1 BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam faktanya, perkembangan teknologi pada dewasa ini telah mengalami perkembangan perkembangan yang sangat pesat, hal ini disebabkan karena
semakin pentingnya informasi dan pengelolahan data didalam kehidupan manusia. Begitu pula dengan organisasi-organisasi publik maupun swasta yang semakin
banyak yang mampu memanfaatkan teknologi informasi dalam rangka menunjang efektivitias, produktivitas, dan efisiensi mereka. Perkembangan teknologi
informasi dalam hal ini ialah dengan menggunakan komputer atau menerapkan sistem komputerisasi, yang tujuannya agar dapat menunjang pengambilan
keputusan didalam organisasi-organisasi modern dan juga untuk memungkinkan pekerjaan-pekerjaannya dapat diselesaikan secara cepat, tepat, akurat, dan efisien
Perkembangan teknologi informasi yang kian pesat ini menciptakan suatu revolusi baru, yaitu peralihan dari sistem kerja yang konversional ke era digital.
Pada instansi pemerintah sendiri, perubahan ini ditandai dengan ditinggalkannya sistem pemerintahan tradisinal yang identik dengan sistem analog dan paper-
based administration menuju perubahan ke electronic government atau e- goverment. electronic government atau e-goverment adalah penggunaan teknologi
informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara pemerintah dengan pihak- pihak lain Juaniedi, 2005. Pengembangan e-government ini pun telah
diamanatkan oleh pemerintah melalui Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government dan juga
Universitas Sumatera Utara
2
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2001 tentang Pengembangan dan Pendayagunaan telematika di Indonesia. Pengembangan E-
Government ini merupakan suatu upaya mengembangkan penyelenggaraan pemerintah yang berbasis menggunakan elektronik dalam meningkatkan kualitas
layanan publik secara efektif dan efisien. Pada intinya ialah bahwa penerapan teknlogi informasi pada sektor publik dalam rangka peningkatan kualitas
pelayanan kepada masyarakat adalah suatu hal yang mutlak untuk diterapkan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Bresford dalam Turnip, 2002 bahwa
dalam globalisasi yang sudah bergulir, menuntut penggunaan teknologi informasi tak terkecuali pada birokrasi publik.
Pelayanan publik menurut Thaha dalam Falikhatun, 2003 merupakan suatu kegiatan yang harus mendahulukan kepentingan umum, mempermudah
urusan publik, mempersingkat waktu pelayanan, dan memberikan kepuasan pada publik. Pemenuhan hak masyarakat yang merupakan tujuan dari fungsi pelayanan
publik ialah harus terus ditngkatkan, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Sisi kualitas dapat dilakukan dengan mengurangi kesalahan pelayanan, mempercepat
pelayanan, dan kemudahan pelayanan, sedangkan dari sisi kuantitas ialah dilakukan dengan memperbanyak jumlah masyarakat yang dapat dilayani dan
menambah waktu pelayanan. Salah satu bentuk penerapan teknologi informasi dalam e-government ini di
antaranya adalah penerapan sistem Komputerisasi Kantor Pertanahan KKP dalam pengelolaan pelayanan pertanahan seperti yang telah di terapkan pada
Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat. Yang mana sistem KKP ini di mulai pada tahun 1997, yang mana Badan Pertanahan Nasional BPN membangun suatu
Universitas Sumatera Utara
3
sistem yang bernama Sistem Informasi Manajemen Pertanahan Nasional SIMTANAS. Dalam pelaksanaan dan penerapan SIMTANAS tersebut,
dilakukan melalui kegiatan Land Office Computerization LOC atau Komputerisasi Kantor Pertanahan KKP di Kantor Pertanahan dan Kantor
Wilayah BPN, dimana kegiatan ini juga merupakan hasil kerjasama antara pemerintah Republik Indonesia dengan Pemerintah Kerajaan Spanyol dibidang
teknologi informatika. Pada prinsipnya ialah KKP ini merupakan pelayanan data dan informasi
pertanahan yang berbasis teknologi atau menggunakan komputer dalam pelayanannya, data yang tersimpan di Kantor Pertanahan ialah data yang
diperoleh dan diolah melalui proses yang rumit dan panjang mengikuti aturan yang tertunang pada Peraturan Kepala BPN Nomor 1 Tahun 2005 tentang Standar
Prosedur Operasional Pelayanan Pertanahan SPOPP. Badan Pertanahan Nasional BPN Kabupaten Langkat atau Kantor Petanahan Kabupaten Langkat
yang baru terbentuk pada tahun 1995, yang pada awal pelayanannya kepada masyarakat dilaksanakan secara manual, baik itu pelayanan informasi maupun
pelayanan pendaftaran tanah, serta pengukuran sampai pada produk hasil akhir. Informasi yang digunakan pun masih berbentuk surat dan tatap muka, pengukuran
bidang tanah masih menggunakan tangan sebagai ukuran, hasil hitungan masih menggunakan kalkulator dan taken scale, gambar peta pun masih menggunakan
rapido dan sablon, serta sertifikat hak atas tanah juga masih ditulis tangan dan diketik menggunakan mesin tik, sehingga hal ini membuat proses pelayanan
pertanahan kepada masyarakat memakan waktu yang cukup lama. Baru pada tahun 2010 setelah 13 tahun sejak dimulainya sistem Komputerisasi Kantor
Universitas Sumatera Utara
4
Pertanahan KKP ini, atau Kantor Petanahan Kabupaten Langkat mulai menerapkan sistem Komputerisasi Kantor Pertanahan KKP yang tujuannya ialah
untuk meningkatkan kualitasnya dalam memberikan pelayanan kepada publik. Dalam penerapan sistem Komputerisasi Kantor Pertanahan KKP, telah
dikeluarkan ju jenis-jeanis layanan baru yang akan diberikan secara online dengan memenuhi ketentuan-ketentuan yang telah disebutkan dalam UU ITE UU No 18
Tahun 2008. Beberapa layanan informasi yang telah disiapkan dalam BPN web http:www.bpn.go.id yaitu seperti peta online, dan informasi status berkas
permohonan. Layanan-layanan lainnya adalah layanan PPAT Pejabat Pembuat Akta Tanah untuk pengecekan sertipikat dan untuk pendaftaran pelayanan secara
online dan juga layanan online untuk masyarakat yaitu dengan menyiapkan layanan e-form sebagai sarana pengisian form pendaftaran pertanahan secara
online. Pada faktanya juga, berdasarkan penjelasan singkat yang peneliti dapatkan
waktu pra-penelitian oleh salah satu pegawai Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat yang bernama Ibu Dahliana Ibu Ana, bahwa pada awal penerapan sistem
Komputerisasi Kantor Pertanahan KKP di Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat ini, masih banyaknya terjadi kesalahan-kesalahan dan hambatan-
hambatan dalam pelaksanaannya, yang hal ini dapat dibilang bahwa masih belum efektifnya kemajuan yang diberikan Kantor Pertanahan ini dalam meningkatkan
kualitas pelayanannya kepada masyarakat bahkan setelah adanya sistem KKP, yang hal ini disebabkan karena masih kurangnya sarana dan prasarana yang
mendukung sistem Komputerisasi Kantor Pertanahan KKP, dan masih
Universitas Sumatera Utara
5
banyaknya juga hambatan-hambatan terkait penerapan dan pelaksanaan sistem KKP tersebut.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas, mengenai latar belakang sistem pemerintahan yang sudah harus menuju e-government sampai kepada latar
belakang Komputerisasi Kantor Pertanahan KKP, maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai sejauh mana keberhasilan pencapaian sistem komputerisasi
kantor pertanahan tersebut dan sejauh mana sistem komputerisasi ini mendukung kinerja para aparaturnya dalam meningkatkan kualitas pelayanannya. Oleh
karenanya, sehubungan dengan hal-hal yang telah dipaparkan di atas, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan Judul : “Implementasi Sistem Komputerisasi Kantor Pertanahan KKP Dalam Meningkatkan
Kualitas Pelayanan Di Kantor Pertanahan Kabupaten Langkat”.
B. Rumusan Masalah