkinkan untuk dapat meminimalisir timbulnya kebingungan bagi
pegawainya apabila perintah yang diberikan berubah-ubah atau tidak sesuai
dengan pedoman yang ada keterangan ada pada halaman 112. 3.
Sikap dan Komitmen dari Pelaksana Program Disposition:
Berhubungan dengan kesediaan dari para implementor untuk menyelesaikan implementasi tersebut. Kecakapan saja tidak cukup tanpa
kesediaan dan komitmen untuk melaksanakan dan menjalankan sistem tersebut, karena kunci dari keberhasilan program atau implementasi ini adalah
sikap pekerja terhadap penerimaan dan dukungan atas kebijakan atau dukungan yang telah ditetapkan. Di Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat,
sikap dan komitmen dari para pegawainya dapat dikatakan baik, seperti sikap keramahan pegawai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat,
tanggung jawab mereka kepada masyarakat, serta kesigapan para pegawai dalam memperbaiki bilamana terjadi suatu kesalahan.
Berdasarkan data hasil penelitian di lapangan pun menyebutkan bahwa sikap pelayanan yang diberikan oleh para pegawai sudah cukup baik.
Dari wawancara yang dilakukan peneliti bersama Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat dan Admin KKP didapatkan bahwa para pegawai
diperintahkan sebisa dan sesegera mungkin untuk menganggapi segala keluhan-keluhan dari masyarakat dan juga memperbaiki bila terjadi kesalahan
Universitas Sumatera Utara
160
dalam pelayanannya. Hal ini pun sesuai dengan apa yang diutarakan oleh para masyarakat yang merasa bahwa rasa pertanggungjawaban para pegawai
cukup baik bila terjadi kesalahan, tidak berbelit-belit, dalam artian para pegawai langsung sigap dan sesegera mungkin untuk langsung memperbaiki
kesalahan yang terjadi. Tidak heran melihat sikap pelayanan yang berikan oleh para pegawai Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat tersebut sudah
membuat masyarakat merasa puas atas kinerja mereka dalam memberikan pelayanan, yang berarti dengan adanya sistem ini pun membuat terjadinya
peningkatan pelayanan kepada masyarakat, karena dengan adanya sistem ini pun membuat para pegawai menjadi lebih mudah untuk memperbaiki
kesalahan-kesalahan yang terjadi, dan juga membuat para pegawai menjadi
lebih kompeten dalam melaksanakan tugas dan fungsinya keterangan ada pada halaman 113.
4. Struktur birokrasi