commit to user
BAB IV - 103
4.6.3. Sistem sanitasi
Sistem ini merupakan sistem pembuangan air yang peletakannya dijauhkan dari sumber atau jaringan air bersih. Air pembuangan ini dibedakan dalam 3 jenis:
- Air kotor dari WC dan kamar mandi.
- Air bekas wudhu`
- Air kotor dari daerah servis dapurpantry.
- Air hujan.
Air kotor yang bersifat padat yang berasal dari WC dan toilet dibuang langsung ke septic tank dan menuju sumur peresapan. Air kotor yang bersifat cair
yang berasal dari kamar mandi dan daerah servis dibuang langsung menuju riol kota. Khusus untuk yang berasal dari dapurpantry terlebih dahulu ditampung pada
bak penampung lemak. Air hujan yang melalui atap disalurkan lewat talang maupun langsung tempias
ke tanah. Air hujan yang melalui talang dibuang melalui saluran-saluran pembagi dan bak kontrol sebelum kemudian dibuang ke riol kota.
Sedangkan yang dari atap langsung ke tanah harus dipertimbangkan dengan pengolahan daerah tanah yang terkena jatuhan air hujan agar terhindar dari
austerkikis.
Pendekatan Khusus Sistem Sanitasi dan Bersuci Wudhu`
Islam memberikan perhatian yang sangat besar pada sarana bersuci seperti kakus, tempat wudhu, dan lain sebagainya. Karena bersuci merupakan cabang dari
keimanan dan merupakan pembuka ibadah shalat, membaca Al-Qur`an dan sunnah dalam melakukan berbagai macam kegiatan yang diniatkan sebagai ibadah. Bersuci
T. Wudhu`
Bak Penangkap Lemak
Lavatory Bak Kontrol
Septic Tank Kotoran Padat
Riool Kota
Sumur Peresapan Kotoran Cair
Air Hujan Dapur
Bagan.4.3. Sistem Sanitasi
commit to user
BAB IV - 104
terdiri dari bersuci jasmani dan bersuci rohani. Dengan demikian Islam memandang sangat penting kesucian seorang baik dari jasmani maupun rohani.
Bersuci meliputi segala aktifitas membersihkan diri dari hadats kecil maupun hadats besar yang dapat dilakukan dengan mandi, berwudhu, intinja, dan lain-lain.
Kebersihan sarana bersuci dan adab bersuci juga merupakan sesuatu yang penting yang harus dimiliki oleh setiap Muslim.
Apabila kita kembali melihat ke Konsep-konsep Islam dalam Arsitektur, bab Tinjauan Arsitektur Islami pada poin yang membahas etika buang air didapati:
Hadits
yang menegaskan
untuk tidak menghadap atau mem- belakangi kiblat ketika mendatangi
kakus.
Hadits yang melarang kecing berdiri dan harus di ruangan tertutup atau tidak terlihat
oleh orang lain. Dengan demikian tidak menganjurkan adanya urinoir.
Hadits
yang menekankan adanya jarak atau
pemisahan antara tempat wudhu dan toilet atau KMWC untuk
menghindari was-was atau dapat diatasi dengan memberikan kolam
air kecil sedalam mata kaki sebagai
pemisah sehingga
diharapkan dapat menghilangkan najis yang terbawa dari toilet.
Utara
Selatan
Keterangan: Posisi gambar ada di
Surakarta Indonesia
Kiblat Barat
Tempat Wudhu` Kolam Air
KMWC
commit to user
BAB IV - 105
4.6.4. Sistem Instalasi Listrik